Tidak berlebihan jika rekan kerja Mino menyebut jika pria itu kini berubah. Ia yang suka menyendiri menjadi semakin penyendiri. Dia yang sudah berusaha untuk mengurangi alkohol kini menghabiskan banyak waktunya untuk minum. Dia juga berusaha mengubur kesedihannya dengan menenggelamkan diri dengan aktifitas artistiknya, membuat lagu dan melukis.
Siang itu ia mengunjungi cafe baru miliknya, sebuah cafe berkonsep galeri yang ia ia cita-citakan sejak lama. Ia tengah duduk menatap lukisan yang ia bawa dari studionya, ketika dua orang karyawannya tengah duduk beristirahat sembari membicarakan seorang pengunjung wanita yang menurut mereka sangat cantik dan ternyata dia adalah mantan kekasih bos mereka.
Mendengar nama mantan kekasihnya membuat Mino melirik ke arah dua karyawan itu lalu beranjak berdiri dari tempat duduknya. Dari balik meja kerja barista, ia menatap ke arah meja di mana tiga orang pria baya dan seorang perempuan tengah duduk berbincang bersama. Hanya melihatnya saja pria itu tersenyum lagi, senyuman itu kembali setelah beberapa bulan ini tak ia tunjukan pada dunia. Ia lega, setidaknya perempuan itu baik-baik saja.
Ada keinginan untuk menyapanya, hanya saja; ia mengurungkan niatnya. Ini akhir pekan dan ada banyak pengunjung di sana. Akan sangat merepotkan jika tiba-tiba foto dan namanya menjadi headline atau trend pencarian hanya karena menyapa mantan. Narasinya pasti akan sangat berlebihan.
Mino berjalan keluar menuju pintu belakang, dan masuk ke mobilnya. Ada beberapa hal yang harus ia urus di agency dan tentu saja ia harus menghindari berada di tempat yang sama dengan mantan kekasihnya untuk kebaikan kedua belah pihak.
.
.
.
Mino berjalan masuk ke dalam lift ketika ia tak sengaja bertemu dengan Eun Jiwon, seniornya di agensi itu, mereka berbincang sebentar sebelum berpisah karena tujuan mereka berbeda. Mino harus ke studio sementara seniornya itu pergi ke ruang dance practice.
Mino masuk ke studio disambut oleh Seungyoon dan Texu yang kini duduk di depan peralatan rekaman sementara Jennie berada di ruang rekaman dan Lisa juga Jinwoo yang duduk di sofa ruangan itu tengah bermain game.
"Hyung juga di sini?" tanya Mino pada Jinwoo
"hng" masih sibuk bermain game bersama Lisa
"Lisa-ya, di belakang box minggir"
"ne ne ne..."
"Aigoo" gumam Mino menatap dua orang yang sudah gila bermain game sembari menarik kursi ke samping Seungyoon.
Setelah Jennie kini giliran Lisa yang masuk ruang rekaman, Jennie duduk di sofa bersama Jinwoo ketika ia tiba-tiba tersenyum aneh dan berbisik ke telinga Jinwoo.
"jinjja" ucap Jinwoo dan Jennie hanya mengedikkan bahunya.
"Mino oppa?" panggil Jennie
"hng?"
"Oppa ada di trend pencarian"
"wae?"
Jennie menunjukan ponselnya pada Mino. Pria itu menghembuskan nafas kasar ketika melihat judul berita itu berikut dua foto yang disertakan. Sebuah foto Irene yang duduk di salah satu meja di cafe miliknya dan foto Mino yang masuk ke mobilnya di area parkir. Berita itu berisi asumsi jika Mino dan Irene kembali bersama. Setelah membaca berita itu Mino mengembalikan ponsel Jennie dan kembali bekerja seolah ia tak terusik sama sekali.
Jennie menatap Jinwoo dan melempar kode namun Jinwoo memberi kode untuk diam dari pada mereka salah berkomentar dan memperkeruh suasana.
Mino bekerja dengan sangat keras untuk mengalihkan perhatiannya, namun setelah sampai di rumahnya ia hanya duduk dengan pikiran semprawut. Ia mulai menatap canvas putih dan mencampur warna di palet kemudian menggoreskan kuas itu di canvas, tak beraturan dan semprawut seperti benang di otaknya. ia berhenti melukis dan bersandar di kursinya, menatap canvas penuh coretan itu dalam diam. Ia harus membuat keputusan sekarang atau semuanya terlambat dan sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangnam Avenue 9
FanfictionAda begitu banyak perempuan yang lebih memilih hidup untuk dirinya sendiri dengan jalan tidak berkomitmen dengan pria. Salah satu alasan mereka melakukannya karena mereka sudah merasa bahagia meskipun tanpa ada pasangan di sampingnya.Namun keputusa...