°Rooftop°

209 25 0
                                    

Azka sudah berada di pintu rooftop, tanpa menunggu waktu lama ia pun memutar kenop pintu Ternyata orang yang memberinya pesan sudah berada di rooftop.

"Kenapa lu manggil gue ke rooftop lex? Ganggu orang mau tidur aja" yaps yang menyuruh Azka ke rooftop adalah Alex.

Alex berbalik menghadap Azka setelah mendengar suaranya. "Bu Allen telpon bokap gue"

"Pasti lu berantem lagi sama temen satu kelas lu ya kan?" Tebak Azka sambil berjalan ke tepi rooftop.

Alex yang mendengar pertanyaan tersebut Langsung mendekat ke arah Azka lalu memukul kepalanya. "Enak aja, engga lah"

Azka mengaduh kesakitan sambil mengusap kepalanya yang baru saja di pukul oleh Alex. "ya terus kenapa? Bukannya dari dulu kalau bokap lu di telpon sama sekolah pasti lu berantem sama anak orang di kelas"

ya Alex sangat bandel. Ia selalu berantem dengan teman satu kelasnya pada saat smp ntah penyebabnya apa sampai sampai ia akan di drop out dari sekolah.

"Gue boongin Bucan"

Azka tak mengerti dengan kata terakhir yang Alex sebut. Bucan.

"Bucan apaan njir?"

"Bu Cantik, Ah elah gitu aja gak tau"

"Bu Cantik siapa?"tanya Azka

Alex menghela nafas "Bu Allen"

Azka ber-oh ria lalu duduk di bangku tak terpakai yang sengaja disimpan di rooftop "emang lu boong apaan?"

"Hari ini guru guru gak masuk bukan karena rapat UTS tapi karena acara amal yang di adain di aula belakang sekolah. Dan yah orang tua gue gak dateng karena gue gak mau kasih tau" Alex menghela narik nafas

"dan tadi pagi gue di panggil ke ruang guru. gue kira Bu Allen bakal kasih tugas atau apa gitu. taunya nanyain orang tua gue dan gue boong kalau orang tua gue gak bisa dateng dengan alasan orang tua gue lagi di luar kota" jelas Alex panjang lebar

"tapi itu semua gak penting si mau bokap gue di panggil atau engga itu urusan gue ntar. Yang gue bingungin kenapa Bu Allen manggil gue gara gara orang tua gue gak dateng di acara amal itu"

Alex rasa acara amal itu makin membuat dirinya curiga dengan kejanggalan kejanggalan yang ada bahkan kejanggalan yang ia temui bukan hanya kebetulan dan satu lagi kenapa Bu Allen tau namanya padahal selama pelajaran Bahasa. Bu Allen tidak pernah datang dan selalu di ganti oleh guru lain.

Azka mulai merasa aneh saat Alex menyebutkan hari ini guru-guru tidak masuk karena ada acara amal tetapi alasan itu berbeda dengan di kelasnya. "Lex bentar deh, alasan guru gak masuk kelas karena ada rapat UTS bukan acara amal"

Alex tersenyum remeh "bego lu" Alex langsung menatap Azka "coba lu gunain logika lu, mana ada sih UTS di adain satu bulan setelah masuk sekolah. Dimana mana rapat UTS di adain dua bulan setelah masuk sekolah itu pun akhir bulan karena UTS di adain setelah setengah semester alias tiga bulan setelah sekolah"

Azka mengalihkan pandangannya setelah Alex menjelaskan tentang alasan guru tidak masuk kelas. Tapi benar kata Alex tidak mungkin satu bulan sekolah langsung di adakan UTS.

Baru saja Azka membuka mulut ingin menanyakan sesuatu namun Alex sudah tau arah pertanyaannya kemana.

"Gue yakin lu mau nanyain kenapa kelas lu di kasih alasan yang beda" Alex bisa sangat cepat menanggapi saat seperti ini bahkan ia bisa sangat pintar dan peka terhadap sekitar tapi terkadang di saat saat tertentu ia akan seperti orang bodoh.

Azka menjawab dengan anggukan.

Alex tersenyum senang akhirnya Azka merasakan kejanggalan di sekolah ini terutama acara amal "kalau lu mau nanya itu, gue belum bisa jawab karena sekarang juga gue lagi cari tau jawaban itu"

Azka berpikir sejenak "lex, apa mungkin kelas di tentuin menurut latar belakang orang tua murid?"

"Kenapa lu mikirnya kaya gitu?"tanya Alex

Azka membenarkan posisi duduknya "sekarang gini, kelas 10-1 rata-rata siswa yang bersangkutan sama sekolah ini. contohnya gue anak dari anggota komite sekolah, terus ada lagi si Andira dia anak pemilik sekolah, si Bagas ketua kelas 10-1 dia saudara guru di sini dan anak dari anggota komite sekolah juga dan murid yang lain kemungkinan dari anak komite juga kaya gue. Jadi, secara gak langsung kelas 10-1 adalah kelas yang di khususin buat anak yang bersangkutan sama sekolah ini"

"Tunggu dari mana lu tau kalau mereka anak yang bersangkutan sama sekolah?"tanya Alex penasaran.

"Kalau Andira dia yang bilang kalau dia anak pemilik sekolah. Nah kalau Bagas emang dia anak anggota komite dan saudara guru disini soalnya nyokapnya temenan sama nyokap gue. Tapi sisanya gue ngira ngira doang" jawab Azka lalu bersandar ke badan kursi.

Azka mendelikan matanya "Ye Bangsat, kalau ngira ngira doang mah belum pasti itu namanya"

"Ya gue liat dari cara penampilan mereka"

Alex tertawa "Azka Azka penampilan tuh bisa nipu tau ga. Bisa aja dari penampilannya dia kaya anak komite eh taunya bukan"

"Iya juga sih" Azka melihat jam tangan yang berada di lengannya. "Udah masuk makan siang. Lu mau ikut gue ke kantin atau masih mau pacaran sama ni rooftop?"tanya Azka

"Geblek ya lu, tau kok gue jomblo tapi gak sampe rooftop gue pacarin juga kali ka"

•••

Andira sedang duduk di balkon asramanya sambil menikmati indahnya malam. Ia sangat senang karena malam ini ia bisa melihat bulan dan bintang dengan mata telanjang dan itu salah satu cara Andira untuk menghilangkan rasa penat. Saat hendak memejamkan mata, seseorang memanggilnya dari dalam.

"Andira"

Dari suaranya Andira tau betul itu suara Natasya dengan cepat ia segera menyahuti panggilan Natasya "ada apaan?"

"Sini deh ra gue mau kasih tau sesuatu"jawabnya dari dalam dengan sedikit teriak

"Hih bambang, lu kesini aja napa"teriak Andira

"Mending lu yang kesini"ucap Natasnya masih dengan berteriak.

"Eh ya, dimana mana tuh monyet nyamperin pisang bukan pisang nyamperin monyet" timpal Andira

"Oh jadi lu bilang kalau gue monyet gitu?"

Sontak Andira kaget saat melihat Natasya sudah berdiri di sampingnya alhasil ia memukul kaki Natasya "kaget njir... Udah kaya hantu aja lu datang gak di undang"

Natasya melipat lengannya di dada "Tadi ngatain gue monyet sekarang ngatain gue jalangkung nyebelin lu ra"

"Perasaan gue gak ngatain lu kaya gitu" ucap Andira dengan memasang wajah tanpa dosa alias wajah polos yang ia pasang setelah mengatai orang.

"Ya emang ga ngatain cuman gak secara langsung lu ngatain gue. mana ngata-innya ga konsisten lagi"celetuk Natasya.

Andira mendelikan matanya. "by the way lu mau kasih tau apaan sih sampe teriak teriak kaya orang bego segala?"

"Kita ke jembatan penghubung aula yuk, ada yang mau di omongin sama Alex Azka"

Bersambung...

Archipelago AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang