00:23 : kacau

65 11 0
                                    

Elsi mengerjap-ngerjapkan matanya saat lagi-lagi rasa kantuk seakan menguasainya, meneguk sirup melonnya kemudian Elsi meregangkan badannya dan bersandar pada sofa dibelakangnya.

Sore ini, sepulang sekolah Mahesa memaksa agar mereka segera menyelesaikan penyusunan ulang kepengurusan. Alhasil terhitung sudah lima jam lamanya mereka duduk di ruang tamu rumah Elsi dengan laptop milik Mahesa yang menyala menampilkan beberapa tugas dan wewenang yang telah direvisi kemarin sore.

"udah??" Mahesa memperhatikan Elsi yang sibuk meregangkan badannya.

"daaaah,"

"ada yang kurang atau lebih? atau ada yang mau lo tambahin?"

"enggak, kayaknya udah pas. udah mencangkup semua yang gue pikirin,"

"emang lo mikir apa kemarin?"

"banyak laaah! Mikir tugas dan wewenang apa yang rasanya selalu mereka lalai terus cara biar mereka lebih terasa terikat sama kewajibannya, lo pikir cuma lo yang mikir sampe pagi???" cecar Elsi.

"santuy santuyyy," Mahesa mengangkat tangan pasrah. Lalu membuka ponselnya saat mendengar dering notifikasi masuk.

"oh iyaa, proposal futsal-cup udah sampe ke Dewa gak ya?" tanya Mahesa dengan mata fokus ke ponselnya sibuk membalas pesan dari beberapa anggotanya.

"ngga tau, tanyain lah." jawab Elsi.

Mahesa bergeming, masih sibuk membalas beberapa pesan lalu mulai mencari nama Dewa.

Elsi yang tengah meneguk habis sirupnya tiba-tiba tersedak seakan baru sadar akan sesuatu, lalu buru-buru ia menahan layar ponsel Mahesa agar pemuda itu menghentikan aktivitasnya.

Mahesa menoleh, menatap Elsi dengan alis bertaut. Sedangkan Elsi malah menyengir lebar lalu menurunkan ponsel Mahesa dari genggamannya.

"biar gue aja yang chat kak Dewa..... "ujarnya dengan senyum meringis.

Mahesa mendelik, "nggak, biar gue aja." Mahesa berancang-ancang meraih kembali ponselnya.

"EHHH—biar gue aja, lo kabarin ketua panitia aja, tanyain kurangnya apa, gue gak bisa ngasih solusi......."

"ck, bilang aja lo mau modus,"

"kalau iya emang kenapa?? cemburu lo??" tuding Elsi menunjuk Mahesa tepat didepan wajahnya.

Mahesa menurunkan telunjuk Elsi yang menggantung didepan wajahnya, "jangan suka nunjuk-nunjuk gini, Si. Gak sopan,"

"waaahhh, apaan ni pengalihan topik. Beneran cemburu ya lo, kak??" goda Elsi menoel-noel lengan Mahesa.

"diem gak, Si!" gertak Mahesa.

Elsi terdiam seketika. Kemudian mulai meraih ponsel diatas meja lalu megetik nama Dewa di bar pencarian.

Elsi
punteeeen kang

Elsi menunjukan layar ponselnya pada Mahesa, "gak dibales, Sa." adunya.

"elo mau nanyain proposal apa mau ngajakin jalan?"

Elsi mencebik, kembali menjauhkan diri. Menatap ponsel digenggamnnya lamat-lamat seolah enggan berkedip sedetik pun.

Dewa
eh, salkir si?
gue dewa bukan riyan

Elsi
engga engga, wkwkwkkw
ganggu nggak?

Dewa
kalau yang gangguin lo gapapa sih.

Elsi
kacauuuuuuu
eh, serius kak. gue mau nanya proposal futsal-cup iniiii

epilogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang