22

2.2K 178 8
                                    

Tok -- Tok..!

"Masuk..!"

Daniel langsung menggeser pintu di hadapannya, begitu suara khas itu terdengar dari dalam.

Mata keduanya sejenak saling bertemu. Menatap intens seolah saling menyelidik satu sama lain.

Daniel mendekati sosok itu. Ia mencubit, meremas, dan nyaris menggigit wajah Ryan.

"Sekarang percaya kan kalau saya ini Dokter Ryan yang asli...?" Tukas Ryan sambil memegang kepala Daniel. "Kamu kesini sama siapa, Ka?"

Daniel memelotot. Meskipun mereka sedang bicara berdua di ruangan tertutup, tapi ia tidak mau kalau pria dewasa itu sampai memannggil nama aslinya.

"Mas ---" Daniel menggigit bibir.

Melihat wajah Daniel yang begitu cemas, Ryan pun jadi ikutan cemas.

"Mas udah tahu belom kalau beberapa minggu ini ada lima anak SMA dan empat anak SMP yang menghilang?"

Ryan menggeleng pelan. Namun dia tahu maksud dan arah pembicaraan Daniel.

"Saya juga tidak tahu harus berbuat apa, Daniel. Sebab kamu kan tahu kalau saya harus menyelesaikan kekacauan disini akibat ulah orang itu.."

"Aku juga sama, mas. Sekarang ruang gerakku jadi dibatasi. Kemana-mana aku selalu diawasi dan diikuti."

"Jangan!" Ryan berjongkok di depan Daniel. "Pokoknya kamu jangan nekat, Daniel!"

"Tapi cuma aku yang tahu dan bisa memahami perasaan Mas Arlan, mas! Siapa tahu aja aku bisa --"

"Daniel, kamu itu sekarang sudah berubah! Kamu bukan lagi Raka! Tapi kamu itu orang lain!"

"Apa bedanya, Mas Ryan?! Toh aku dan Mas Arlan itu ---"

"Kamu tidak ingat, apa yang selama ini telah dia lakukan, iya?! Raka, itu bukan bukti bahwa orang itu sungguh-sungguh menyayangimu!"

Srekkksss...!

Pintu ruangan Ryan terbuka begitu saja. Munculah dua sosok yang membuat Ryan dan Daniel terbelalak dengan wjaah tegang.

"Raka --" Sosok pemuda berjaket kulit hitam yang berdiri persis di sebelah Dokter Farhan, berucap dengan suara sedikit bergetar. "Ra --- ka..."

"Alfaro, kapan kamu datang?" Ryan mencoba mengalihkan pembicaraan. "Bagaimana konsultasinya hari ini Dokter Farhan?"

"Jadi, kalian menyembunyikannya selama ini?!" Faro menoleh bergantian pada Farhan dan Ryan. "Kalian menutupinya dariku...?"

"Dokter Ryan, aku pulang dulu. Kakek sudah menunggu di bawah." Daniel buru-buru pamit.

Tangan Faro terjulur. Meraih tangan kurus dan pucat itu.

"Raka..."

"Maaf, mungkin kamu salah dengar."

"Kamu --- Raka --- kan?"

"Tolong lepasin aku."

"Jawab aku ---"

Ting!

Hape Daniel berbunyi. Pesan whatsapp dari satu nomer yang sangat dikenalnya.

Dahinya berkerut melihat sebuah pesan wa berupa huruf, angka, dan tanda bac acak yang dikirim dari nomer hape Jonathan.

Lalu pesan wa itu masuk bertubi-tubi ke hape Daniel dengan format tulisan yang semakin membingungkan.

Ringgg ~~~

"Halo Jo, maksud kamu apa sih?!"

Daniel menepis tangan Faro. Dia jelas masih bingung dengan maksud Jonathan mengirimkan wa seperti itu.

H.I.M 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang