°Bullying°

173 22 0
                                    

Alex sudah berada di dalam Asrama sekarang. Ia sedang membuka laptop berwarna hitam yang berada di atas meja belajar miliknya. Meskipun sekarang adalah Pertandingan Olahraga antar kelas namun ia tak peduli karena ada yang harus ia cari dan itu sangat penting.

"Ah sial... Ternyata gak bisa di akses sama siswa"

Alex terus menekan tombol enter di papan keyboard namun selalu ada pemberitahuan page can't be accessed . Karena Alex kesal, ia pun terus menerus menekan tombol enter lalu mengacak rambutnya frustasi sambil berteriak tak bersuara.

Alex melepaskan jas merah marun-nya  melempar ke sembarang arah dan melonggarkan dasinya.

"Oke gue harus lakuin itu sekarang"ucap Alex pada dirinya sendiri dengan nada bicara yang cukup serius. Lalu ia berjalan mengambil laptop putih milik Azka yang berada di Atas meja belajar milik Azka.

•••

Tok... Tok... Tok...

Pintu pun terbuka, menampakan sosok Andira yang baru saja sampai di ruang kepala sekolah.

"Eh Andira, sini masuk papah kamu sudah menunggu sedari tadi loh" sambutan kepala sekolah setelah melihat Andira masuk ke ruangannya.

Andira mengangguk lalu tersenyum kepada kepala sekolah. Namun, matanya tertuju pada Bu Allen. Ia merasa aneh, kenapa Bu Allen berada di ruang kepala sekolah? Ini kan bukan ruangannya.

"Andira" Antonio yang duduk di salah satu sofa memanggil putrinya yang masih berdiri mematung di depan pintu.

Andira tersadar dari lamunannya lalu ia pun duduk bersebelahan dengan Papahnya.

"Pa John, apakah Andira selalu buat masalah di sekolah?"tanya Antonio dengan suara barinton.

Pak John tertawa kecil. "Tentu saja tidak, dia termasuk murid yang baik"

Andira tak berniat untuk ikut berbicara dengan topik yang di bahas saat ini. Ia hanya diam dan menyimak pembicaraan para orang tua yang berada di hadapannya.

Antonio mengangguk tentu saja ia percaya. Ia tahu betul jika putrinya Andira Perez tidak pernah membuat onar di sekolah. Jika itu terjadi Antonio tidak mempermasalahkannya karena itu hal yang wajar bagi remaja.

Antonio menyeruput secangkir kopi yang berada di atas meja. "Oh iya, saya dengar beberapa murid kelas 10 yang masuk menggunakan jalur prestasi di drop out dari sekolah"

Pak John tak langsung menjawab ia sempat diam beberapa saat. "Ah itu mereka menipu. Mereka memanipulasi piagam penghargaan makannya kita sepakat untuk mengeluarkan mereka"

"Apakah bapa sudah memeriksa terlebih dahulu itu piagam asli atau bukan? Atau, kenapa Bapa tidak mencabut beasiswa mereka tanpa harus mengeluarkan dari sekolah?"celetuk Andira.

Antonio melihat kearah putrinya. "Andira"

"Pah, andira cuman nanya doang. Memangnya salah?"ucap Andira seakan mengerti maksud Papahnya memanggil namanya. Ia lancang memberi pertanyaan itu namun bagaimana lagi mulutnya gatal ingin bertanya.

"Tidak apa apa pak Anton namanya juga remaja, ia ingin tau segala hal. jadi menurut saya itu hal wajar" kali ini Bu Allen yang berbicara dengan senyum mengembang di bibir manisnya lalu di ikuti oleh Pak John yang sedari tadi duduk di sebelah Bu Allen.

Anton hanya mengangguk lalu melirik ke arah Andira.

•••

Natasya sudah berdiri di depan wastafel Dengan baju yang basah kuyup. Ia menangis sejadi jadinya, sesekali ia melirik kaca melihat penampilannya yang berantakan.

Tadi, setelah Andira pergi seorang siswi memanggilnya dan mengajaknya menuju toilet. Ia tidak tau niat siswi tersebut apa. Karena alesan mengajaknya ke toilet adalah dia ingin buang air kecil namun tak ada temannya yang mau menemani jadi Natasya tidak berpikir macam macam.

Namun ternyata nasib buruk menimpanya, saat sampai di toilet dua orang siswa tiba tiba mencekal kedua tangannya dan mendorongnya sampai ia terduduk di lantai toilet. Tak hanya itu, salah satu siswi mengambil ember yang berisi air bekas mengepel lalu menumpahkannya tepat di atas kepalanya.

Setelah itu tiga siswi tersebut pergi meninggalkan Natasya. Tapi saat ia membuka mata, tepat di depannya terdapat ikat rambut berwarna merah marun ia pun mengambilnya sontak ia teringat satu hal.

Natasya tersadar dari lamunannya setelah ponselnya yang berada di saku  roknya bergetar. Beruntung ponselnya tahan air jadi meskipun sempat terkena air ponselnya tidak mengalami masalah.

Tertera di layar ponsel nama Andira. Tak menunggu waktu lama ia mengangkat telponnya dengan tangan yang masih bergetar.

"Sya, lu dimana sih? Gue nyari lu di tribun, kok ga ada?"

Natasya tak menjawabnya, ia malah mematikan sambungan telpon. Lalu mengirimnya pesan singkat memberi tahu bahwa ia berada di toilet.

Tak lama, Andira datang ke toilet dan mendapati Natasya yang sudah basah kuyup.

"Sya, ada apa?"

Tiba tiba Natasya menangis di depan Andira tanpa berkomentar lagi Andira pun memeluk tubuh sahabatnya meskipun ia tau akhirnya baju seragamnya akan basah namun masa bodo dengan hal itu.

"Ra, gue salah apa sih sampai gue di giniin?" Natasya menangis sampai sesenggukan.

Andira mengelus punggung Natasya "udah tenang-in diri lu oke, kalau lu udah merasa tenang, lu bisa cerita ke gue"

•••

Jam menunjukan pukul 6 sore menjelang malam, Alex masih berkutat dengan dua laptop yang berada di depannya. Laptop sebelah kanan berwarna putih milik Azka ia gunakan untuk mencari informasi dari mulai sejarah sekolah, pemilik sekolah, kepala sekolah  bahkan guru-guru yang ada di Archipelago.

Sedangkan laptop di sebelah kiri yang berwarna hitam miliknya ia gunakan untuk merentas website sekolah menggunakan User kepala sekolah untuk mengambil semua data siswa kelas 10. Masa bodo dengan resikonya ia tau sanksi apa yang akan di berikan kepadanya karena mengetahui user kepala sekolah. tapi ia yakin tindakannya tidak akan ketahuan karena Alex pernah melakukan hal yang sama saat di SMP. Dan sekarang muncul kata 'Loading 0%' di layar laptop miliknya. Artinya pengambilan data bisa di lakukan dan sekarang Alex tinggal menunggu angka tersebut mencapai 100%.

"Good job Alexandro Dinata" Alex berseru senang sambil mengepalkan kedua tanganya.

Ceklek...

Pintu asramanya terbuka sontak ia berbalik melihat ke arah pintu yang sudah menampilkan seseorang.

Bersambung...

Archipelago AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang