Alex sudah berdiri di depan gedung pembelajaran sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celana hitam tak lupa ukuran kemeja putih yang pas dengan badannya ia keluarkan, dasi berwarna hitam bertengger di lehernya dan jas berwarna merah marun dengan almamater berada di sebelah kiri ia kenakan tanpa dikancingkan membuat dirinya terlihat lebih tampan hari ini.
Ia terus mengamati spanduk yang terpampang jelas di atas pintu gedung pembelajaran yang berisi nama siswa beserta rangking dan jumlah nilai yang ada di sana. Ia mengernyit saat menyadari sesuatu setelah melihat spanduk tersebut. Tanpa berlama lama ia pun memutuskan untuk pergi menuju kelasnya melalui pintu belakang gedung. tak mungkin sekarang ia melewati pintu utama gedung, banyak sekali murid yang berada di sana hampir satu angkatan bahkan kakak kelas pun berada di sana untuk melihat rangking setiap angkatan, bisa di bayangkan depan gedung pembelajaran di penuhi oleh seluruh murid Archipelago Academy.
Alex terus berjalan menuju pintu belakang gedung yang sudah berada di depan matanya. Pintu besi itu terlihat sudah sedikit berkarat. Tak menunggu waktu lama Alex membuka pintu karatan tersebut suara decitan pintu terdengar memekakkan telinga.
"Wah gila si sepi banget"
Pertama yang Alex lihat setelah membuka pintu belakang gedung adalah sepi tak ada orang sama sekali toh siapa yang mau berada di sini minim cahaya hanya ada satu lampu yang menggantung tepat di atas kepala Alex selebihnya cahaya matahari masuk dari celah jendela. tak ada apapun hanya ada tangga menuju ruang bawah tanah atau lebih tepatnya gudang sekolah yang terletak di bawah tanah.
Alex membuka ponselnya lalu memencet nomor yang berada di kontaknya.
"Lu bisa ke pintu belakang sekolah gak?... Gue ada disana kalau bisa lu cepetan pintu belakang sekolah oke... Oh iya satu lagi jangan pake lama gua gak mau nunggu"
•••
Setalah menyimpan tas nya di kelas Andira mencoba mencari Natasya dan meninggalkan Keyln yang masih kegirangan mendapat juara umum di semester ini. Lebih tepatnya ia sengaja meninggalkan Keyln karena dia sangat berisik dan itu menganggu Indra pendengaran nya.
Andira telah sampai di lorong lantai 5 yang merupakan tempat penyimpanan loker. Ia berjalan masuk menuju lorong loker siswi. Sesekali ia mengumpat karena tempat loker di lantai 5 ini sungguh luas bahkan loker miliknya pun berada di paling pojok lorong dan itu membuat dirinya malas untuk mengambil sesuatu di loker terkadang Andira ingin sekali memperkecil luas lorong ini tapi itu mustahil.
Andira menghentikan langkahnya lalu tersenyum jail saat melihat Natasya berdiri di depan lokernya yang terbuka. Ia jalan mengendap-ngendap kearah Natasya dan setelah dekat ia menepuk pundak Natasya sambil berteriak.
Natasya yang mendengar itu terlonjak kaget sontak berbalik dan mendapati Andira dengan sebuah cengiran yang selalu ia tampilkan setelah mengagetkannya. "Dira, lu ngagetin gua tau ga"
"Ya maaf, kan udah jarang juga gue ngagetin lu" andira menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tersenyum lebar.
"Lain kali bilang dong kalau mau ngagetin biar gue ga kaget" Natasya terlihat sebal atas perlakuan Andira yang mengagetkannya.
Andira memukul tangan Natasya pelan "yeuu kalau bilang dulu gak seru dong sya"
Saat Andira hendak memegang tangan Natasya bermaksud mengajaknya berjalan jalan. Hari ini tidak akan belajar karena akan di adakan Pertandingan olahraga antar kelas seperti halnya sekolah lain. Tak sengaja ia melihat amplop berwarna merah marun di genggam oleh Natasya.
"Sya, itu amplop merah marun dari siapa?" Tanya Andira
Natasya tak langsung menjawab. Wajahnya terlihat menimbang nimbang akan memberi tahu sesuatu pada Andira atau tidak.
"Kalau lu belum mau kasih tau gue gak apa apa kok sya, mending sekarang kita lihat pertandingan basket putra antar kelas pasti lu seneng karena hari ini jadwal kelas 10 tanding" Andira mengecek jam tangannya. "udah mau mulai nih... yuk ke lapangan sekalian kita cuci mata"
Natasya terkekeh geli mendengar kalimat terakhir dari bibir Andira. Jarang sekali andira menyebut kata 'cuci mata' alias melihat cowo ganteng bahkan bukan jarang lagi malah tidak pernah dan ini pertama kalinya Natasya mendengar temannya mengatakan hal menggelikan seperti itu. Natasya sempat berpikir mungkin temennya jadi seperti ini karena kebanyakan bergaul dengan Alex.
•••
Azka yang mengikuti pertandingan olahraga antar kelas tersebut. baru saja keluar dari ruang ganti yang berada di lantai 5. Namun setelah beberapa langkah keluar dari ruang ganti seseorang telah menyodorkan sebotol air mineral. Awalnya Azka hanya melihat botol air mineralnya saja lalu tak lama ia mengalihkan pandangannya ke wajah seorang siswi yang ia kenal. Keyln.
"Ambil aja gue ikhlas kok kali aja kan di pertandingan nanti lu butuh minum" dengan malu malu ia menyodorkan satu botol air mineral dengan kedua tangannya.
Azka lalu menerimanya. "Thanks ya padahal gak usah repot-repot masalah air kan udah di sediain sama panitia"
"Oh iya kalau gak salah lu juara umum lagi ya di sekolah ini?"tanya Azka memastikan.
Keyln mengangguk tersipu. "Ya gue juara umum lagi"
"Oh selamat ya... Eh bentar deh lu gak bareng Natasya sama Andira?"tanya Azka
Keyln mengangkat bahu. "Gue gak tau mereka kemana. Andira ninggalin gue di kelas tadi terus si Natasya... gue belum liat lagi setelah dia keluar dari asrama. gue udah cari kemana mana tapi gak ketemu jadi gue sendiri deh"
"Curhat lu key?" Celetuk seseorang tiba-tiba.
Sontak Azka dan Keyln menengok kearah sumber suara.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Archipelago Academy
RandomArchipelago Academy adalah sebuah sekolah bisnis yang sangat terkenal dan mewah. Banyak sekali orang yang ingin menjadi siswa dan siswi sekolah ini begitupun dengan orang tua yang menginginkan anaknya masuk sekolah ini. Hanya orang orang tertentu ya...