"Maaf Ara, saya gak bisa pacaran sama kamu, karena saya tidak menyukai wanita."Sudah dua jam berlalu, namun perkataan Pak Doyoung yang tadi itu bagaikan sebuah cuplikan tayangan film yang sangat apik terlintas di dalam pikiranku.
Masa Pak Doyoung seorang gay sih?
Pertanyaan itu muncul lagi, padahal Aku sudah mencoba memikirkan hal yang lain seperti memikirkan rumus identitas, phytagoras, limit, bahkan aku telah mencoba untuk mengabsen nama ilmiah beberapa tumbuhan yang berada di sekitarku.
Namun semua itu tak berguna!
Semua cara itu tak kunjung berhasil. Meskipun Aku memaksa otak ini untuk memikirkan hal lain, tapi hati kecilku tetaplah terpusat pada perkataan Pak Doyoung.
Astaga!
Semakin dipikirkan rasanya kepalaku semakin meledak saja. Tak heran lagi aku sampai seperti itu, karena Aku; Jung Ara sudah bucin kepada Kim Doyoung sampai ubun-ubun.
Pak Doyoung itu pria asli asal Korea Selatan, namun besar di Indonesia, pria itu menjadi guru fisika di sekolahku pada saat aku menginjak kelas dua belas.
Dan saat pertama kali aku melihat Pak Doyoung. Aku percaya akan istilah cinta pada pandangan pertama. Menurutku Pak Doyoung itu pria yang sangat manis; ketampanannya itu unik dan tidak membosankan, hidung mancung, bibir mungil, dan yang paling penting adalah bentuk matanya yang sangat indah.
Ah tidak, bukan menurutku saja. Banyak siswi-siswi dan para guru perempuan muda yang menyukai Pak Doyoung secara diam-diam. Kenapa seperti itu?
Karena sudah jelas, Pak Doyoung adalah pribadi yang dingin, sulit untuk didekati, bahkan pria itu cenderung menjaga jarak dengan para wanita. Hal itu yang paling memikatku. Karena aku ini sangat menyukai pria jutek dan dingin. Entah mengapa aku sangat menyukai tipe pria seperti itu. Pria dingin itu misterius dan menarik.
Namun, setelah Pak Doyoung membuat pengakuan macam tadi, rasanya aku sangat kecewa. Padahal aku sudah yakin Pak Doyoung itu punya perasaan terhadapku, ya meskipun hanya sedikit.
Bukannya Aku kegeeran, tapi itu semua fakta. Karena Aku sering sekali menangkap basah Pak Doyoung yang sedang mencuri-curi pandang kepadaku saat berada di dalam kelas. Tatapan Pak Doyoung kepadaku itu sangat sulit didefinisikan; antara tatapan sakit hati, kecewa, dan sebuah tatapan emmm rindu mungkin.
Sebenarnya Aku tidak menyadari arti dari tatapan itu, tapi aku sudah berkonsultasi kepada kakakku - jung jaehyun, si playboy kelas kakap. Aku merasa yakin dengan jawaban kakak pada saat ia bercerita, namun tentunya Aku tidak menyebutkan sedang naksir seorang guru, bisa-bisa Aku bakalan diledek terus oleh kak jae.
Jawaban kak Jaehyun waktu itu adalah; 'gini dek, menurut analisa gue sebagai cowok sejati ya, bukan seorang playboy. Cowok itu kayanya suka sama lo, tapi dia nunggu waktu yang tepat buat nyatain perasaanya.'
'Ah masa sih bang, tapi ya gue itu agak kurang pede, soalnya dia itu ganteng banget, banyak yang suka lagi. Masa suka sama cewek burik kaya gue.' balasku.
Kak Jaehyun mendengus, 'Lo itu cantik woi! Gak ada sejarahnya gue punya adik burik."
'Halah lo ngomong kaya gitu pasti abis ini lo mau nyuruh gue buat beli bubble tea macha di komplek sebelah kan?!'
Kak Jaehyun tersenyum lebar lalu mengusak rambut panjangku. ' Tau aja nih muntahan anoa.'
Oke itu memang cukup menyebalkan, namun poin pentingnya adalah, Aku udah bucin kepada Pak Doyoung dan selalu menanti. Namun, kini aku dikejutkan oleh pengakuan Pak Doyoung yang menyatakan dirinya tidak suka kepada wanita. Secara tidak langsung, Pak Doyoung menyebut dirinya seorang gay!
KAMU SEDANG MEMBACA
MTMH | DOYOUNG
FanficSUDAH DITERBITKAN "Berhenti menggombal ya, calon istri." Doyoung, guru fisika yang sedang menghindari perempuan, alasannya takut diterkam. Padahal, ia sangat galak. Lantas, apa yang perlu ditakutkan? (banyak roman, sedikit komedi) Jaemicchan 2019 ©...