Hari ini di kelas 10-2 adalah pelajaran Bu Allen. Sebagian kecil murid 10-2 menyukai pelajaran Bu Allen namun kebanyakan dari mereka hanya memasang poker face.
Begitu pula dengan Alex. Ia memang memperhatikan Bu Allen namun sejujurnya ia sangat bosan dan berharap mata pelajaran ini segera selesai.
"Natasya, setelah pelajaran selesai kamu harus datang ke ruang guru menemui saya. Ada hal yang ingin saya bicarakan"ucap Bu Allen setelah menjelaskan beberapa materi di depan.
Sontak seluruh murid yang berada di kelas melihat ke arah Natasya termasuk Alex yang duduk di sebelahnya. Akhir akhir ini Natasya sering di panggil oleh Bu Allen ke ruang guru ntah apa alasannya tapi menurut Alex ini cukup Aneh.
"Sya, kenapa lu sering di panggil ke ruang guru sama Bu Allen akhir akhir ini?"tanya Alex to the point dengan sura berbisik.
Natasnya menoleh ke sebelahnya mendapati Alex dengan ekspresi penasaran terhadapnya. "Gak apa apa kok cuman masalah kecil"
"Gak mungkin masalah kecil, Sya. Kalau pun itu masalah kecil mana mungkin hampir tiap hari lu di panggil ke ruang guru." Alex menyandarkan badannya ke badan kursi lalu membuang muka tanda ia tak percaya dengan jawaban Natasya.
"Bukan masalah seri-"
Alex berdecak. "Gue gak percaya"
Suara pukulan rotan di atas meja terdengar nyaring. Membuat seluruh murid menoleh ke arah Bu Allen yang sedang memegang rotan tak terkecuali Alex dan Natasya.
"Alex Natasya bisa kan kalian tidak mengobrol selama kelas saya di mulai kecuali saya menyuruh kalian diskusi"ucap Bu Allen dengan tegas.
"Eh Bu cantik, jangan marah marah dong nanti tambah cantik loh" goda Alex cengengesan.
"Alex" Natasya mencoba mengingatkan Alex sedang berhadapan dengan siapa. Namun, Alex hanya mengangkat sebelah alisnya tanda memangnya ada yang salah dengan ucapannya barusan. Sontak Natasya menepuk jidatnya melihat kelakuan teman sebangkunya.
"Alexandro Dinata, keluar dari kelas saya sekarang" Bu Allen terlihat kesal. Ia menunjuk pintu kelas dengan telunjuknya.
"Sekarang Bu cantik?"tanya Alex membuat Bu Allen tambah kesal kepadanya.
Natasya terbelalak setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Alex. Sedangkan Bu Allen memukul meja dengan rotan yang ia pegang sebagai jawaban pertanyaan dari Alex.
Alex tertawa kecil. "Oke Bu, saya keluar sekarang. Oh iya sebelumnya saya mau kasih tahu ibu sesuatu" Alex berjalan ke arah Bu Allen. "All will be revealed"
Alex menyeringai kepada Bu Allen sebelum meninggalkan kelas. Namun Bu Allen, hanya diam sambil menahan amarah. Berbeda dengan semua murid 10-2, mereka memandang Alex aneh. Tak biasanya Alex menunjukan bad attitude kepada guru terutama kepada Bu Allen.
•••
Andira yang berjalan di koridor melihat Alex keluar dari kelasnya. Tanpa menunggu lama, ia pun sedikit berlari menghampiri Alex.
"Lex" panggil Andira sambil menepuk pundak Alex.
Alex yang menyadari ada yang memanggil namanya dan menepuk pundaknya refleks melihat kearah sumber suara.
"Ngapain lu keluyuran di luar kelas jam segini, Ra? Kan ini bukan waktunya istirahat... Atau jangan jangan lu sengaja bolos jam pelajaran ya kan? ngaku lu" tebak Alex sambil menunjuk ke arah wajah Andira.
Andira menepis lengan Alex. "Apa sih, itu mah lu kali bukan gue"
Alex berdecak. "ya terus ngapain lu keluar kelas? Ah pasti lu kangen kan sama gue"
Andira menghela nafas jengah. Melipat kedua tangannya di dada. "kangen? Mana ada orang yang kangen sama lu. Gue abis dari toilet terus liat lu keluar kelas jadi gue samperin. Eh taunya lu malah nuduh gue yang enggak enggak jadi nyesel gue nyamperin lu"
Alex mengangguk lalu melihat ke arah lain. "Lu pelajaran siapa sekarang?"
