°Kecurigaan°

243 29 0
                                    

Jam menunjukan pukul 12 malam, semua penghuni asrama sudah berada di alam mimpi mereka masing masing kecuali Alex. Ia masih berkutat dengan kertas pemberian Pak Hamdan Sedangkan temannya Azka sudah terlelap sedari tadi.

Alex duduk di kursi menghadap meja belajar, ia terus membaca kalimat demi kalimat yang tertera di atas kertas tersebut. Sampai akhirnya ia mendapatkan hal yang janggal.

"Eh Kok ada biaya penyewaan gedung? Kan gedung punya sekolah ngapain pake acara nyewa segala?" Gumam Alex bingung sambil mengetuk ngetukan jari di atas meja

"Sumpah ada yang gak beres. Gue harus omongin ini sama si Azka besok"

Krukk krukk,,,

"Ah sial, perut gue malah laper jam segini lagi" ucap Alex saat menyadari perutnya berbunyi"makan mie instan enak nih kayaknya"sambung Alex sambil tersenyum lalu berjalan kearah dapur. Asrama setiap siswa dan siswi fasilitas nya mirip dengan apartemen. semua sudah ada disana siswa-siswi di sekolah tinggal menikmatinya.

Alexpun langsung membuka bungkus mie instan. Tak lupa ia memanaskan air untuk merebus mienya. Saat mienya sedang di rebus, Alex iseng melihat ke arah jendela yang berada di dapur. Jendela tersebut mengarah langsung ke lapangan luas Archipelago Academy. Di sekolahnya terdapat lapangan Sepak bola yang cukup luas dan juga lapangan basket yang berada di sebelahnya. Beruntung  Alex mendapatkan Asrama di lantai teratas jadi ia bisa melihat pemandangan yang sangat indah dari asramanya.

Tak sengaja Alex melihat seorang perempuan menggunakan dress merah dan rambut yang di gerai sedang berbicara dengan seorang pria menggunakan jas berwarna biru tua. Tempatnya tidak jauh dari gedung Asrama. Alex terus mengamati perempuan tersebut sampai akhirnya ia menyadari perempuan itu tak asing baginya.

"Bu Allen? Beneran itu bu Allen?" Alex bertanya tanya kepada dirinya sendiri sesekali ia mengusap-usap matanya memastikan bahwa dirinya tidak salah lihat "kalau itu beneran Bu Allen, ngapain Bu Allen keluyuran di sekolah malem malem? mana sama cowok lagi"Alex terus memperhatikan gerak gerik dua orang tersebut.

Tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundak Alex. Sontak ia berbalik. "ngapain sih ka? Seneng amat bikin gue kaget"

"Lu ngapain sih serius amat liatin jendela?"tanya Azka dengan suara khas bangun tidur

"Ya lu sendiri ngapain ngagetin gue?"Alex bukannya menjawab malah bertanya balik.

"Gue haus jadi gue bangun, terus pas ke dapur gue liat lu kaya orang merhatiin sesuatu lewat jendela jadi gue tepuk pundak lu" jelas Azka sambil menuangkan air putih ke dalam gelas "lu bikin mie?"azka melihat kearah panci berisi mie yang di rebus.

"Iya"

"Tuh mienya udah mateng, lu gak ada niatan buat angkat gitu?"tanya Azka

Alex langsung menepuk jidatnya karena ia baru mengingat bahwa ia sedang memasak mie.

"Eh iya gue baru inget"ucap Alex lalu mengangkat mie tersebut dan menyajikannya di atas mangkok.

"Mau lu?"tanya Alex

Azka menggeleng "gue mau tidur lagi"

Alexpun mengangguk lalu membawa makanannya ke tempat tidur

•••

Hari sudah mulai pagi, Alex dan Azka sudah berjalan menuju gedung pembelajaran. Sebenarnya Alex masih mengantuk karena semalam ia tidur pukul 2 pagi namun sebagai teman yang baik Azka tidak mau temannya kesiangan meskipun temannya hanya tidur beberapa jam.

"Ka, gue balik asrama ya? Gue Masih kangen sama kasur"Alex memohon sambil menguap.

