Fall Down

527 74 20
                                    

Semenjak Irene menginjak usia dua puluh tahun, keinginan terbesarnya adalah memiliki rumah sendiri dan tinggal sendirian. Cukup beruntung karena tujuh tahun kemudian, keinginannya terwujud. Ia sudah lelah mendengar ibunya yang sibuk mengatur semuanya. Mulai dari apa yang ia kenakan, aktifitasnya, temannya bahkan urusan percintaannya. Sejujurnya kegilaan Edward dan Clara, harusnya merupakan tamparan keras untuk Nyonya Bae, karena beliaulah yang menjodohkan Irene dengan Edward dan mendorong Irene untuk bergaul dengan Clara. Tapi nyatanya kedua orang itu yang justru memberikan luka dan trauma pada putrinya.

Irene masuk ke rumah keluarganya melalui pintu belakang yang tidak pernah dikunci. Ia menyapa assisten rumah tangga yang sedang beristirahat di rumah belakang. Irene berjalan ke dapur dan mendapati ibunya duduk memandang gelas wine. Irene mengambil gelas wine dan duduk menghadap ibunya. Ia menuangkan wine ke gelasnya. Memutar pelan gelasnya dan meminum wine itu.

" Ada hal yang ingin ibu katakan padaku?" tanya Irene yang berhasil mengalihkan perhatian ibunya.

" kau di sini?" tanya Nyonya Bae.

" aku baru saja sampai, ibu tidak melihatku?"

" ibu tidak melihatmu"

" Ada apa? ibu terlihat sedang banyak pikiran" tanya Irene.

" Tentu saja sedang memikirkan mu yang entah sampai kapan hidup melajang"

" Sudah pernah aku katakan, ibu tidak perlu memikirkan aku"

" apa menurutmu, orang tua bisa lepas tangan dari kehidupan anaknya?"

" tentu saja bisa"

" pikiranmu itu masih kekanakan. Segera menikah dan punya seorang anak maka kau akan mengerti bagaimana perasaan ibumu ini"

" Aku sadar diri, aku masih kekanakan maka dari itulah aku belum menikah"

" Itu hanya excuse"

" No, that's the fact"

" Apa ibu merasa sangat kesepian?"

" menurutmu? Ayahmu sepulang kerja langsung tidur. Adikmu juga seperti itu. Kau juga keterlaluan; malah membeli rumah sendiri dan membiarkan ibumu sendirian"

" Itu salah satu cara agar aku hidup mandiri. Aku yakin sebentar lagi ibu tidak akan kesepian" ucap Irene.

" Eomma?"

" wae?"

" Apa ibu punya konflik dengan Nonya Choi?"

" Tidak juga"

" Kenapa ibu sepertinya tidak suka padanya?"

" Kami punya prinsip yang sangat berbeda"

" Oo..begitu. Jika begitu ibu tidak masalah kan, jika Sehun menikah dengan putri keluarga Choi"

" Dia berkencan dengan putri kedua keluarga Choi?" tanya Nyonya Bae dan dibalas anggukan oleh Irene.

" Bagaimana denganmu. Kau sudah punya kekasih?" tanya Nyonya Bae dan spontan mendapat gelengan kepala dari putrinya.

" Aku tidak berniat untuk berkencan atau menikah dalam waktu dekat"

" Jika kau tidak segera menikah, bagaimana adikmu bisa menikah?"

" Dia bisa menikah terlebih dahulu"

" YA!" teriak Nyonya Bae

" Lebih baik sekarang ibu tidur dan besok pagi bangun dengan pikiran yang bersih dan hati yang tenang" ucap Irene menarik ibunya dan mendorong ibunya masuk ke kamar utama.

Pagi ini ruang makan keluarga Bae lebih hidup dari biasanya karena ulah Irene dan Sehun yang sibuk berebut kursi. Menurut Irene, Sehun harus duduk di dekat ibunya agar permohonannya dikabulkan. Sedangkan menurut Sehun, ia harus duduk jauh dari jangkauan ibunya karena ia yakin ia akan menjadi sasaran amukan ibunya.

Gangnam Avenue 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang