🌸🌸🌸
Alina menghempaskan tubuhnya di kasur king size-nya. Hari ini sungguh berat. Beberapa kebenaran terkuak. Satu sisi ia senang, Sandra menceritakan segalanya. Sisi lain ia sedih, mantan sahabatnya mencintai orang yang salah.
Gadis itu terpaku pada buku diary bersampul putih miliknya. Tanpa menunggu, ia mengambil buku itu lantas membuka halaman demi halaman buku.
Halaman pertama berisi beberapa foto kedekatan ia dan Sandra. Tanpa sadar, lengkung senyum tercipta di wajahnya.
Kata orang, sahabat seperti keluarga kedua kita. Tapi bagiku, sahabat bukanlah keluarga kedua, melainkan 'aku' yang kedua. ❤️
Alina terdiam. Samar-samar momen kebersamaan gadis itu bersama Sandra kembali terngiang.
"Kakak pergi dulu ya? Belajar yang benar, jangan cinta-cintaan dulu. Ribet Dek," ucap Nanta setelah mengantar adik kecilnya tepat di depan gerbang sekolah.
"Ih kenapa Kak Nanta harus beda sekolah sih, kan Alina gak punya teman. Nanti kalau ada yang ganggu Alina gimana? Gak ada Kak Nanta," ucap Alina cemberut.
Nanta tersenyum. "Cari teman lagi aja Dek, cari sahabat yang banyak. Nanti kalau udah nemu, bilang ke Kakak ya. Kakak gak selalu sama kamu," ucap laki-laki itu seraya menepuk pipi Alina.
"Tapi nanti Kakak jemput Alina ya! Awas aja kalau enggak, Alina gak mau ngomong sama Kak Nanta!" ucap Alina.
"Iya-iya, nanti Kakak jemput. Tunggu Kakak ya! Jangan kemana-mana. Udah, masuk sana. Kakak udah telat nih, belajar yang benar ya adik kecil. Kakak tinggal dulu," ucap Nanta seraya mengacak rambut adiknya gemas.
"Kakak kebiasaan!"
Nanta terkekeh sebelum meninggalkan sekolah Alina. Gadis itu memasuki gerbang sekolah dengan santai. Hari ini tahun kedua ia bersekolah di SMP Gemintang. Artinya, ia telah menginjak kelas delapan. Namun ia tidak memiliki teman dekat. Satu tahun ia habiskan bersama buku di perpustakaan. Mungkin tahun ini akan berlangsung sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDREAMABLE ( SELESAI )
Ficção Adolescente*** Kalau emang gak kuat nahan masalah sendiri, ya jangan ditahan. Seorang penyemangat juga butuh disemangati 'kan? *** Jangan biarkan lentera kebahagiaan dalam diri lo padam hanya karena cowok brengsek seperti dia. Bukan cuma gue, kita pantas bahag...