Aphrodite

573 80 7
                                    

Bona dan Irene berdiri di lift turun menuju lantai 19 di mana kamar mereka berada. Bona masih berbicara dengan wajah cemas yang belum hilang dari sana. Irene mendengar dengan santai seolah itu bukan masalah.

" Coba kau pikir sendiri, jika tidak menemukan jalan aku yang akan mencari jalan keluar. Kau perlu berlatih dari sekarang. Percuma gaya pakaian dan tingkahmu badass as a bitch tapi pikiranmu itu tidak diasah. Aku akan mandi dulu" Ucap Irene starightforward.

" Jika bukan sepupu yang baik dan selalu menjagaku, mungkin eonni sudah aku jambak"

" Nah, mulai sekarang jangan gunakan kekuatan fisik, gunakan kekuatan pikiran. Tak kasat mata tapi bisa melumpuhkan musuhmu" balas Irene lalu masuk ke kamar mandi.

Irene keluar dari kamar mandi lengkap dengan sebotol sun screen di tangannya.

" Sudah menemukan solusi?"

" Karena aku hanya tahu beberapa orang pemilik suara jadi aku akan pergi menemui Nenek Lim lagi untuk bertanya"

" Kau yakin nenek Lim berpihak padamu?"

" Bukankah kemarin eonni sangat yakin jika beliau berpihak padaku?"

" Memang benar, tapi kita perlu tahu siapa yang ada dibursa pencalonan. Jika kau yakin ayahmu adalah satu-satunya pesaing maka tak perlu me-lobby semua orang dengan susah payah"

" Maksudnya?"

" Aniya. coba saja kau temui Nenek Lim, tanyakan siapa saja yang ada di bursa pencalonan. Verifikasi juga dengan ibumu. Nenek Lim berbohong atau tidak"

" Eonni mau pergi mengantarku?"

" Aku akan pergi ke Pandora"

Irene masih duduk menonton acara TV ketika, Bona berpamitan untuk pergi ke rumag nenek Lim. Irene lalu beranjak dari tempat duduknya, mengambil tas dan mengenakan sepatunya.

Perempuan itu keluar kamarnya tepat ketika Dua orang pria keluar dari kamar sebelah.

" Annyeonghaseyo" sapa pria berambut pirang di samping Song Mino.

Irene mengucap kalimat yang sama lalu membungkuk. Ketiganya memasuki lift.

" Kau akan pergi ke mana?" Tanya Song Mino dan hanya mendapati dahi Irene mengernyit.

" Mungkin saja secara kebetulan kita akan pergi ke tempat yang sama seperti kemarin" ucap Mino dengan cepat.

" Aku pergi ke arah barat, aku tidak bisa menyebutkan tempatnya untuk keamanan pribadiku" balas Irene. Sepertinya perempuan itu tidak lagi canggung dengan Mino, terbukti ia mulai menggunakan kalimat-kalimat menyebalkan untuk membalas ucapannya.

Ucapan Irene berhasil membuat Mino terhenyak dan pria di sampingnya menahan tawa.

" Sampai Jumpa" ucap Irene lalu berjalan ke arah reseptionist dan mengambil kunci mobil yang sudah ia sewa.

Irene benar-benar menikmati waktunya di Pandora Beauty & Spa, tak hanya melakukan perawatan kaki, perempuan itu kini tengah menikmati pijatan relaksasi, dia menikmatinya hingga ia tertidur. Namun suara berisik seorang perempuan yang tiba-tiba berada di sampingnya mengganggu kenikmatannya.

" Eonni, memang hanya ada dua calon. Nenek Lim bilang begitu, ibu juga mengatakan hal yang sama. Ibu bilang seharusnya ada tiga calon yaitu cucu nenek Lim. Hanya saja yang masuk bursa hanya aku dan ayah"

" Nenek Lim punya cucu?"

" Entahlah, Ibu yang bilang begitu"

" Aku tidak pernah dengar?" gumam Irene.

Gangnam Avenue 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang