🌸🌸🌸
Angin malam menghembus seakan menyelimuti tubuh tiap insan. Suasana taman kota cukup ramai, bahkan lebih ramai dari biasanya. Tidak heran sih karena sekarang adalah Sabtu malam Minggu. Di mana pemuda pemudi yang memiliki pasangan berkumpul untuk apel ria. Tapi malam Minggu merupakan malam yang amat dibenci oleh kaum jomblo. Sebenarnya nggak semua sih, hanya beberapa saja.
Dari sekian banyaknya senyum dan kebahagiaan, ada beberapa orang yang terdiam di tengah keramaian. Contohnya adalah Aksa. Rasa kalut senantiasa menyelimutinya. Ia galau, semenjak gadis yang ia cinta berpelukan dengan cowok lain.
Sebenarnya ia tidak jadi pergi ke psikiater karena Dr. Anna sedang keluar kota. Makanya Aksa menyempatkan waktu untuk menemui Alina. Namun ternyata, ia melihat apa yang seharusnya tidak ia lihat. Aksa hanya tidak menyangka.
Sebuah mobil Ferrari hitak berhenti tepat di depan cowok itu. Pintu mobil terbuka, menampakkan sosok gadis berambut panjang ombre berpakaian sangat fashionable dengan jaket kulit hitam yang menyelimuti tubuhnya. Siapa yang tidak mengenal gadis itu? Anak pemilik Refiandra Industries yang terkenal dengan keanggunan serta kecantikannya.
Marsha melangkahkan kaki bak model dunia lalu menghampiri Aksa. Tentu pemandangan ini tidak lepas dari pandangan pemuda seolah melihat bidadari. Tak jarang dari mereka mendapat cubitan dari pacarnya karenanya. Yang benar saja?! Marsha tersenyum kecut mengingat papanya pernah ditipu oleh Anika Kalandra.
"Hai Radhit," panggilnya lembut dengan senyum yang merekah.
Aksa mendongakkan kepala. Menyadari kehadiran Marsha, cowok itu berniat meninggalkan taman kota. Namun lagi-lagi Marsha menahannya.
"Aku tau kamu masih marah. Aku tau juga kalau kejadian yang lalu itu nggak seharusnya. Maafin aku ya? Aku janji nggak akan biarin kejadian yang lalu terjadi lagi."
"Aku sayang kamu, Radhit."
Gadis itu memeluk Aksa membuat sang empu merasa nyaman. Namun sesaat kemudian Aksa menghempaskan tubuh Marsha mengingat jika gadis itu bukan manusia biasa, tetapi manusia ular.
"Siapa lo? Gue gak kenal."
Marsha terlihat terkejut. Ia tak menyangka jika gaya bahasa Aksa berubah padanya. "Maafin aku, Radhit. Katamu semua orang patut dimaafin kan? Aku nyesel, maafin aku ya? Aku mohon,"
Aksa tertegun. Perkataan Marsha terdengar tulus. Perlahan Aksa menganggukkan kepala. Simple tapi mampu mengembangkan senyuman di paras cantik Marsha.
"Makasih Radhit, makasih banyak." Gadis itu memeluk Aksa erat. Perlahan juga, tangan Aksa terulur untuk membalas pelukan Marsha tanpa mengetahui jika Alina berada di sana.
Gadis itu bergegas meninggalkan Aksa dan Marsha. Rupanya, ia sudah terlambat. Mungkinkah semua terulang kembali? Alina tak tahu. Bahkan gadis itu tidak mengetahui arah langkahnya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDREAMABLE ( SELESAI )
Fiksi Remaja*** Kalau emang gak kuat nahan masalah sendiri, ya jangan ditahan. Seorang penyemangat juga butuh disemangati 'kan? *** Jangan biarkan lentera kebahagiaan dalam diri lo padam hanya karena cowok brengsek seperti dia. Bukan cuma gue, kita pantas bahag...