00:06 : Mood Breaker.

114 17 0
                                        

"jangan diinjek, Bim!" Teriak Reyna dari sudut kelas. Tangannya masih sibuk mengepel lantai kelas.

"terus gue masuknya gimana? malih!" frustasi Bima. Pasalnya ia belum menyalin tugas Kimia ditambah datang terlambat dan, ditambah lagi Reyna. Gadis itu memaksa Bima untuk berdiri sampai lantai yang baru ia pel itu mengering.

"jastul dong Ce!!" teriak Bima lagi pada Cece, yang biasa buka jasa tulis.

"lagi nggak open." ujarnya lalu kembali berlarut dengan laptop bersama Elsi dan Lia.

Reyna membalik badan untuk memasukan kain pel kedalam lemari. Dengan sigap Bima mencoba mencuri kesempatan. Namun gagal. Karna Elsi mengadu cepat pada Reyna.

"REN! BIMA MAU INJEK!!" adu Elsi. Lalu menjulurkan lidah pada Bima yang menggerutu diambang pintu.

"Injek aja Bim. lo injek, kepala lo gue injek juga. Sini!!" gertak Reyna berkacak pinggang.

"Ren, gue mau nyalin tugas, ih!" rengeknya.

"terbang lah! jangan manja." ujar Reyna seenaknya lalu ikut berkumpul di sudut kelas. Menonton drama.

"ANJING! LO KIRA DI HOGWARTS?" sungut Bima mau tak mau menunggu lantai kering.

Kelas pagi ini seharusnya diisi oleh jam pelajaran Bahasa inggris. Namun, miss Lisa baru saja mengabari bahwa ia ada pelatihan guru hingga berhalangan hadir.

Baru saja Elsi memicingkan mata karna melihat adegan kissing drama koreanya, teriakan menggelegar terdengar dari arah pintu, membuat gadis itu mendecak sebal. Dan memilih mengabaikannya.

"ELSIIIII!!!! DICARIIN PACAR NIH!" lagi, Bima masih berteriak tak tau malu.

Dua kata terakhir membuat seisi kelas melongokan kepala ke pintu. Melihat seseorang yang tadi Bima teriakan sebagai 'pacar'.

"ihiii, yang mana, Si? yang shift pagi atau shift sore?" celetuk Reyna menaik turunkan alisnya menggoda.

"anjir, itu pacar apa satpam, Si?" tambah Cece ikut menyahut.

"gue gampar lo ya, Ren!"

Elsi berlari kecil kepintu. Tak lagi mengindahkan sorak-sorakan menggoda dari temannya.

Sebelum benar-benar sampai ke tujuannya, Elsi menyempatkan diri untuk menginjak kaki Bima. Tanpa menoleh melengos pergi.

"jangan mau sama Elsi kak, kanibal!" ujar Bima lalu berbalik badan masuk ke kelas.

Elsi tak memperdulikan Bima. Ia tersenyum melihat pemuda berseragam rapi didepan kelasnya. Sebelah tangannya membawa paper bag entah apa isinya.

"kenapa kak?" tanya Elsi langsung.

Dewa menyerahkan paper bag bermotif polkadot itu pada Elsi. Gadis itu mengerinyit namun tak urung tetap menerimanya.

"eum, tolong kasihin sama Cece ya." perkataan Dewa barusan membuat Elsi mendongak menatap tak percaya pada atensi didepannya.

Kenapa Dewa ngasih Cece ini?

"tadi si Arya nitip. Suruh kasihin ke adeknya, mumpung gue mau kesini jadi sekalian." Seakan dapat membaca pikiran Elsi, Dewa tersenyum lalu menepuk bahu gadis itu.

"Sekalian mau ngapain kak?" tanya Elsi lagi. Masih belum puas.

"hm... ngapain ya," nadanya terdengar sengaja menggantung.

"yang bener donggggg"

Dewa terkekeh, "mau ngabrin nanti abis pulang. foto buat poster. Udah diingetin Mahesa, belum?" tanya Dewa lagi.

epilogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang