🌸🌸🌸
Alina menatap lemon tea di tangannya nanar. Hari ini segalanya terasa berat. Mulai dari perubahan Aksa atau Riksa tiba-tiba pingsan.
"Ehem."
Alina melepas pelukan kakaknya lantas melihat siapa dua orang di hadapannya. Rupanya Aksa bersama Marsha. Tapi penampilan laki-laki itu berbeda dari biasanya bahkan lebih mirip Marvel. Dingin, acak-acakan, juga keren.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Nanta tajam bersamaan dengan rahang mengeras.
"Gue sama Radhit minta maaf atas semua kesalahan pada kalian. Maafin gue Nan, gak seharusnya jadiin adek lo sebagai bahan balas dendam. Awalnya gue emang ada niat gitu. Tapi sekarang gue beneran ada rasa sama Radhit."
"Apa hubungannya sama adek gue? Pelakor memang cocok sama playboy kan?" tajam Nanta.
"Jaga omongan lo ya!"
Alina terkejut bukan main. Bukan Marsha, tetapi Aksa yang angkat bicara. Gadis itu tidak menyangka jika gaya bicara Aksa menjadi gue-lo berbeda dari biasanya.
"Adek lo itu playgirl, genit sama semua cowok. Cuih, nyesel gue kenal dia. Marsha baik, dia gak pernah ninggalin gue dalam keadaan apapun gak kayak adek lo, dasar ulat bulu!" maki Aksa kembali membuat Nanta emosi.
"Lo tau apa tentang adek gue ha? Mentang-mentang sekarang lo adek Marvel jadi seenak jidat hina adek gue. Kalau dulu adek gue gak ada waktu lo masih disiksa sama nenek kriminal itu. Lo gak akan pernah ada di posisi sekarang!"
Alina menenangkan amarah Nanta. Meski batinnya bak dihujam ribuan belati, ia tidak ingin kakaknya berkelahi terlebih dengan cowok berbisa seperti Aksa. Gadis itu masih tidak percaya jika sahabatnya yang polos telah berubah menjadi pribadi yang lebih buruk.
"Udah gue maafin. Makasih atas makian juga kenangan kita dulu. Oh ya masalah O2SN, udah gue bilangin ke Pak Reza biar Marsha yang gantiin. Semoga berhasil, jangan ganggu gue lagi," ucap Alina sebelum meninggalkan Aksa dan Marsha bersama kakaknya.
Gadis itu menghembuskan nafas panjang. Mungkin semua orang akan berubah suatu saat, tapi ini Aksa lho! Laki-laki polos dengan sikap kekanakan mendadak berubah menjadi garang.
"Ngapain lo di sini?"
"E-eh."
Riksa terlihat mengubah posisinya menjadi duduk. Tanpa mengubah ekspresi datar lagi dinginnya. "Lo ngapain di sini. Mending lo keluar. Gak usah sok peduli deh, gak mempan," ucap laki-laki itu tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDREAMABLE ( SELESAI )
Novela Juvenil*** Kalau emang gak kuat nahan masalah sendiri, ya jangan ditahan. Seorang penyemangat juga butuh disemangati 'kan? *** Jangan biarkan lentera kebahagiaan dalam diri lo padam hanya karena cowok brengsek seperti dia. Bukan cuma gue, kita pantas bahag...