"Mas Azka, ada yang nyari tuh.."
Azka lantas menoleh ke arah yang ditunjuk oleh salah satu staff minimarket milik kakaknya itu. Seketika wajah Azka yang baru bangun tidur itu, tambah kusut, masam dan gak karuan.
"Aku gak kenal sama dia."
"Tapi katanya dia satu kampus sama Mas Azka.."
"Laras!" Azka memelotot lalu berlalu kembali ke dalam ruangan pribadinya untuk mandi dan bersiap ke kampus.
Azka bukan gak mengenal cowok berkulit putih, berhidung mancung, dan kuliah di jurusan kedokteran itu. Ini bahkan bukan pertemuannya yang pertama kali. Sudah beberapa kali ia dan cowok itu bertemu, entah di sengaja atau tidak.
Begitu Azka keluar dari dalam minimarket, cowok berkemeja biru yang lengannya digulung sampai siku itu, langsung mendekati Azka dengan senyum canggungnya.
"Hai...!"
"Ya?" Azka tidak minat sama sekali dengan cowok itu sebenarnya. Mau dia itu anak kedokteran, youtuber, cucu konglomerat sekalipun, dia sama sekali tidak tertarik dengan cowok yang notabenenya udah punya cewek itu.
"Udah mau berangkat?"
"Iya nih. Lagi nunggu gojek." jawab Azka cuek.
"Owhhh..." cowok itu manggut-manggut sambil mainin handphone dan kunci mobilnya. "Mau bareng?"
"Makasih."
"Mau gak?"
"Hmmm..."
"Gue gak keberatan kok."
"Oke. Sebentar."
Azka pun kembali ke dalam minimarket. Agak lama ia di dalam, dan baru keluar setelah sepuluh menit berlalu. Kalau boleh jujur, sebenarnya tadi dia itu sama sekali belum pesan ojek online. Bagaimana mau pesan, kalau batere hapenya aja habis total.
"Yuk..!" Kata Azka yang membuat senyum cowok itu mengembang seketika.
Azka bisa melihat foto cowok itu dengan sesosok cewek yang tergantung di kaca spion tengah mini cooper milik cowok itu. Gak cuma di foto sebenarnya, karena Azka pernah melihat secara langsung gimana cantik dan sempurnanya pacar dari cowok bernama Randi.
"Ini, kak.." Azka memberikan dua tungkup sandwich untuk Randi.
"Emang gue minta ya?"
"Enggak. Tapi kan aku ini orang yang tau diri." Azka menyengir. "Makasih ya tumpangannya."
"Ka.." Randi menahan tangan Azka, sebelum juniornya itu turun dari mobilnya. "Apa --- lo ---" Randi terdiam sejenak. Matanya lekat menatap mata Azka.
"Hmmm..."
Randi melepas tangan Azka sambil menghela pelan. Ia memegang kepala Azka sambil tersenyum.
"Lo ngingetin gue sama seseorang.."
Wajah Azka kelihatan salah tingkah. Apalagi dia tahu kalau di luar sana banyak mahasiswa dari fakultas ekonomi yang sedang memperhatikan ke arahnya.
"Aku duluan ya, kak. Makasih."
"Gue boleh minta ---"
Brakkk...!
Randi menggeleng kecewa. "Nomer lo gak...?" Sayang, Azka keburu turun dan gak mendengar pertanyaannya itu. Ia pun melajukan kembali mobilnya menuju fakultas kedokteran.
•
•
•
•
•"Menurut kalian, dia mau gak ya aku ajakkin gabung?" Pertanyaan Zein itu malah membuat ketiga orang terdekatnya itu memasang wajah masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
H.I.M 2
Teen FictionMereka tidak sadar kalau selama ini ia tidak pernah pergi jauh... Dia melakukannya karena dia cuma ingin melindungi orang-orang yang dicintai dan disayanginya... Namun masalah muncul semakin rumit, ketika ketiga orang itu datang untuk memperebutkan...