28

2.1K 183 11
                                    

Sebelum menurunkan Randi yang lagi dalam keadaan pingsan, Azka melumat bibir Randi terlebih dahulu. Bahkan sebelum ia membawa Randi, ia sempat mampir ke apartemennya dulu dan menyetubuhi tubuh atletis yang Randi yang seksi itu.

"Aku heran sama Om Arlan itu, masa orang seganteng Mas Randi ini cuma mau diambil organ dalemnya doang? Padahal kan Mas Randi itu macho banget pas lagi mgentot."

Dengan susah payah Azka menyeret tubuh Randi keluar dari mobil.

"Om, aku dateng nih!!!"

Brakkk...!!

Azka kaget bukan main saat pintu di belakangnya tertutup begitu saja. Dia semakin kaget saat sosok Arlan berdiri dengan senyum lebar di wajahnya.

"Sesuai pesanan Om Arlan, aku udah ---"

Srreeettsss...!

Azka memelotot saat sesuatu terasa seperti menyayat lehernya barusan.

"Terima kasih anak bodoh. Tapi maaf, hati, jantung, liver, paru-paru dan otakmu lebih kubutuhkan daripada lubang pantatmu yang penuh taik itu!"

Tubuh Azka tumbang seketika. Sambil memegangi lehernya, ia menggelepar hebat seperti orang yang sedang merenggang nyawa.

"Eksekusi anak itu sekarang! Dan bersihkan tempat ini!" Perintah Arlan pada anak buahnya.

Selanjutnya Arlan menggeret Randi dengan menarik tangannya ke sebuah kamar. Lalu dia menaikkan Randi ke atas sebuah kasur berukuran besar dan mewah sekali.

Arlan membelai wajah mulus Randi. Lalu ia mencium bibir Randi cukup lama.

"Kau tahu sayang, kalau tubuh indahmu ini sudah ada yang berani menawar sampai 15 miliar ---"

Tok-Tok-Tok..!

Arlan langsung lompat dari atas kasur dan membukakan pintu.

"Bos, organ dalam anak itu dalam keadaan rusak."

"Rusak bagaimana?!" Suara Arlan meninggi.

"Semua organ dalamnya sudah dipenuhi sel kanker dan tumor.."

"Apa?!!"

Brakk...!

Begitu pintu itu tertutup, Randi langsung bangkit dan memeriksa keadaan sekitar. Ia membuka tirai merah yang menghalangi jendela kamar. Tapi ternyata ada sebuah teralis besi sangat rapat di baliknya.

"Sial!! Kalo gini, gimana caranya aku bisa kabur?!" gumamnya.

Kreeekkk...

Randi membuka pintu kamar dengan pelan-pelan sekali. Ia mengintip sekilas, memastikan kalau tidak ada siapa-siapa selain dirinya.

"KALAU ANAK ITU TIDAK BERGUNA, YA TINGGAL KALIAN BUANG SAJA!!"

Randi cepat-cepat bersembunyi di balik sebuah vas besar. Ia merasa salah tingkah karena penisnya yang masih saja ereksi di balik celana jeans slimfitnya. Semua ini dikarenakan tadi Azka menjejalinya dengan obat kuat yang kelewat batas. Untung saja dia tidak sampai overdosis.

"SAYA MAU KELUAR SEBENTAR! KALIAN BERESKAN SEMUANYA! KARENA MALAM INI, SEMUA ORGAN ITU HARUS SEGERA DIKIRIM!"

"Baik, bos!"

Randi menunggu sampai lima belas menitan. Namun ia gerah dan gelisah sendiri. Berkali-kali tangannya tanpa sadar meremas batang penisnya sendiri.

"Shit...!!" Dia bergegas bangun dan memeriksa tiap kamar yang ada di lantai satu rumah itu.

Karena tidak mendapatkan apa-apa, dia pun melanjutkan pencarian dengan menuju lantai dua.

Ada beberapa pintu kamar di lantai ini, tapi dia tidak menemukan apa-apa di setiap kamarnya.

H.I.M 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang