Hari ini adalah jadwal Pa Hamdan mengajar di kelas 10-2. Semua murid di kelas 10-2 di buat pusing oleh ulangan harian dadakan yang di berikan oleh Pa Hamdan. Terutama Alex, ia bingung menjawab soal Gara-gara minggu kemarin ia tak mengikuti pelajaran Pa Hamdan jadi ia tertinggal materi. Ralat lebih tepatnya ia tidak pernah menghadiri pelajaran Pa Hamdan selama satu bulan terakhir.
"Sya" panggil Alex dengan suara di kecilkan seperti orang berbisik. Orang yang di panggil pun menoleh kearah Alex.
"Nomor 1 sampai 10 jawabannya apaan?"
"Alexandro Dinata, mau nyontek nomor berapa?" Suara Pa Hamdan membuat Alex sedikit kelabakan pasalnya semua mata tertuju pada Alex.
"Hah? Nyontek? Enggak Pak saya gak nyontek cuman mau minjem penghapus ya kan, Sya?" Alex menyenggol lengan Natasya berharap Natasya bisa di ajak kompromi dengannya.
Natasya yang merasa lengannya di senggol oleh Alex langsung melihat ke arah Alex dan Pa Hamdan secara bergantian. "Iya Pa" Alex merasa lega Natasya bisa di ajak kompromi dengannya.
"Tapi Alex nanya nomor 1 sampai 10 sama saya tadi" Alex menepuk jidatnya. Sesekali ia mengumpat di dalam hati setelah mendengar ucapan Natasya.
Alex mencoba mencari alasan agar lembar jawabannya tak di ambil oleh Pa Hamdan. "Pa, saya cuman nanya gak nyontek."
Pa Hamdan berjalan menuju meja Alex lalu mengambil lembar jawaban yang belum diisi sama sekali oleh Alex kecuali nama dan kelas. "Alex, saat jam makan siang kamu harus ikut ulangan susulan di ruang konseling. Bapa tunggu di sana"
"Tap-"
"Tidak ada penolakan!" ucap Pa Hamdan dengan tegas lalu menyimpan lembar jawaban milik Alex di atas meja guru.
Alex mengusap wajahnya dengan kasar.
•••
Brakk...
Alex menyimpan nampan berisi makan siang di atas meja dengan kasar. Ia sangat kesal setelah mengikuti ulangan susulan. Pa Hamdan mengganti ulangan susulan dengan tes lisan dan itu bukan hal yang bagus baginya tapi sebuah petaka.
Teman temannya terlonjak kaget setelah mendengar suara nampan milik Alex di simpan di atas meja dengan kasar. "Santai dong Dro, lu gak ketinggalan makan siang kok" ucap Azka lalu melahap makan siangnya. Azka memang mengetahui bahwa Alex mengikuti ujian susulan dari Natasya yang kini duduk di depannya.
"Gue Alex bukan Dro"
"Kan nama lu Alexandro jadi gak ada salahnya dong kalau si Azka panggil lu Dro"timpal Reno.
"Lawakan lu gak lucu Ren" Alex melirik Reno dengan ujung matanya. "Andira, malem ini lu ada acara ga?"
Reno berdehem. "Kayanya ada yang mau dating nih" celetuk Reno
"Sirik aja lu, dugong." Ucap Alex.
Andira yang sedang fokus dengan makan siangnya langsung melihat kearah Alex yang duduk di sebelahnya. "Engga, memangnya kenapa?" Tanya Andira.
"Malam ini, gue mau ngajak lu makan malam sekalian ada yang mau gue omongin sama lu" jawab Alex.
"Oke" jawab Andira singkat lalu kembali fokus pada makanan yang ada di depannya.
"Kalau menurut gue ya Ra, lu jangan mau makan sama Alex ntar lu yang di suruh bayar sama dia" ucap Reno sambil mengayun ngayunkan sendok yang berada di tangan kanannya.
Alex langsung melempar tisu bekas ia pakai kearah muka Reno. "Emangnya lu, beli mie di kantin aja masih kasbon"
"Enak aja kalau ngomong, gue gak pernah kasbon mie di kantin" timpal Reno.
"Gak pernah kelewat" celetuk Azka.
Reno tak menanggapi ucapan Azka. Ia lebih fokus memandangi tisu yang berada di atas makan siangnya. "Lex, ini tisu baru kan?" Tanya Reno yang menyadari bahwa tisu tersebut adalah tisu yang di lempar oleh Alex barusan.
Alex menggeleng. "Engga, itu tisu bekas gue"
Sontak Reno membulatkan matanya. "Anjir jorok amat lu. Liat tisunya masuk ke makan siang gue mana belum abis lagi. Kampret banget punya temen sejenis lu"
"Gapapa kali Ren. Itung itung penyedap makanan" ucap Natasya sambil tertawa disusul dengan yang lain kecuali Reno.
•••
Jam menunjukan pukul setengah sembilan malam. Semua murid sudah berada di asrama sejak pukul tujuh malam bersiap untuk pergi ke alam mimpi. Berbeda dengan Alex, ia malah bersiap untuk pergi makan malam dengan Andira.
"Lex, yakin lu mau makan malam sama Andira jam segini?" Ucap Azka menghampiri Alex yang sedang mengenakan hoodie berwarna abu.
"ini udah jam setengah sembilan toh makan malam juga udah kelewat. Emang lu yakin? Nanti kalau lu ketauan sama keamanan sekolah mampus lu" tambah Reno yang saat ini menjadi satu kamar asrama bersama Alex dan Azka.
"Yakin lah, toh gue makan malem di cafe deket sekolah juga gak jauh jauh amat" jawab Alex dengan yakin sambil merapikan rambutnya.
"Eh Lex, tapi kan makan malem udah kelewat njir. Lu mau bikin anak orang gendut?" Ucap Azka.
"Gapapa kalau Andira gendut gue malah makin sayang sama dia. Selama ini dia kan kerempeng bang-"
"Wahh... Gue bilangin Andira kalau lu ngatain dia kerempeng" seru Reno lalu mengacung acungkan telunjuknya kearah Alex.
•••
Alex sudah keluar dari gedung asrama siswa. Sesekali ia melihat ke kanan dan ke kiri mencari sosok yang sudah membuat janji dengannya. Tak butuh waktu lama Alex langsung membuka ponselnya dan mengirimi Andira pesan. Menanyakan keberadaanya.
Tring...
Satu pesan masuk ke ponsel Alex. Tertera nama Andira di layar ponselnya. Seketika seulas senyum terukir di bibir tipis miliknya. Setelah mendapatkan pesan dari Andira, Alex langsung berjalan menuju gerbang utama sekolah.
Setelah sampai di gerbang utama, Alex melihat seorang gadis mengguna sweater abu, celana jeans hitam, sepatu sneakers berwarna putih, tak lupa topi bucket hitam yang bertengger di atas kepalanya. Saat gadis tersebut mendongak, Alex menyadari bahwa itu adalah Andira. Dan ia sangat cantik.
"Udah lama lu di sini?" Tanya Alex sambil menghampiri Andira.
Andira menengok ke sumber suara dan mendapati Alex yang sudah berada di sebelahnya. Berdecak. "lu lama banget. Untung gue gak balik lagi" andira menghentakkan sebelah kakinya.
Alex menyenggol lengan Andira. "Lu lucu banget sih"
"Apaan sih lu, jadi berangkat ga? Kalau engga gue balik lagi nih"timpal Andira.
"Ya jadilah, yuk berangkat" Alex menarik lengan Andira menuju tempat yang ia tuju.
Alex dan Andira telah sampai di Cafe yang letaknya di depan sekolah. Jadi, hanya menyebrang jalan saja mereka sudah sampai di cafenya. Andira memilih meja yang letaknya di dekat jendela Cafe.
"Lu mau pesen apa?"tanya Alex sambil melihat buku menu yang ada di hadapannya begitu pula dengan Andira.
Andira melihat daftar menu yang tersedia. Setelah ia menyebutkan pesanannya kepada Alex tak sengaja ia melihat keluar jendela dan melihat seseorang yang ia kenal.
"Lex" andira menepuk tangan Alex yang sedang memegang buku menu. "Lihat deh" ucap Andira. Pandangannya tak lepas dari orang yang tengah mengobrol dengan seorang pria di luar jendela cafe.
Alex mengikuti arah pandang Andira. Saat mengetahui apa yang Andira lihat, ia langsung membulatkan matanya. "Itu kan..."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Archipelago Academy
RandomArchipelago Academy adalah sebuah sekolah bisnis yang sangat terkenal dan mewah. Banyak sekali orang yang ingin menjadi siswa dan siswi sekolah ini begitupun dengan orang tua yang menginginkan anaknya masuk sekolah ini. Hanya orang orang tertentu ya...