Blood, Sweat & Tears

581 79 9
                                    

Sebuah kesalahan, Irene membuat kesalahan dengan menarik orang-orang kepercayaannya untuk mengikuti Sehun. Adiknya itu terlalu positif dan selfless jadi apa pun kata temannya dia dengan mudah mengiyakan. Satu karakter yang entah itu baik atau buruk, mungkin itu buruk untuk konteks ini.

Di lingkaran ini, sulit mencari teman, teman terdekatmu bisa jadi adalah musuhmu atau sebaliknya bisa jari musuhmu adalah teman terbaikmu. Serigala berbulu domba, sepertinya ungkapan itu tak hanya sebuah petuah tua. Di sini, satu orang bisa diserang melalui beberapa sisi, dengan beragam cara, tipuan maupun langsung di depan mata.

Cara menghancurkan seseorang bukan hanya secara fisik tapi juga mental.  Seseorang melemahkan bukan hanya dengan obat-obatan atau narkoba. Cara yang paling ampuh dan aman adalah dengan menciptakan scandal, menggunakan wanita.

Seorang pria dengan kemeja berwarna maroon gelap dengan lengan dilipat hingga siku duduk di kursi dekat kolam renang. Di Skybar hotel Zeus. Sekitar lima orang pria berusia akhir dua puluhan dan awal tiga puluhan duduk bersama di kelilingi wanita-wanita cantik dengan bentuk tubuh seperti para Angels Victoria Secret. Pool party seperti ini memang luar biasa. Beragam minuman beralkohol berjejer rapi di atas meja, makanan ringan hingga kue berderet rapi di atas meja, jelas itu meja utama. Penanggung jawab acara ada di samping Sehun, duduk bersama seorang wanita berpakaian minim yang terus melempar godaan. Sehun masih diam dan hanya tersenyum.

Malam terus berlanjut, satu per satu kawannya terus menghilang dari sampingnya. Satu orang pergi ke kamar mandi, dua orang bersama tiga wanita pergi ke dance floor di area yang berbeda dengan lokasi pool party dan Sehun masih duduk menonton temannya berpesta.

Seorang pria berusia sekitar empat puluh tahunan duduk di samping Sehun, menuangkan alkohol di gelas kosong milik Sehun dan juga miliknya. Mereka minum dalam sekali teguk. Pria itu mengeluarkan sebatang rokok, mengambil korek dari sakunya, namun korek itu terjatuh di bawah meja. Tanpa perintah Sehun mencari korek itu tanpa tahu jika pria itu memasukan sesuatu ke gelas minumannya. Sehun mengangkat kepalanya setelah ia menemukan korek, tepat di saat pria itu menuangkan beer di gelas milik Sehun.

"Thanks" ucap pria itu lalu mengangkat gelasnya mengisyaratkan pada Sehun untuk melakukan hal yang sama.

Seorang wanita dengan Mini dress berwarna biru tua duduk di sampingnya. Cukup cantik walau tak secantik kakak atau kedua sepupunya. Wanita itu tersenyum pada Sehun.

" Apa ini pertama kalinya kau ke bar?" tanya wanita itu

" Aniya, tapi aku tidak begitu sering ke bar atau night club" balas Sehun sopan.

" Hm, Kau sangat tampan dan kau masih muda. Jika aku menjadi dirimu, aku akan lebih sering ke tempat seperti ini" ucap pria itu.

" Ada hal yang tidak bisa kau lakukan ketika kau menua. Ada begitu banyak aturan dan larangan jika kau semakin menua. Kau tidak akan bebas melakukan apa pun" lanjut pria itu.

" Ketika kau masih muda ketika darahmu masih segar dan panas. Penuh semangat dalam melakukan banyak hal, harusnya kau mencoba beragam hal. Nikmati semua hal"

" Seperti ke club, menikmati hidupmu. Bermain dengan teman-temanmu, berkencan dengan wanita cantik. Semua itu tidak akan kau dapatkan jika kau menua"

" Bukankah semuanya memiliki harga?" ucap  tanya Sehun sedikit sangsi dan merasa aneh dengan pemikiran pria itu.

" Tentu saja, tapi selagi kau bisa membayar harga itu kenapa kau tidak gunakan untuk menikmati hidupmu. Kelopak mawar yang sudah jatuh dari tangkai tidak bisa kembali lagi" ucap pria itu.

Pandangan Sehun mulai kabur, kepalanya pusing. Dia berpamitan pada pria itu, ia berjalan sempoyongan keluar bar diikuti wanita cantik yang menemaninya minum. Sehun hampir terjatuh namun dengan cepat wanita itu membantunya, walau lebih tepatnya menggoda.

Gangnam Avenue 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang