Azka baru saja keluar dari ruang kelas berniat menuju kantin. Kali ini perutnya sangat lapar karena pagi tadi tak sempat sarapan dan Ia berharap kantin menyediakan makan siang yang sangat lezat.
"Azka"
Seseorang dari belakang memanggil namanya, sontak Azka berbalik dan mendapati ketua kelasnya Bagas Adytama berlari kecil menghampirinya.
"Lu di panggil sama Bu Allen" sebelum Azka bertanya Bagas sudah memberi tahu lebih dulu.
"Kenapa?"tanya Azka dengan santai.
"Aneh ya, lu di panggil kesiswaan malah santai gitu" celetuk Bagas tanpa menjawab pertanyaan Azka.
Azka menghela nafas. "Terus gue harus kaya gimana? Gue harus bahagia gitu ketemu sama manusia ib-" Azka menghentikan kata terakhirnya setelah menyadari ia berbicara dengan siapa.
"Ib? Ib apaan?"
"Engga, lu salah denger" ucap Azka dengan datar lalu berjalan meninggalkan Bagas.
"Woy, Bu Allen ada di ruang kepala sekolah!!" Teriak Bagas berharap Azka yang berjalan sudah cukup jauh darinya mendengar apa yang ia ucapkan meskipun beberapa murid yang berada di koridor melihat kearah Bagas karena ia berteriak cukup keras.
•••
Azka berjalan menuju gedung khusus guru. Yap ia mendengar Bagas bahwa Bu Allen berada di ruang kepala sekolah. Beruntung gedung khusus letaknya bersebelahan dengan gedung pembelajaran jadi ia cukup melewati jembatan penghubung dari gedung pembelajaran ke gedung khusus.
Setelah sampai di ruang kepala sekolah. Tak butuh waktu lama, ia segera mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan. Ia sedikit terkejut saat ia melihat Reno berada di sana duduk berhadapan dengan Bu Allen. Ia kira hanya dirinya yang di panggil oleh Bu Allen tapi ternyata tidak.
"Ada apa Ibu memanggil saya?"tanya Azka dengan nada bicara yang datar.
"Azka Aldric, sebelum saya menjawab pertanyaan anda silahkan duduk di sebelah Reno sebastin"
Azka pun duduk di sebelah Reno. Ia menatap Reno yang melihat ke arahnya bertanya apa yang terjadi. Seakan paham apa yang Azka maksud Reno hanya mengangkat bahu tanda tak tahu.
Bu Allen membuka laptop berwarna hitam di hadapannya. Lalu menunjukan sebuah video kearah Azka dan Reno.
"Apa yang kalian lakukan di pintu belakang gedung pembelajaran?"tanya Bu Allen sekaligus menjawab pertanyaan Azka.
Reno yang lihat video tersebut sangat terkejut saat mengetahui bahwa kamera CCTV yang berada di sana tidak rusak saat ia memberi flashdisk kepada Azka. Sedangkan Azka sama terkejutnya dengan Reno namun ia tetap memasang wajah santai.
"Saya meminjam flashdisk milik Reno untuk menyimpan tugas saya karena flashdisk saya tertinggal di asrama" jawab Azka dengan santai tak gugup sama sekali.
Reno tau apa yang Azka lakukan. Ia hafal betul jika dalam situasi apapun Azka akan tetap terlihat santai dan kalem. Itu sangat membantu di situasi seperti sekarang saat mereka di curigai oleh Bu Allen.
Bu Allen berdehem. "Baiklah kalau begitu kalian berdua bisa pergi sekarang untuk makan siang"
Azka dan Reno bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan ruang kepala sekolah juga Bu Allen yang masih duduk dan berkutat dengan beberapa berkas di atas meja.
"Hampir aja" Reno mengelus dada setelah keluar dari ruang kepala sekolah bersama Azka.
"Jangan seneng dulu, gue yakin Bu Allen masih curiga karena alasan gue kurang masuk akal" timpal Azka sambil berjalan meninggalkan Reno.
Reno berjalan menyusul Azka. Mencoba menyamai langkahnya. "Maksud lu kurang masuk akal gimana?"