"Pelajaran matematika Bu Renata. Emang kenapa?"
"Pas banget gurunya baik, Mending ikut gue yuk" Alex menarik lengan Andira namun Andira menahannya.
"Eh lu mau bawa gue kemana?"
Alex mengacungkan telunjuk di depan bibir Andira. "Sttt.. udah ikut aj- AH ANJIR"
Sebelum menyelesaikan perkataannya Andira menggigit telunjuk Alex. "udah jutek, galak lagi untung aja gue sayang" ucap Alex meringis kesakitan setelah telunjuknya di gigit.
"Suruh siapa seenaknya narik tangan cewe" Andira menjulurkan lidahnya meledek Alex lalu pergi meninggalkan Alex yang masih meringis sambil memegangi telunjuknya.
"Yah Dira... Andira tunggu woy!"panggil Alex setelah menyadari Andira meninggalkannya.
•••
Suasana kantin masih sepi hanya ada beberapa petugas kantin yang sedang menyiapkan makan siang di meja antrian.
"Di pikir pikir kantin sekolah kita kaya tempat ngantri sembako" celetuk Alex yang berada di sebelah Andira.
Andira berjalan kearah vending machine Tak menghiraukan ucapan Alex yang baru saja mengomentari kantin sekolah. Ia membeli dua kaleng Pepsi lalu kembali menghampiri Alex yang masih berdiri menatap meja antrian makan siang yang sedang di rapihkan oleh petugas kantin.
"Laper ya lu?"tanya Andira
Alex melihat kearah Andira tanpa menjawab pertanyaannya lalu mengambil Pepsi yang berada di tangan kanan Andira. "Makasih cantik"
Andira memandang Alex. Sebal. Menurutnya Alex terlalu kepedean, padahal ia membeli dua Pepsi untuk dirinya sendiri bukan untuk Alex.
"Heh lex, gue beli itu bukan buat lu"Andira sedikit meninggikan suaranya.
Baru saja Alex berniat meminum Pepsi spontan menengok ke arah Andira yang menatapnya dengan muka merah padam.
"Lah terus satu lagi buat siapa?"tanya Alex dengan wajah polos.
Andira memutar bola matanya sambil berdecak lalu mengambil Pepsi yang berada di tangan Alex. "ya jelas buat gue lah. Kalau lu mau ya beli aja sendiri" Andira berjalan memilih bangku paling pojok yang tersedia di kantin begitu pula dengan Alex.
Alex melihat sekeliling kantin. Kantin sekolah berada di lantai atas dan lantai bawah di isi oleh para petugas untuk membuat makan siang atau makan malam yang akan di antar ke setiap asrama. Meskipun begitu kantin ini cukup luas mungkin sebesar aula utama sekolah yang mampu menampung seluruh murid Archipelago Academy
Setelah mata Alex menyapu bersih kantin. Ia tak mendapati siapa pun selain dirinya, Andira dan tentu saja petugas Kantin. tiba-tiba Alex baru menyadari selama ia ke kantin beberapa petugas kantin tidak ada yang menegur Alex dan Andira sedikitpun. Meskipun, mereka berdua bertengkar di depan Petugas Kantin namun petugas tersebut bersikap acuh kepada mereka berdua.
"Andira" Alex mencoba membuka percakapan dengan Andira.
Andira sedang berkutat dengan ponselnya menoleh ke arah Alex yang duduk berhadapan dengannya sebagai sautan.
"Ra, kenapa petugas kantin gak negur kita pas ke kantin?" Tanya Alex yang merasa Aneh karena tak ada satupun petugas kantin yang menegur mereka padahal jelas jelas mereka berada di depan mata petugas kantin.
"Mereka tahu latar belakang orang tua gue sama lu"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Archipelago Academy
RandomArchipelago Academy adalah sebuah sekolah bisnis yang sangat terkenal dan mewah. Banyak sekali orang yang ingin menjadi siswa dan siswi sekolah ini begitupun dengan orang tua yang menginginkan anaknya masuk sekolah ini. Hanya orang orang tertentu ya...