Elsi mengangguk mantap setelah mendengar penjelasan dari Miss Sani—wali kelas pengganti. Gadis itu tersenyum tipis lalu membungkuk sekilas sebelum berlalu keluar kelas.
"misi dong om." Elsi menendang punggung dua pemuda yang sengaja atau tidak duduk di tangga. Memblokade jalan beberapa siswa yang sibuk hilir mudik dihari ketiga sekolah efektif.
Raden memutar kepala namun enggan menyingkirkan badan, begitupula dengan Haris dan Bima yang masih setia disisi kiri dan kanannya, "lompat dong. Jangan manja." entengnya.
Elsi menarik kerah belakang Raden seperti ibu kucing yang memindahkan anaknya, membuat Raden mau tak mau menyingkir merapatkan diri ke dinding.
"masuk gak! miss Sani didalem." ujar Elsi saat sudah berdiri ditengah.
Bima mendongak lalu menyeru, "bentar Si, liat kakak cheers bening-bening. adem." ujarnya masih menatap lurus kedepan lapangan.
"noh, didepan musola juga banyak kakak kelas bikin adem noh, bikin pahala lagi." tunjuk Elsi kearah depan musola tempat beberapa kakak kelas rohisnya sedang berlatih sholawatan.
"astagfirullah Bim..." Haris mengelus dada Bima sambil menggeleng geleng dramatis.
Elsi menggerling. Memilih untuk mempercepat urusannya sebelum bel berbunyi. "gue balik sini, ngga ada lagi yang nongkrong disini!" lalu berlalu pergi menuju ruang tata usaha.
Raden melongokan kepala. Memperhatikan Elsi hingga menghilang di ujung lorong.
"Elsi makin hari makin mirip mamahnya Raden anjirrr," celetuk Bima yang lagi-lagi menyamai Elsi dengan sifat galaknya mamah Raden.
Raden merapat. Berjongkok didepan Bima lalu menarik lengannya. Bima yang mengira Raden akan memukulinya karna membicarakan mamanya dibuat terkejut dan segera menarik lengannya lalu memundurkan diri.
Namun, hal tak terduga malah meluncur dari bibir pemuda keturunan kraton itu,
"Bim, daftar rohis yuk."
***
Elsi mengetuk pintu kayu itu sebelum akhirnya terdengar suara mempersilahkan. Gadis itu tersenyum tipis lalu masuk kedalam ruangan.
"isi nama sama kelasnya dulu ya," ujar pemuda di kursi pojok ruang.
Elsi mengangguk. Mulai mengisi buku besar tersebut. "ini nama siapa?" tanyanya pada si kakak kelas.
Pemuda itu menjulurkan tangganya. Elsi mengerjap tak paham namun akhirnya membalas uluran tangan tersebut.
"Riyan aku mah," ujarnya tiba tiba.
Elsi tersenyum kikuk, "Elsi kak."
"udah?" tanya Riyan setelah memperhatikan Elsi yang tampak bingung.
"ini mau ditulis nama siapa kak?" tanya Elsi lebih jelas.
Riyan terkekeh salah tingkah karna salah mengartikan pertanyaan dari si adik kelas.
"nama kamu atuh," ujarnya masih dengan logat sunda. "nama aku nanti aja, sama kamu," celetuknya dengan tawa.
Elsi tertawa masih melanjutkan mengisi data diri di buku besar itu.
"tanya atuh dimana kak? gitu." ujarnya menginstruksi membuat Elsi lagi-lagi tergelak.
"yaudah. dimana kak?" Elsi meniru.
![](https://img.wattpad.com/cover/208296658-288-k462859.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
epilog
Teen Fictionosis cuma bikin capek? bikin kangen juga. copyright ©juicyjaem