00:12 ; Sadewa

95 15 1
                                    

Ditengah teriknya panas matahari, mereka duduk santai dibawah pohon rindang samping perpus yang akrab di sebut DPR (dibawah pohon rindang)

Tampak wajah-wajah penat serta frustasi karna lelah dengan otak yang memanas. Sebagian lagi terlihat biasa saja tak peduli dengan tugas-tugas susulan.

Kumpulan disudut kanan sibuk menggendang toples yang entah mereka dapat dari mana, menjadikannya gendang diiringi genjrengan gitar milik Mark mengisi waktu istirahat mereka.

Elsi dan beberapa anak cewek lainnya memilih duduk santai sambil sesekali menggosipkan siapa saja yang melintas dihadapan mereka.

Sampai derap kaki rusuh diikuti sorakan heboh memecah ketentram di bawah rindangnya pohon.

Jaemin dan Haechan menyeruak rusuh masuk kedalam perkumpulan dengan sobekan kertas kecil dan pena di tangan keduanya.

"Yunaaa, udah ulangan biology kan??" Haechan berjongkok disebelah Yuna yang duduk disalah satu batang kayu.

Jaemin menabok kepala Candra kasar, "beda jurusan goblok."

"lah iya, lupa hehe." kekehnya.

Jaemin mendengus menatap sebal pada Haechan yang malah menambah bebannya disaat genting seperti ini. Pasalnya mereka baru dapat info ulangan hari ini, sedangkan keduanya hampir tak pernah masuk jam biology karena sibuk dengan osis atau memang malas kekelas dan memilih nongkrong di sekre.

Jaemin mengulas senyum lebar pada Lia "Lia kyutiiiii... mau kunjaw bio dongggg."

Lia mendelik lalu menghela pasrah. "cepet catet."

"aww, sayang banget sama Lia." celetuk Haechan dengan muka berbinar.

Jaemin meninju bahu Candra, "sayangnya urang ini mah, mau menel-menel sok cari yang lain. Jangan ini yah."

"heh! Ini mau adu bacot lagi apa nyatet kisi-kisi??" kata Lia dengan muka galak.

Jaemin dan Haechan sontak tertunduk. Kembali sibuk mencari posisi yang enak sebagai alas untuk menulis.

Lia mendikte satu persatu soal yang tercatat di note ponselnya. Hingga tak berapa lama sepuluh butir soal beserta jawabannya pun mereka selesaikan.

"allhamdullilah ada kobekan." Haechan tersenyum lebar.

"ini perbuatan haram, tapi tetep gue mau bilang hamdalah." sahut Jaemin.

"oh iya! Itu paket A ya."

Haechan dan Jaemin melotot kaget. Menatap Lia didepannya dengan ekspresi shock berlebihan.

"HEH ALIA TELETABIS! KENAPA BARU NGOMONGGGG." Haechan berujar frustasi.

"kan elo gak nanya. Ngapain gue bilang."

"lah, kalo paket A si Jaemin aman anjir. Gue pasti paket B. Mau minta soal ke siapa??"

"Renjun tuh, kemarin paket B."

Haechan bergegas menuju kumpulan anak cowok yang masih sibuk  dengan tawa suara berat khas cowok puber, diikuti umpatan-umpatan kecil dan genjrengan gitar.

Haechan menepuk bahu Renjun hingga pemuda itu menoleh lalu menaikan alis bertanya.

"bagi kunjaw geografi dong pak." cengir Haechan.

"baca aja halaman 118 sampai 125 disana jawabannya semua ada."

"langsung aja lah Ren, jawabannya. Apaan?"

"usaha Can. Gue gak mau lo jadi kecanduan nyari kunjaw terus karna ngerasa enaknya. Kasian temen lo udah ngapal materi sampe tengah malam tapi nilai lo lebih tinggi dari mereka." omel Renjun.

epilogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang