Pagi ini kondisi di kediamanku sangatlah ramai, karena hari ini Kak Jaehyun akan menikah. Acara lamaran sudah dilakukan saat minggu kemarin, memang sudah menjadi tradisi orang Sunda, jika sudah melakukan lamaran, maka pernikahan pun akan dilakukan dengan segera. Mama Jess sudah rapi dengan kebaya putihnya, Om Sehun dengan tuxedonya.
Dan yang paling kutunggu adalah kehadiran Ayah, akhirnya beliau menyempatkan untuk menghadiri pernikahan Kak Jaehyun-meskipun beliau tengah sibuk dengan pekerjaannya sebagai supervisor di sebuah perusahaan property yang masih berkembang.
Sayangnya, Anna-adikku satu-satunya tidak bisa datang kesini karena ia tengah menjalani study tour ke Busan dari sekolahnya.
Ia tidak bisa membatalkannya karena hal itu sudah menjadi salah satu syarat kelulusan di sekolahnya. Kemarin, kak Jaehyun pun merasa sedih karena adik bungsunya tidak bisa menyaksikan acara pernikahannya.
Ayah sudah rapi dengan tuxedonya, beliau sangatlah tampan, memiliki sorot mata yang menarik, rahangnya tegas.
Pernah terjadi saat jalan-jalan denganku, ada dua orang wanita yang mengira bahwa Ayah itu adalah kakakku, saking awet mudanya beliau-hingga mendapat penilaian seperti itu dari orang asing.
Ayah duduk bersandar pada kursi yang terletak di sudut kamar kak Jaehyun. Ia menatap Kak Jaehyun yang sudah tampan dengan tatanan rambut yang rapi. Tuxedo hitam Kak Jaehyun melekat begitu sempurna pada tubuh atletisnya.
"Jaehyun, anak sulung ayah." Ayah berkata dengan suara beratnya, ia terlihat tengah menahan rasa haru yang tengah membuncah.Kak Jaehyun berlutut di hadapan Ayah, ada isakkan yang perlahan kudengar. Ayah pun memegangi kedua bahu Kak Jaehyun. "Jadilah suami yang baik untuk istri kamu kelak, jangan seperti Ayah yang gagal membina rumah tangga bersama mama kamu."
Aku tidak kuat menahan tangis saat mendengar perkataan Ayah barusan. Terdengar begitu lemah, dan tersirat nada putus asa di setiap penggalan katanya.
"Ayah-do'a in Jae, semoga Jae bisa memegang amanat Ayah." Bahu Kak Jaehyun terlihat sedikit bergetar.
Ayah menyeka air matanya dengan tangannya, kemudian ia tersenyum kepadaku. "Aranya Ayah, kapan nikah?" Ia menutup perkatannya dengan gelak tawa sampai mata sipitnya semakin kentara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MTMH | DOYOUNG
FanfictionSUDAH DITERBITKAN "Berhenti menggombal ya, calon istri." Doyoung, guru fisika yang sedang menghindari perempuan, alasannya takut diterkam. Padahal, ia sangat galak. Lantas, apa yang perlu ditakutkan? (banyak roman, sedikit komedi) Jaemicchan 2019 ©...