🌸🌸🌸
Riksa memasuki apartemen setelah mengantar partner lombanya pulang. Laki-laki itu merebahkan tubuh di kasur king size-nya. Siapa sangka apartemen yang ia tinggali sekarang merupakan apartemennya sendiri alias hasil dari jerih payahnya.
Laki-laki itu pernah mengikuti berbagai perlombaan e-sport dan band. Sebelum neneknya meninggal dan kedua orang tuanya melarang. Riksa tidak ingin mengingat itu. Sesuatu yang mengusik pikirannya sekarang adalah sosok adik kelas bernama lengkap Alina Clarissa Auristella.
Saat ini Riksa tengah mengantar Alina selepas pulang dari kafe. Sebenarnya Alina menolak, ia tidak ingin merepotkan Riksa. Tapi mengingat ia tengah menghemat untuk membeli novel terbaru, ia mengurungkan niat dan memilih dibonceng Riksa. Lumayan tumpangan gratis.
Alina bukan tipikal perempuan yang berisik ketika di jalan. Apalagi es batu pedas seperti Riksa. Selama perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan. Hingga keduanya sampai di depan rumah gadis itu.
"Makasi Kak, mau mampir?"
Riksa menggeleng. "Lain kali aja," tolaknya.
Alina berdehem. "Ya udah deh, hati-hati!" ucapnya dibalas anggukan Riksa. Laki-laki itu melaju dengan kecepatan normal meninggalkan pekarangan rumah adik kelasnya.
"KAK RIKSA TUNGGU!"
Mendengar namanya dipanggil laki-laki itu membuka kaca helmnya lantas melihat ke spion. Lihatlah, Alina tengah berlari di belakangnya seraya melambaikan tangan dan berteriak tiada henti.
Tanpa sadar Riksa terkekeh, wajah Alina sangat lucu. Bukannya berhenti laki-laki itu malah menutup kaca helmnya kembali lantas menambah kecepatannya. Jahil sekali-kali tidak masalah, kan? Kapan lagi melihat gadis cantik berlari mengejarnya. Tunggu, apa Riksa baru saja memuji Alina?
Teriakan Alina masih terdengar, tapi gadis itu tertinggal jauh di belakang. Sepertinya ia kelelahan. Riksa menepi, mematikan laju motorn, membuka kaca helm lantas membalikkan wajahnya.
"Kenapa berhenti? Ayo lari lagi!" ucap laki-laki itu sedikit berteriak tidak lupa dengan senyum meledek. Alina terlihat kesal. Gadis itu berlari secepat kilat menghampiri Riksa.
"Dasar es batu pedas! Udah tau dipanggil masih aja gak mau berhenti. Malah tambah cepat lagi," ucap Alina dengan nafas yang memburu.
"Es batu pedas? Lo bakso mercon kerikil!"
"Enak aja! Gue titisan bidadari jatuh dari surga pas di hatiku ea~!" ucap Alina tidak terima.
"Oh ya? Titisan miper kali."
"AAH BODO AMAT DASAR ES BATU PEDAS!" geram Alina seraya menghentakkan kaki.
"Serah, gue tinggal lagi nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDREAMABLE ( SELESAI )
Teen Fiction*** Kalau emang gak kuat nahan masalah sendiri, ya jangan ditahan. Seorang penyemangat juga butuh disemangati 'kan? *** Jangan biarkan lentera kebahagiaan dalam diri lo padam hanya karena cowok brengsek seperti dia. Bukan cuma gue, kita pantas bahag...