°Kamar Asrama°

141 16 1
                                    

Alex, Azka, dan juga Reno sedang duduk melingkar di atas karpet bulu berwarna coklat muda. Kali ini laptop milik Alex di ambil alih oleh Reno. Bisa di tebak apa yang Reno lakukan dengan laptop Alex. Yap, ia sedang bermain salah satu game di laptop Alex.

"Jadul banget sih lu masih main Point blank, orang lain udah pada main PUBG" celetuk Alex setelah melihat laptopnya. Penasaran.

Reno melirik kearah Alex. "Ini yang namanya melestarikan budaya. Dari gue SD sampai sekarang gue masih mainin nih game legend"

"Sejak kapan game masuk ke budaya? Toh game yang lu mainin kan bukan dari negara kita" timpal Azka sambil melempar buku yang baru ia baca ke sembarang arah.

Reno yang melihat Azka melempar buku langsung menghentikan aktivitasnya. "Sialan ya lu, kalau udah baca buku balikin kek ke lemari bukunya bukannya di lempar."

"Nanti gue simpen ke lemari buku kalau gak males"

Seketika ruangan sepi tak ada yang menimpali ucapan Azka. Semua fokus ke kegiatan masing masing. Alex dan Azka dengan ponselnya masing masing lalu Reno dengan laptop Alex. Sampai akhirnya Azka menyadari tujuan utama mereka menginap di kamar asrama Reno adalah membahas masalah flashdisk berisi bukti yang hilang.

"Heh, coba lu pada tutup ponsel sama laptopnya dulu" ujar Azka.

Alex langsung menyimpan ponselnya lalu menatap Azka dengan tatapan ada apa. Sedangkan Reno masih berkutat dengan laptop milik Alex.

"Ren, tutup laptopnya ada yang mau gue bahas"ucap Azka sekali lagi.

"Bentar, dikit lagi gue menang" saut Reno masih tetap fokus dengan laptopnya. Tanpa menunggu aba-aba. Alex langsung menutup laptopnya.

Sedangkan Reno diam lalu melihat kearah Alex. "Bangsat" Reno melempar stick. "Dah lah ga mood main gue"

Alex tertawa melihat Reno mengumpat. "Nanti juga lu bisa main lagi Ren. Sekarang gimana caranya kita ambil buktinya lagi" ucap Azka melihat kearah Reno yang masih kesal dengan kelakuan Alex. Tanpa mengucapkan apapun Reno berdiri lalu berjalan menuju tempat tidurnya.

"Mau kemana lu?"tanya Alex

Reno menghempaskan tubuhnya di atas kasur. "Mau hibernasi"

"Udahlah biarin aja. Kita cari buktinya sebelum besok biar masalahnya cepet kelar"

Sudah 2 jam Alex dan Azka mencari tau siapa yang mengambil flashdisk dengan cara mengulang video yang di ambil oleh kamera cctv lemari Azka. Mereka berdua menduga-duga orang yang mengambil flashdisk tersebut adalah Keyln tetapi mereka masih ragu karena tidak ada bukti kuat bahwa pencuri flashdisk adalah Keyln.

Memang ciri-ciri orang tersebut hampir sama dengan Keyln. Tapi menurut Alex, orang yang terekam di kamera terlihat lebih pendek dari pada tinggi keyln dan siswi di sekolah dengan warna rambut blonde tidak hanya Keyln saja.

Alex mulai terlihat jengah. Karena sedari tadi ia dan temannya hanya bisa menduga-duga saja. Sedangkan Azka masih terus melihat video cctv.

"Gue yakin ini gak mungkin beres besok" ujar Alex lalu bersandar pada badan kursi.

Azka menghela nafas. "Seenggaknya kita bisa tebak siapa orangnya"

"Tapi kan belum pasti bambang" ucap Alex.

"Lu berdua lagi ngapain?" Tiba tiba suara khas bangun tidur terdengar di telinga Azka dan Alex.

Alex dan Azka langsung melihat ke asal suara. Lalu, mendapati Reno duduk di atas kasur sambil sesekali menguap dan mengucek matanya.

"Lu ngigo Ren?"tanya Azka asal

"Gue kebangun gara gara lu pada berisik"jawab Reno lalu berjalan kearah Alex dan Azka sambil mengacak rambutnya. Makin berantakan.

Reno melihat kearah layar laptop yang sedang memutar video. "Ngapain kalian nyari tau orang yang ngambil flashdisk? Buang buang waktu"

"Eh anak orang, lu kan tau isi flashdisk nya itu backupan atau bukti transaksi rekening nya Bu Allen makannya gue sama si Azka nyari tau siapa yang ngambil flashdisknya" saut Alex.

Reno berdecak lalu senyum miring terukir di bibirnya. Ia berjalan menuju meja belajar mengambil laptopnya yang berada di atas meja. Setelah itu laptop tersebut di bawa ke hadapan Alex dan Azka yang sedang duduk bersila di karpet bulu.

Tak butuh waktu lama Reno menyalakan laptopnya dan memasukan password agar laptop dapat di akses. Alex dan Azka hanya memperhatikan apa yang Reno lakukan. Sesekali Alex melirik Azka bertanya apa yang Reno lakukan namun Azka hanya mengangkat bahunya tanda ia tak tahu.

"Gak usah susah susah cari siapa yang ngambil backupannya" Reno menghadapkan laptopnya ke arah Azka dan Alex agar mereka bisa melihat  layar laptopnya. "Backupannya masih ada di laptop gue jadi... SIALAN SAKIT ANJIR!" belum melanjutkan perkataannya Alex sudah melempar mouse wireless miliknya ke arah kepala Reno.

"thanks Lex, udah wakilin buat mukul kepalanya si Reno" Ucap Azka sambil mengangkat kedua tangan nya ke atas berniat meregangkan ototnya yang terasa pegal.

Alex mengacungkan jempolnya untuk menanggapi ucapan Azka. Sedangkan Reno masih mengusap kepala yang terkena lemparan mouse barusan.

"Bukannya bilang makasih sama gue kalau backupan nya masih ada di laptop gue eh ini malah di lempar pake mouse" gerutu Reno. Melirik kedua sahabatnya.

"Suruh siapa lu gak bilang dari awal kalau backupannya masih ada di laptop lu jadi kan kita gak usah susah susah cari siapa yang ambil flashdisk nya" timpal Azka.

"Terus kenapa lu berdua gak nanya ke gue?"

Alex berdecak. "Nih ya lu tuh jangan mau di tanya mulu. Inisiatif sendiri kek harusnya waktu kita lagi ngomongin masalah flashdisk lu langsung bilang kalau bukti atau backupannya masih ada di laptop lu"

"Lah kan gue gak tau. Gue kira lu pada lagi terobsesi sama flashdisk gue makannya gue gak kasih tau"ucap Reno langsung di hadiahi jitakan oleh kedua sahabatnya.

Bersambung...

Archipelago AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang