***
Kalau emang gak kuat nahan masalah sendiri, ya jangan ditahan. Seorang penyemangat juga butuh disemangati 'kan?
***
Jangan biarkan lentera kebahagiaan dalam diri lo padam hanya karena cowok brengsek seperti dia. Bukan cuma gue, kita pantas bahag...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌸🌸🌸
Di bawah guyuran hujan, kusaksikan rona bahagia di wajah elokmu. Bersama guyuran hujan pula, kuberharap terkikisnya deritamu.
•Undreamable•
🌸🌸🌸
Jam menunjukkan pukul enam pagi. Saat Aksa berada di teras rumah Alina. Cowok itu seolah tak sabar untuk menemui Alina. Hingga pintu rumah Alina terbuka menampakkan Arinda di sana.
"Eh Aksa, masuk gih Alina di dalam."
Senyum Aksa semakin mengembang. "Iya Tante, Aksa permisi."
Cowok itu melenggang memasuki rumah Alina bersama Arinda. Sementara Alina semakin gugup melihat kedatangan Aksa mengingat perkataan Bintang kemarin malam.
"Papa nggak setuju kamu pacaran sama Aksa."
"Dimana-mana cowok yang lindungi cewek, tapi kamu malah sebaliknya. Makanya Papa nggak setuju."
"Papa gak mau kamu kecewa."
"Halo Om Bintang, Bang Nanta!" sapa Aksa tanpa menghilangkan senyum di wajahnya.
"Halo Aksa."
"Halo." Nanta terlihat tak bersemangat melihat kedatangan Aksa.
"Halo pacar."
Sontak Alina terkejut mendengar ucapan Aksa, begitupula dengan Arinda dan Nanta.
"Pacar?" tanya Nanta dan Arinda bersamaan.
🌸🌸🌸
Aksa dan Alina menelusuri area sekolah tanpa minat untuk berbincang mengingat perkataan yang dilontarkan Bintang pada keduanya.
"Asal Alina bahagia, Om setuju kalian berpacaran."
Entah mengapa perkataan Bintang justru membuat keduanya merasa canggung. Sepanjang perjalanan pun hanya kesunyian yang menyelimuti hingga mereka sampai di perpustakaan sekolah.
"Aksa, tunggu bentar, ya Lina mau balikin buku dulu."
Aksa menganggukkan kepala. Sementara Alina mengembalikan buku di perpustakaan, cowok itu duduk di bangku perpustakaan.
"Eh liat tuh ada cowok idiot."
Aksa menatap ke dua siswa kelas sebelas yang merupakan kakak kelasnya. Perlahan, cowok itu mendekatinya membuat Aksa membeku berharap Alina segera keluar dari perpustakaan.
"Hai idiot, mana cewek lo yang cantik itu?" tanya Kenzo--kapten futsal SMA Antana.
Aksa menundukkan kepala, terlalu takut untuk menjawab pertanyaan kakak kelasnya.