"Ren, lu sendiri tadi denger kan alasan gue apa pas di tanya sama Bu Allen. Coba lu pikir deh, kalau emang niat gue minjem flashdisk ke lu buat tugas gak mungkin sampai ke pintu belakang gedung pembelajaran cukup gue samperin lu ke kelas do-" Azka menghentikan penjelasannya setelah melihat Reno menatapnya dengan wajah tidak konek dengan mulut yang sedikit terbuka "Lu paham gak sih apa yang gue omongin?"
Reno menggeleng. "Engga"
Azka mengusap wajahnya dengan kasar. "Kudu sabar gue punya temen sejenis lu sama Alex"
•••
Kali ini Alex dan Andira tidak pergi ke kantin namun mereka pergi ke perpustakaan yang berada di lantai 3 gedung pembelajaran. Alex dan Andira berjalan mengelilingi perpustakaan yang cukup besar sesekali mereka melihat ke sekeliling seperti sedang mencari seseorang.
Grep..
Alex memegang pergelangan tangan Andira ntah apa maksudnya. Andira mencoba melepaskan lengannya dari tangan Alex. Tak butuh waktu lama dan juga tenaga cengkraman tangan Alex pun terlepas karena Alex memegang lengan Andira tidak begitu kuat.
"Ngapain lu pegang-pegang tangan gue?"tanya Andira sinis.
Alex yang menyadarinya langsung menampilkan cengiran khasnya. "Biar romantis gitu kaya di drama"
"Dasar korban nonton drama"celetuk Andira. Melihat Alex dengan ujung mata.
"Mendingan gue jadi korban nonton drama dari pada hidup gue kebanyakan drama"timpal Alex.
Andira tertawa kecil setelah mendengar ucapan Alex. "Ya deh terserah lu"
"Eh Ra, itu yang duduk sendiri di meja pojok anak kelas 10-3 kan?"tanya Alex setelah melihat seorang siswa menggunakan kacamata sedang membaca sebuah buku di meja pojok perpustakaan.
Andira melihat ke arah pojok untuk memastikan. "Gak tau, gue kurang tau anak kelas 10-3"
"Kalau gitu kita kesana sekarang buat mastiin"
Alex dan Andira pun pergi ke pojok perpustakaan lalu duduk di hadapan siswa tersebut.
"Eh bro, gue sama temen gue ikut gabung ya di sini" Alex meminta ijin pada siswa tersebut. Tertera nama Jordan William setelah Alex melihat badge yang bertengger di jas yang siswa itu kenakan.
Siswa tersebut yang bernama Jordan melihat kearah Alex dan Andira. "Silahkan" ujar Jordan lalu kembali berkutat dengan buku yang ia pegang.
"Ngomong ngomong lu lagi baca novel gendre apa? Keliatannya seru" Alex mencoba basa basi terlebih dahulu sekaligus menggali informasi dari Jordan. Sedangkan Andira memilih untuk menyimak apa yang mereka bicarakan dan melihat apa yang Alex lakukan.
"Fiksi ilmiah"jawab Jordan singkat.
Setelah Alex mencoba basa basi sedikit dengan Jordan, dari situ ia tau bahwa Jordan bukanlah orang yang suka basa basi. "Oh gitu. Eh bro, gue mau nanya sama lu. Lu kelas 10-3?"
"Iya gue anak 10-3, ada apa?" Jordan menutup buku novelnya lalu menyimpannya di atas meja.
Alex menjentikan jarinya sambil berseri. "Pas banget, ada yang mau gue tanyain nih sama lu"
Jordan mengerutkan dahinya. "Soal apa?"
"Soal..." Alex mencondongkan badannya ke depan. "kelas 10-3"
Bersambung...
°°°
Jordan William [Choi Soobin]
KAMU SEDANG MEMBACA
Archipelago Academy
AcakArchipelago Academy adalah sebuah sekolah bisnis yang sangat terkenal dan mewah. Banyak sekali orang yang ingin menjadi siswa dan siswi sekolah ini begitupun dengan orang tua yang menginginkan anaknya masuk sekolah ini. Hanya orang orang tertentu ya...