Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie dinyatakan telah tutup usia. Pukul 18.03 WIB.Tes...
Air mataku lolos begitu saja tanpa permisi sedikitpun. Aku masih tidak menyangka, tokoh idolaku dari jaman aku suka jajan telur gulung yang harganya lima ratus rupiahan itu ternyata telah tutup usia.
Ya ampun, mengapa aku sangat tidak menyangka dengan semua ini. Oke, kalian boleh saja menilai aku lebay, ataupun alay.
Namun, ini memang menyesakkan. Karena beliau itu adalah tipe idealku dari jaman SD. Memang agak cringe, namun aku ini pas masa SD juga sudah mengerti apa itu arti cinta sejati, dan kesetiaan. Ya bisa dibilang aku ini dewasa sebelum waktunya. Salahkan saja Kak Jaehyun, waktu dulu dia sering membawaku yang notabenenya masih SD untuk menemani dia kencan ke pasar minggu bersama pacarnya. Waktu itu Kak Jaehyun masih kelas 2 SMP, dan aku kelas 4 SD. Bar-bar banget kan ? Ya beginilah kak Jae dan diriku, sudah terlatih dari masa kecil.
Jika kalian penasaran, mengapa Kak Jaehyun selalu membawaku jika dia tengah berkencan jawabannya adalah karena tidak ada yang mengasuhku, karena mama dan papa sudah bercerai, papa memutuskan untuk kembali ke Korea dan Mama sibuk mengurus bisnis rumah makan Jung.
Kak Jaehyun memang baik, bahkan aku masih ingat saat masih paud, aku pernah cepirit di atas pangkuannya. Waktu itu dia gak marah sama sekali, tapi sesudahnya dia gak berhenti membullyku jika sedang kumpul keluarga. Astaga, jelek di akhir.
"Dung stak dung!"
"Dung stak!"
"Nang ning!"
"Ning nang eu!"
Nah kan, kepribadian empat dimensinya kembali terekspos setelah sekian lama terpendam. Semua itu adalah suara yang dibuat oleh Kak Jaehyun. Lihat bahkan dia tengah memakai boxer spongebob dan kaus putihnya, semakin menambah kesan lawaknya saja.
Tak lupa jurus andalannya; menggerak-gerakkan kepala ke kanan dan ke kiri dengan perlahan. Kemudian kaki jenjangnya melangkah dengan tempo cepat, untuk menghadiahi jidatku dengan sebuah pukulan ringan.
"Diem diem bae."
"Ngopi ngapa ngopi."
Aku tak menghiraukan ucapannya yang terkesan menyebalkan. Kini aku hanya menggulung tubuh ini dengan selimut warna biru bergambar olaf.
"Tuing!"
"Tuing tuing... nihh pesawatnya dateng nih ke lapangan yang luasnya naudzubillah!"
Tangan kak Jaehyun membentuk sebuah pesawat, lalu ia mendaratkannya tepat pada jidatku yang seksi ini. Iya jenong lah.
Aku ini wanita berjidat lebar, dan berkilau. Meskipun jidat ini sering dipletak sama beberapa orang, tapi hal itu rupanya telah membawa keberuntungan. Berkat jidat yang aduhai ini, sudah ada dua puluh pria yang terpincut olehku. Otw dua puluh satu, kalau Pak Doyoung tertarik kepadaku.
Aigoo hajimaa! Ara jadi keceplosan kan.
Iya, aku punya mantan dua puluh, masih mending dari pada Kak Jaehyun yang mantannya sangat banyak itu.
Aku bisa perkirakan jumlah mantannya Kak Jaehyun diatas lima puluh, kala tidak salah itu juga.
Astaga, kenapa jadi membahas mantan?
Padahal tadi itu aku lagi sedih karena kepergian tokoh idolaku.
Ah sudahlah, lebih baik aku mendoakan beliau saja. Menangis pun percuma. Seharusnya Aku senang, karena beliau akan dipertemukan kembali dengan cinta sejatinya. Aku tidak boleh sedih.
![](https://img.wattpad.com/cover/196663259-288-k138037.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MTMH | DOYOUNG
Fiksi PenggemarSUDAH DITERBITKAN "Berhenti menggombal ya, calon istri." Doyoung, guru fisika yang sedang menghindari perempuan, alasannya takut diterkam. Padahal, ia sangat galak. Lantas, apa yang perlu ditakutkan? (banyak roman, sedikit komedi) Jaemicchan 2019 ©...