Mengerjapkan mata beberapa kali untuk memastikan keadaan di sekitar. Karena aku terlanjur terkejut oleh keberadaan Mama Papanya Kak Haru yang tengah berada di rumah makanku sembari memakai pakaian yang sangat formal.
Kak Haru tersenyum kepadaku tapi aku tidak merasakan debaran jantung yang cepat seperti saat berpacaran dulu. Aku merasa bersyukur karena akhirnya aku bisa melupakan mantan terindah seperti Kak Haru. Ada sebagian pendapat yang menyebutkan bahwa tidak ada yang namanya mantan terindah. Kalau indah kenapa harus berakhir dan saling melupakan? Namun aku tidak berpikir seperti itu, karena kami putus secara baik-baik. Kami mempunyai alasan masing-masing untuk mengakhiri hubungan.
Dan sekarang meskipun jarang berinteraksi sekalipun, aku dan Kak Haru masih mempunyai hubungan pertemanan yang cukup baik.
Aku memang bukan tipikal orang yang menjadi musuh saat menjadi mantan. Tapi memang ada beberapa mantanku yang menjauh seolah tak kenal saat bertemu di suatu tempat. Contohnya adalah Kak Kyungsoo dan Kak Suga. Mereka berdua adalah kakak tingkatnya Kak Jaehyun dan sekarang sudah mendapatkan pekerjaan.
Aku bisa membayangkan jika Kak Kyungsoo, Kak Suga, dan Kak Doyoung disatukan. Mungkin mereka bertiga akan berdiam-diaman dalam beberapa saat menatap mata pun akan seperlunya. Dan mereka bertiga akan asik dengan dunianya sendiri. Yaitu ketenangan. Namun jika sudah marah atau ada hal yang tidak disetujui oleh mereka bertiga akan adu hantam perkataan yang mengandung kepedasan.
"Ara, kenapa diem disini, ga masuk?"
Aku mendongak untuk menatap pemilik suara tersebut. Rupanya saat ini kak Haru sudah berdiri menjulang tinggi di hadapanku. Ia mengulas senyuman.
Aku pun membalasnya dengan senyuman tipis. Entahlah, saat ini perasaanku sangat campur aduk. Rasanya pusing dan khawatir disaat bersamaan.
"Emm iya kak bentar kok, kakak duluan aja nanti ara nyusul."
Kak Haru menjulurkan telapak tangannya lalu berdiam lama di atas keningku. "Kamu sakit Ra? Sekarang ke dokter sama kakak yuk? Kakak bilang dulu ke Mama kamu."
Aku terperanjat lalu menjauhkan tubuhku dari Kak Haru. Karena jaraknya sangat dekat. Apalagi saat ia memegangi keningku. "Ngga kak, Ara ga sakit kok ini cuma kecapean aja kayanya. Istirahat bentar juga bakalan sehat lagi."
Memang benar jika merasakan pusing atau panas pada tubuh. Aku selalu mengistirahatkan tubuh tanpa meminum obat karena nanti juga saat bangun akan seperti sehat lagi. Aku ini bukan tipikal orang yang memanjakan penyakit.
"Oke Ra, masuk yuk ada mama papanya kakak loh di rumah makan kamu." Kak Haru tersenyum lagi sembari memandangi kedua orang tuanya yang kini tengah bercengkrama dengan Mamaku.
Perasaanku tidak enak. Sungguh, aku merasa paranoid tapi lebih baik aku langsung bertanya kepada Kak Haru.
"Kak, kita ga bakal dijodohin kan??"
Kak Haru menatapku dengan kedua alis yang bertautan satu sama lain. Suasana yang hening pun terjadi untuk beberapa saat. Setelah itu Kak Haru terkekeh geli.
"Kamu ini kebanyakan nonton film Romansa Ra. Nggaklah, Mama Papa Kakak kebetulan abis liat-liat daerah sini buat buka cabang baru perusahaan mereka. Terus kakak nyaranin buat nanya mama kamu aja."
Aku menghela napas lega. Rupanya ekspetasiku salah sasaran.
Kak Haru meneliti gesturku barusan. Setelah itu ia tertawa kecil. "Ya ampun Ra, kalau seandainya bener dijodohin berarti kamu bakalan nolak ya?"
"Eemm gimana ya kak, abisnya eng-"
"Kamu udah punya yang baru." Kak Haru memotong perkataanku lalu setelahnya ia tertawa lagi. Ia memegangi kedua bahuku dari belakang layaknya seorang kakak yang menjaga adiknya. "Udah Ra, jangan dianggap serius sekarang kita masuk dulu ke rumah makan kamu, kayanya kamu kecapean banget. Abis ngapain?"

KAMU SEDANG MEMBACA
MTMH | DOYOUNG
FanfictionSUDAH DITERBITKAN "Berhenti menggombal ya, calon istri." Doyoung, guru fisika yang sedang menghindari perempuan, alasannya takut diterkam. Padahal, ia sangat galak. Lantas, apa yang perlu ditakutkan? (banyak roman, sedikit komedi) Jaemicchan 2019 ©...