18

2.2K 188 11
                                    

"Kak Azka..."

Azka mengerenyit sejenak, melihat dua cowok berseragam putih abu yang berdiri di hadapannya.

"Kok ---"

"Maaf kak, aku kesininya ngajak temen." kata cowok berambut hitam beralis tebal itu. "Kenalin, namanya Sapto."

Lalu wajah Azka berubah ramah sekali. Ia menjulurkan tangannya, memperkenalkan dirinya.

"Ehh, Kak Azka cute juga ya!"

"Hhehe, kan udah aku bilang.."

Kedua cowok abg itu bisik-bisik mengomentari penampilan Azka yang memang cute sekaligus keren.

"Belom pada makan kan? Kita makan dulu aja.." Azka menawari.

"Gak usah kak, tadi kita udah makan kok."

Azks ngangguk-ngangguk. Ia mengirim sebuah teks wa ke cowok yang duduk persis di hadapannya. Ia menanyakan, apakah teman yang dibawanya itu tidak apa kalau diajak ikut juga ke hotel. Tapi ternyata, cowok abg itu mengatakan tidak apa-apa.

"Yuk, kita cabut sekarang aja.." Ajak Azka.

Meski tubuh Azka tak setinggi kedua cowok SMA itu, tapi tetap saja Azka kelihatan lebih keren dari kedua cowok itu.

Azka mengajak kedua cowok itu ke sebuah hotel dengan mobil kakeknya. Ia mengatakan pada kedua orang suruhan kakeknya itu, kalau ia akan menjenguk orang tua adik kelasnya yang sedang sakit. Ia juga tak lupa menyisipkan uang tutup mulut kepada kedua orang pengawalnya itu. Ditambah, nanti dia akan memberikan oral service kepada kedua pria berbadan tegap itu.



Sementara itu...

Faro berhasil mengambil beberapa foto saat Azka bertemu dengan kedua cowok SMA itu. Tapi disini ada yang aneh menurutnya. Karena wajah kedua cowok SMA itu, bukanlah wajah cowok yang ia lihat pada sebelum-sebelumnya. Dalam artian, Azka itu sudah bertemu dengan beberapa cowok SMA atau yang usianya lebih muda darinya. Bahkan ia pernah melihat Azka sedang jalan dengan seorang cowok berkulit putih, berwajah tampan dan polos, namun masih menggunakan seragam putih biru.

Sudah hampir dua jam Faro menunggu di lobi hotel berbintang di kawasan Selatan Jakarta itu. Namun ia terus menunggu, sampai ketiga orang itu turun kembali dari kamar.

Jam lima sore, akhirnya Azka dan kedua cowok itu turun. Namun kedua cowok itu tidak lagi mengenakan seragam sekolahnya. Melainkan sudah berganti pakaian.

Faro langsung memesan taksi online untuk mengikuti mobil Azka. Jelas, ia tidak mau menggunakan mobilnya, karena bisa saja Azka maupun kedua pengawalnya itu mengetahui kalau mereka sedang diikuti.

Rupanya Azka mengajak kedua cowok itu ke sebuah mall. Lalu Azka mengambil sejumlah uang tunai dalam nominal yang tidak bisa dibilang sedikit.

Faro melihat Azka memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan kepada kedua cowok itu.

Cpreeett!

Kini langkah Faro harus terhenti, karena Azka mengajak kedua cowok itu ke sebuah toko sepatu. Lagi, untuk kesekian kalinya dia mengambil foto Azka yang sedang membelikan kedua cowok itu sepatu.

Saat Faro sedang serius mengamati ketiga cowok itu, tiba-tiba saja ia kebelet untuk buang air kecil. Untungnya, ia sempat mengambil foto saat Azka dan kedua cowok itu sedang berada di dalam outlet iBox.

"Brengsek!! Gak bisa ditahan dulu apa!" Gerutunya.

Untungnya di dalam toilet, tidak ada orang selain dirinya. Jadi ia bisa cepat-cepat untuk kembali ---

Deg -- Deg...!

Jantungnya berdegup cepat, saat ia berbalik sambil menaikkan reseleting celananya. Dari dalam salah satu bilik toilet itu, keluar sesosok cowok bertopi putih, dengan sepasang mata kecil yang jernih, hidung mancung, dan bibir merah padat yang agak basah.

Mata keduanya bertemu sejenak. Seolah ada sebuah keterikatan yang pernah terjalin diantara keduanya.

"Ya-ya-ya, kamu itu terlalu perasa banget!! Aku cuma ramah sama mas-mas spbnya aja, kamu langsung cemburu!"

"Aku gak cemburu, Zein! Tapi kan ---"

Kedua cowok yang lagi seru berdebat itu sontak terhenti, saat mereka melihat sosok Alfaro yang masih diam mematung sambil memegang reseleting celananya.

"Kak Zein ---"

Perhatian Faro sontak teralihkan kembali pada sosok bertopi putih. Meski pelan sekali, namun telinganya bisa mendengar jelas apa yang baru saja terucap keluar dari mulut sosok di hadapannya itu.

Lalu tiba-tiba saja sosok itu meninggalkan mereka dengan langkah tergesa.

"Daniel, Kakek kira kamu kemana --"

Dahi Faro berkerut melihat kakek tua yang muncul dengan dua orang pria berbadan tinggi tegap itu.

"Ehh, pssttss..." Zein menarik tangan Abi. Maksudnya adalah ia mau segera keluar dari toilet itu, dan tidak bertegur sapa dengan orang yang sangat mengerikan itu.

"Zein!" Suara Faro terdengar menggelegar.

"Hmmm, ya..?"

"Ada lo kenal sama cowok barusan?"

Mata Abi mendelik. Agaknya ia emosi lagi kepada pacarnya itu.

"Cowok yang mana, mas? Aku ---"

"Yang barusan...!"

"Hhaahh...?" Zein melongok bodoh. "Enggak tuh. Sumpah deh. Emang kenapa?"

"Gue tadi denger dia bilang 'Kak Zein'.."

"Owwwhh, mungkin dia itu salah satu fans aku..."

Wajah Faro tetap kelihatan datar. Dia pun meninggalkan Zein dan Abi tanpa mengatakan apa-apa.

"Tuh kan!"

"Apaan lagi sih, bi?!" Zein jadi geram juga. "Kamu lupa ya kalo aku ini kan youtuber! Terus, wajar ajalah kalo banyak orang di luaran sana yang kenal sama aku!"

Abi tak menyangka kalau Zein akan berkata dengan nada penuh emosi.

"Ya sekarang gini aja deh, kalo kamu gak mau aku dikenal lagi --- oke, aku bakalan mundur aja! Aku bakalan tutup semua channelku, dan aku berhenti total jadi youtuber! Bodo amat gak punya uang buat modal nikah nanti!"

Abi refleks menutup mulut Zein. Lalu menarik keluar tangan pacarnya itu.

"Kamu udah gila ya, Zein?! Kamu gak liat kalo tadi ada orang yang lagi ngeliatin kita?!"

"Bodo amat! Aku gak peduli!"

"Zein!!"

"Apa?!"

"Itu kan Azka --"

"Gak peduli!!"

"Itu Azka, Zein!! Raka!!"

Kepala Zein bergerak ke arah tangga berjalan. Lalu matanya membelalak tak percaya, melihat Azka yang sedang jalan dengan kedua cowok sambil menenteng banyak tas belanjaan.

"Kok dia mau jalan gak ngajak-ngajak aku sih?!!"

Syuuuutttt...!

Sebuah tangan menjulur meraih tangan Zein.

"Mas Faro..?"

Faro menarik kasar tangan Zein ke sebuah sudut dekat pintu masuk toilet.

"Gue butuh bantuan kalian berdua.."

"Bantuan...?" Zein menelan ludah sambil melirik Abi. "Bantuan apa ya mas...?"

"Nyelidikkin Azka --"

"Hhhaahh..?!" Zein dan Abi sama-sama melongok.

"Tapi please, jangan kasih tahu hal ini ke siapa-siapa, termasuk Jemmy --"

$$$$$$





H.I.M 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang