Kejujuran atau Pembenaran

488 61 8
                                    

Segala sesuatu memiliki harga yang harus dibayar. Setelah membuat kesepakatan dengan David, Irene justru dipusingkan dengan cara membujuk Ah Ra. David terlalu tidak sabaran, dan terus memburunya.

Irene tengah duduk menunggu kehadiran anggota dewan komisaris. Ia masih duduk di area VIP restaurant di Hades Hotel. Tak seperti biasanya, dia memesan segelas americano dingin. Sebenarnya Irene tak begitu menyukai kopi, tapi hari ini ia ingin mencobanya, dan sepertinya itu bukan pilihan yang buruk.

Seperti biasanya Komisaris Lee dan Komisaris Cha datang lebih awal dari yang lainnya, dua kakek tua itu begitu disiplin. Irene berdiri, membungkuk sembari memberi salam. Mereka berbincang ringan sampai akhirnya seluruh komisaris hadir.

Irene menunjukan nota kesepahaman asli antara David Choi dan Bibi Jung. Keempat anggota dewan komisaris melihat Irene yang kini menatap Ketua Bae.

" Saya sudah menunjukan buktinya, tinggal bagaimana Dewan Komisaris sebagai pengawas menindaklanjuti hal ini"

" Saya membayar harga yang sangat mahal hanya untuk mendapatkan nota kesepahaman itu. Saya berharap usaha yang saya lakukan tidak sia-sia" lanjut Irene.

" Presdir Bae? Apa kau dan David Choi benar hanya sebatas teman?" tanya Komisaris Cho, dan Irene mengangguk.

" Dewan Komisaris tidak perlu mengkhawatirkannya. Saya tahu apa yang saya lakukan dan saya tidak akan membahayakan perusahaan" balas Irene.

" Minggu depan kita adakan rapat internal untuk memeriksa Direktur Jung" ucap Ketua Bae.

Irene tengah dalam perjalanan untuk pulang ke rumahnya ketika Sehun menghubunginya dan menyuruhnya untuk ke kediaman ayahnya.

Irene masuk ke rumah dan disambut boleh adik dan adik iparnya yang sedang makan malam. Sepertinya kondisi Arin sudah jauh lebih baik, perempuan muda itu menyambutnya dengan senyuman hangat.

" Eonni mau aku ambilkan piring, kita makan malam bersama" ucap Arin beranjak berdiri dari kursinya.

" Aku baru saja makan malam, kau lanjutkan saja makan malammu" balas Irene.

" Kau cepat selesaikan makan malammu, kau berhutang penjelasan padaku" ucap Irene pada Sehun yang justru sibuk memainkan ponselnya.

" Kita tidak bisa menemukan bukti yang jelas untuk kasus lampu gantung itu. Rekaman CCTV hanya menunjukan penampakan belakang pria itu" ucap Sehun.

" Bagaimana dengan rekaman di lift?"

" Sama saja, semua rekaman tidak menunjukan wajahnya. Hanya posturnya saja yang terlihat"

Irene tidak bisa mencurigai satu atau dua orang karena ia memiliki banyak musuh, terlebih akhir-akhir ini ia banyak memecat petinggi perusahaan yang terbukti menyeleweng.

" Menurutmu siapa yang berencana membunuhku?"

" Entahlah, mungkin orang-orang yang noona pecat"

" Itu bisa saja terjadi, tapi kenapa harus membunuh? Bukankah lebih baik mereka menyeretku turun dari posisiku?"

" Mungkin karena membunuh itu lebih mudah bagi mereka" jawab Sehun asal.

Seorang perempuan paruh baya masuk dari pintu belakang. Perempuan itu tersenyum pada Irene.

" Nona ada di sini, Apa nona menginap di sini?" tanya Nyonya Jo, assisten rumah tangga di rumah itu yang sudah bekerja lebih dari tiga puluh tahun di keluarga Bae.

" Eonni menginap saja, ini sudah sangat malam" ucap Arin.

" Ok" ucap Irene beranjak dari duduknya.

Ia berjalan beriringan dengan Nyonya Jo, naik ke lantai dua di mana kamar Irene berada.

Gangnam Avenue 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang