"ah, enggak. Harusnya kami yang berterima kasih banyak sama kakak-kakak dan teman-teman sekalian udah mempersilahkan kami buat nambah ilmu disini." Elsi mengulas senyum tulusnya. Tangannya masih menepuk pelan telapak tangan di genggamannya.
"ah, Elsi. Lain kali datang lagi bareng teman-teman ya, kita berbagi ilmu lagi." gadis dengan mata lentik dan wajah manis itu tampak ikut tersenyum seperti halnya yang Elsi lakukan.
"Elsi sama temen-temen balik dulu ya kak." pamitnya lalu berjalan mundur perlahan sebelum akhirnya ikut berbalik menyusul beberapa temannya.
Seperti yang dijadwalkan. Kini mereka tengah melakukan semacam kegiatan kunjungan ke sekolah terdekat. Fungsinya untuk mempererat hubungan silahturahmi dan juga menambah wawasan dari organisasi OSIS disekolah lainnya.
Elsi sedari tadi sibuk menyapa beberapa anak OSIS dari sekolah tersebut, tak ada rasa sungkan sedikitpun baginya untuk bertanya mengenai beberapa hal yang menurutnya sedikit asing baginya.
Mungkin, karna pembawaan Elsi yang friendly, menggemaskan dan tak terkesan di lebih-lebihkan, membuat mereka bisa menerima mereka dengan tangan terbuka.
"ELSI!" sorak suara berat dari arah belakang.
Elsi yang tadi sibuk mencubit-cubit pinggang Jaemin gemas dibuat terkejut. Sontak Elsi—dan mereka semua menoleh melihat siapa pemilik suara tersebut.
Pemuda yang tadi memperkenalkan diri sebagai Arjuna, wakil ketua osis itupun berjalan mendekat pada Elsi dengan langkah terburu-buru.
Arjuna tersenyum lalu sedikit merunduk sopan pada teman-teman Elsi yang terpaksa menghentikan aktivistasnya. "ah, maaf. Sebenter." ujarnya dengan nada sopan.
"ah, iya. sok atuh." sahut Jaemin dengan nyengir khasnya.
"Itu, Salwa minta line lo, Si. Buat nambah temen katanya." Arjuna menyodorkan ponsel putih itu kehadapan Elsi.
Elsi menerimanya, lalu mengetik sesuatu pada layar ponsel. Tak lama ia mengembalikan kembali ponsel itu, "kenapa gak kak Salwa yang minta? ah, maksud Elsi bukan gimana. em—kak Salwa kemana?" Elsi mengerjap menunggu jawaban.
Arjuna tampak menoleh kebelakang, lalu kembali menatap Elsi. Ia tersenyum tipis, "oh, itu. Si Salwa ke ruang guru jadi minta tolong gue, katanya takut keburu lo balik." jelasnya masih mempertahankan senyumnya.
Elsi manggut-manggut. Lalu tangannya melambai pada Arjuna, "balik ya kak Jun!" seru Elsi bersemangat lalu kembali merangkul Jaemin disampingnya.
"balik Jun!" ujar Jaemin diikuti anak yang lainnya.
Elsi bergelayut di lengan Jaemin, sengaja. Karna Elsi baru tau ternyata Jaemin paling risih kalau di gelayutin dilengan. Katanya geli terus merinding. Hal itu jelas membuat jiwa usil Elsi menggebu-gebu. Sedari tadi ia sengaja bergelayut dilengan Jaemin hingga pemuda itu bergedik merinding dan berkali-kali menggeliat mencoba menjauhkan diri dari gadis tersebut.
"heh Jaem! Lo kalo bareng cewek lo gimana? Pegangan pake jari kelingking gitu?" celetuk Mark lalu disahut tawa dari beberapa temannya.
"ey, urang mah taaruf'an. haram." ujarnya meniru nada rhoma irama di kata terakhir.
"lur, kemarin ada spg rokok juga lo minta inpit." celetuk Haechan di belakangnya.
Jaemin berbalik badan lalu mendorong wajah Haechan, "congor mu gede!" sungutnya kembali melangkah kedepan.
Elsi tertawa puas. Mulai lelah menjahili kakak kelasnya itu. Elsi memilih berjalan pelan agar bergabung dengan barisan Chio, Renjun dan Jeno. Barisan kalem dan adem.

KAMU SEDANG MEMBACA
epilog
Genç Kurguosis cuma bikin capek? bikin kangen juga. copyright ©juicyjaem