First Snow

437 79 20
                                    

Irene tengah mengendarai mobilnya menuju kediaman Bae ketika Sehun menelepon mengatakan padanya jika nenek mereka pergi menemui bibi Jung. Irene menginjak gas mobilnya mempercepat laju untuk segera menemui mereka. Ia tidak bisa untuk tidak berpikiran negatif pada bibinya.

Irene berjalan masuk ke coffee shop yang berada di dekat bandara. Dengan air muka dingin dan tak bersahabat. Ia mengabaikan Sehun yang berusaha mencegahnya untuk mendekat ke arah bibi Jung.

Irene duduk di samping neneknya dan menatap bibi Jung dalam diam.

" silakan dilanjutkan" ucap Irene, tatapannya masih terikat pada bibi Jung.

" nenek sudah selesai berbicara dengan bibimu. Ayo kita pergi sekarang" ucap nenek Bae yang membuat Irene berdiri dan pergi meninggalkan bibi Jung terduduk di kursi restaurant.

Setelah kematian kakeknya, sekarang ia menjadi sering mengkhawatirkan hal-hal kecil. Tadi pagi ia baru menyadari ada yang berbeda di ruang kerja yang ada di kamarnya. Setelah ia memeriksa rekaman CCTV, ternyata ada orang yang menyusup ke rumahnya. Beruntung sepertinya penyusup itu tidak menemukan benda yang ia cari. Dan pagi ini ia mendengar jika neneknyha bertemu dengan bibi Jung, tentu saja ia menjadi sangat waspada.

" aku tahu kau khawatir pada nenek, jangan khawatir bibimu tidak akan melakukan apa pun padaku. Kau tidak melihat penyesalan di wajahnya?"

" aku tidak bisa mengabaikan fakta jika bibi berniat membunuhku dan justru kakek yang menjadi korban" balas Irene yang membuat neneknya menghembuskan nafas kasar.

" cobalah kau mendekat pada bibi mu dan ingatkan dia agar tidak bertindak terlalu jauh"

" jika nenek saja tidak didengarkan. apakah bibi akan mendengarkan aku? Aku tahu jika bibi Jung tidak menyukai aku"

" biarkan dan tunggu saja. Dia akan sadar dan kembali"

" semoga memang itu yang terjadi, bukan sebaliknya" balas Irene.

Irene dan neneknya berjalan menuju ke arah Bona dan ibunya yang tengah menunggu mereka.

" Jiyeon-ah, jangan berulah.ok" ucap Bibi Kim memeluk putrinya

" tenang saja, ada Irene eonni yang akan membereskan semuanya" balas Bona.

" suruh saja Jaebom melakukannya untukmu"

" tenang saja, aku hanya bercanda" balas Bona.

" Joohyun-ah?" panggil nenek Bae

"ne" balas Irene

" sesekali cobalah kau berkunjung ke Jeju" ucap nenek Bae yang membuat Irene menatap neneknya tak percaya. Sejak kejadian itu, apa ia sanggup untuk pergi ke tempat di mana kakeknya terbunuh. Pada akhirnya Irene hanya mengangguk.

Setelah mengantar nenek Bae. Irene dan Bona pergi ke restaurant terdekat karena Bona belum sarapan dan Irene yang merasa malas untuk ke perusahaan, lagi pula pekerjaannya sudah ia selesaikan kemarin. Ia juga perlu waktu untuk berpikir.

Irene menyesap teh krisan dari cangkirnya, ia memandang Bona yang tengah menikmati French toast.

" apa Jaebom bersikap baik pada mu?"

" tentu saja. Wae? Kenapa eonni menanyakan itu? apa Mino oppa tidak memperlakukan eonni dengan baik?"

" aniya. Aku hanya mengkhawatirkanmu"

" dia sangat baik padaku"

" kau bilang kalian pertama kali bertemu di Jeju. Apa kau yakin itu pertemuan pertama kalian?"

" sepertinya begitu. Kenapa eonni menanyakan itu?"

" karena aku pikir dia mengenalmu dengan baik"

" dia pria yang pengertian"

Gangnam Avenue 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang