"Mau kemana pagi-pagi begini, Faro?"
Alfaro yang muncul dengan kaos polo putih berkerah, celana denim, dan sepatu kets putihnya itu, tersenyum sumringah sambil menarik kursi makan.
"Gak mungkin clubbing kan, mas?" Tukas Azka. "Soalnya kan club itu bukanya pas malem doang.." Remaja itu menyengir lebar.
Jemmy tersenyum gemas sambil mengacak rambut Azka. "Jangan suka ngawur kamu.."
"Mau kemana kamu, Al?" Tanya Ervan.
Faro mengambil selai jeruk, lalu ia oleskan ke selembar roti tawar di piringnya.
"Aku mau ke rumahnya Kakek Robert."
Mendengar jawaban itu, Kakek Malik, Ervan, dan Hendrik nyaris tak berkedip mendengarnya.
"Lohh, kok tumben?"
"Hmmm, aku udah janjian main golf sama Kakek Robert. Habis itu, lanjut mancing."
"Kamu serius, Alfaro?" Tanya Kakek Malik masih tak percaya.
Faro pun mengangguk santai. Seorang asisten rumah tangga mendekatinya sambil membawa sebuah kotak kue yang telah dibungkus plastik dan diberi pita.
"Kamu itu aneh sekali, Al.." Ervan menghela nafas. "Setiap kali kakek atau Daddy mengajakmu untuk ikut serta ---"
"Maaf, kapan ya Daddy pernah mengajakku?" Potong Faro. "Bukannya semenjak aku ada di rumah ini, kalian tidak pernah menganggapku ya?"
"Alfaro ---" Wajah Kakek Malik kelihatan sedih.
"Maaf, aku gak serius kok." Faro membersihkan mulutnya dengan serbet putih. "Lagian aku mendekati Kakek Robert kan supaya dia mau ikut investasi di perusahaan yang sedang aku mulai rintis.."
"Kamu mau membuat perusahaan apa Alfaro? Kenapa Kakek tidak diberitahu..."
Alfaro tersenyum santai. Lalu ia mencium tangan Kakek Malik sebelum pergi.
"Nanti saja ya kek, aku kasih tahunya. Daddy -- Pap, aku pergi dulu..."
•
•
•
•
•Sementara itu di kediaman Kakek Robert....
Daniel nyaris tak berkedip saat Jonathan bilang, bahwa dulu dirinya pernah memukulnya sampai babak belur, gara-gara Jonathan menyatakan rasa suka padanya.
"Aku minta maaf. Jujur, aku takut dan cemas banget waktu kamu hilang tanpa kabar malamnya.."
"Apa sekarang kamu masih menyukaiku?"
Jonathan membelalak tegang. Namun kepalanya menggeleng pelan. "Aku --- sudah punya gebetan lain." ucapnya dengan wajah memerah padam.
"Kamu sudah punya gebetan lain?! Apa aku boleh tahu? Dia itu orang mana?! Bagaimana ciri-cirinya?!"
"Daniel ---"
"Ayo cepat kasih tahu, Jonathan!"
"Daniel, bukannya kamu itu homophobic? Bukannya kamu itu sangat benci dan jijik sekali dengan gay seperti aku?"
"Ehhh ---"
Drrrttt... Drrrttt...
Hape Jonathan bergetar. Panggilan masuk dari seseorang yang sukses membuatnya senyum-senyum seperti orang gila.
"Pasti dari orang itu ya..?"
"Hhehee --"
"Jo, tunggu!" Daniel menahan tangan Jonathan. "Apa kakakkmu tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
H.I.M 2
Teen FictionMereka tidak sadar kalau selama ini ia tidak pernah pergi jauh... Dia melakukannya karena dia cuma ingin melindungi orang-orang yang dicintai dan disayanginya... Namun masalah muncul semakin rumit, ketika ketiga orang itu datang untuk memperebutkan...