Azka tidak menanggapi apapun bahkan ia mendadak pura-pura tak mendengar apa yang Alex ucapkan. Ia paham betul, jika Alex seperti itu dan ia menanggapinya akan berakhir bertengkar.

"Ka? Azka? Azka Aldric? Lu budek ya?"Alex sedikit berteriak karena ucapannya diabaikan oleh Azka namun tiba-tiba Azka berhenti berjalan tepat di depan mading sekolah.

"Ngapain lu berenti?lu ngebolehin gue balik ke Asrama?"

"Diem lu jangan banyak ngomong" saut Azka sambil memperhatikan sesuatu.

"Ngap-"

"3 orang di kelas 10-3 di drop out dengan alasan pemalsuan piagam penghargaan"Azka membaca Mading digital yang berada di depannya lalu mengerutkan dahinya. Padahal baru 1 minggu di sekolah ini, tetapi sudah ada siswa yang di drop out.

"Gila sih ngapain malsuin piagam penghargaan cuma buat masuk ini sekolah" ceplos Alex setelah membaca mading tersebut sambil melipat kedua tangannya di dada.

Azka mengangkat bahunya tanda ia tak tahu "udahlah mending cabut ke kelas bentar lagi bel masuk" ajak Azka lalu berjalan duluan meninggalkan Alex yang masih berdiri di depan mading

"Kampret tu anak udah pagi pagi bangunin gue dengan cara gak manusiawi sekarang malah tinggalin gue, apes amat idup gue punya temen kaya dia"

Azka tau bahwa temannya sangat susah untuk bangun apalagi jika di suruh bangun pagi pagi, namun Azka memiliki cara jitu untuk membangunkan Alex yaitu menyambungkan ponselnya ke speaker bluetooth yang ia bawa dari rumah lalu ia simpan speaker tersebut di dekat telinga Alex setelah itu ia putar lagu rock dengan volume yang tinggi. Dan itu menurut Alex salah satu cara Azka membangunkannya secara tidak manusiawi.

•••

Andira dan Keyln sudah berada di kelas sedari tadi. Meskipun begitu selama di kelas mereka berdua tak berbicara. Mereka hanya saling terdiam tak seperti anak anak yang lain bercanda mengobrol bahkan ada yang berlari larian. Sampai akhirnya Azka datang ke kelas.

"Rajin amat pagi-pagi udah pada di kelas"ucap Azka sambil menyimpan tas di kursi samping Andira.

"Iya dong cewek kan harus rajin" timpal Keyln lalu menampilkan senyum. Sedangkan Andira tak menyauti ucapan Azka ia terfokus pada novel yang ia baca sedari tadi.

Azkapun mengangguk lalu tersenyum tipis. Setelah itu ia pun duduk di kursinya dan melihat ke arah Andira.

"Lu lagi baca apa?"tanya Azka membuka percakapan.

"Gue lagi baca novel"jawab Andira dengan datar

"Oh iya ra, kata anak anak lain lu tuh anak pemilik sekolah ini, itu beneran?"

Andira pun menutup novelnya dan menyimpannya di atas meja. "Ya begitulah, kenapa emang?"

Azka tertawa kecil "engga, gue cuma nanya doang kok, by the way lu udah lama kenal Natasya?"

Andira sedikit tersenyum "lu suka sama dia?"

"Gue cuma nanya doang, lagian dari kemarin gue satu bangku sama lu gak pernah ngobrol"jawab Azka lalu bersandar ke badan kursi.

Andira terkekeh lalu melihat ke arah Azka "sorry, gue kemarin lagi males aja ngomong sama orang" ia menjeda ucapannya "gue sama Natasya udah temenan dari jaman SD waktu SMP gue gak satu sekolah sama dia dan sekarang gue satu sekolah lagi sama dia"jelas Andira panjang lebar sesekali tersenyum saat mengingat masa lalunya.

Tetapi Andira dan Azka tidak menyadari ada dua pasang mata yang melihat kedekatannya dengan tatapan tak suka.

Bersambung...

Archipelago AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang