SAY GOOD BYE

407 70 16
                                    

Setelah satu jam perjalanan udara dan setengah jam lebih perjalanan darat, akhirnya Irene sampai di Jeonju. Saat ia sampai di sana, sekelebat bayangan dari masa lalu muncul dalam pikirannya namun ia tidak membiarkan dirinya larut di dalamnya. Perempuan berusia tiga puluh enam tahun itu berjalan cepat ke arah rumah belakang di mana ruang kerja kakeknya berada.

Ruangan itu sangat rapi, tidak ada tanda-tanda pengeledahan atau pencurian di sana. Seorang wanita baya masuk ke ruangan itu dan memberi hormat pada Irene.

" kami tidak tahu benda apa yang sebenarnya dicari oleh Nyonya Jung Miso bahkan setelah kami melihat rekaman CCTV. Mungkin setelah nona melihat rekaman itu, nona tahu apa yang dicari oleh Nyona Jung" ucap wanita baya yang sangat dipercayai oleh nenek Bae.

" tunjukan padaku rekamannya" ucap Irene tanpa melihat ke arah wanita itu. matanya justru mengedar ke setiap sudut ruangan.

Irene memeriksa rekaman itu, sepertinya dugaannya benar. Bibi Jung tengah mencari sertifikat tanah pulau Nami. Dan kesimpulannya, bibi Jung tidak menemukannya di sini.

" apa bibi Jung kemari sendirian?"

" ne. Nyonya Jung langsung pergi, beliau tidak bermalam di sini" balas wanita itu.

Seorang gadis masuk ke ruangan itu dan memberikan secangkir teh melati pada Irene.

" apa nenek mengatakan sesuatu pada kalian sebelum pergi?"

" Nyonya hanya mengatakan jika kami boleh tinggal di sini dan menjaga rumah ini" balas wanita itu.

" aku sangat lapar. Apa kalian punya sesuatu untuk dimakan?" ucap Irene

" kami akan menyiapkan makan siang untuk nona. Nona bisa beristirahat"

"oh, tentu saja"

" apa perlu saya siapkan kamar?" tanya gadis muda yang kini berdiri di samping wanita baya

" tidak perlu, aku beristirahat di sini saja"

.

.

.

Irene menyandarkan kepalanya di kursi kerja kakeknya. Matanya menatap dua foto yang ada di meja itu. sebuah foto kakek dan nenek Bae ketika masih muda di tanah lapang yang ia kenali sebagai tanah yang kini digunakan keluarga Bae untuk Villa keluarga mereka di Seogil. Satu foto lagi adalah foto keluarga besar mereka ketika Irene masih remaja dan saudara-saudaranya masih anak-anak, masa ketika bibi dan pamannya masih utuh dan masa ketika keluarga mereka masih senormal keluarga lain. Irene menghembuskan nafas kasar dan memejamkan matanya, pikiran perempuan itu melayang.

Irene berpikir jika bibi Jung pasti akan kembali ke tempat ini karena dari rekaman CCTV bibi Jung tidak bisa membuka berangkas yang berada di balik lukisan burung Phoenix. Bibi Jung tidak bisa membuka berangkas itu, kesimpulan yang membuat Irene membuka mata dan beranjak dari tempat duduk.

Irene menurunkan lukisan yang cukup besar itu. sebuah berangkas tepat berada di hadapannya. Ia memasukan kombinasi angka tanggal berdirinya Baesang, karena ia berpikir jika Baesang adalah harta terbesar milik keluarga Bae. Kombinasi yang baru saja ia masukan, salah. Ia mencobanya kembali tanggal pernikahan kakek dan neneknya tapi gagal lagi, tanggal ulang tahun keduanya dan masih gagal. Irene mencoba hampir semua tanggal yang masuk ke pikirannya. Namun, dari semua kombinasi itu tidak ada yang berhasil membuat berangkas terbuka. Irene berjalan ke arah meja kerja kakeknya ketika ia menyadari dua foto yang ia nilai berharga, tapi kenapa neneknya meninggalkan benda berharga seperti itu di sana. Irene pikir, pasti ada maksudnya.

Irene mengambil foto itu mengeluarkan keduanya dari frame masing-masing, dan di balik foto keluarga itu tertulis angka yang Irene kenal sebagai tanggal ulang tahun Sehun. Irene memasukan kedua foto itu ke saku mantelnya dan berjalan ke arah berangkas, ia memasukan kombinasi itu dan berangkas berhasil terbuka. Isi berangkas itu jauh dari dugaan Irene, sangat mengejutkan hingga membuat Irene tercengang. Irene mengambil selembar kertas itu dan memasukannya ke mantel ketika ia mendengar suara langkah kaki, dengan cepat ia menutup berangkas dan menggantung kembali lukisan itu.

Gangnam Avenue 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang