KESADARAN

364 62 12
                                    

Song Mino mulai berbeda dengan dirinya yang sebelumnya. Selain minum bir bersama teman-temannya, dia lebih sering sendirian menenggelamkan dirinya di studio. Entah itu membuat musik atau melukis. Sadar akan perilaku Song Mino yang mulai berbeda, salah seorang produser di agensi mengajak Mino untuk mengerjakan proyek kolaborasi dengan artist juniornya. Setidaknya, jika pria itu memiliki kesibukan lain, ia tak semenyedihkan seperti sekarang.

Semua orang di sekitar Mino tahu, jika pria itu berdiam di studio pribadinya. bukan menjadi lebih baik, mentalnya justru semakin memburuk karena pria itu perasa sekaligus pemikir akut.

Berita berakhirnya hubungan Mino dan Irene jelas menjadi hot topic beberapa hari terakhir ini. Begitu banyak spekulasi yang beredar dan ada satu yang membuat Irene ingin tertawa. Rumor menyebutkan jika sejak awal hubungan mereka hanya digunakan untuk menutupi fakta jika Irene penyuka sesama jenis.

Irene tertawa hingga ia hampir menangis, entah karena rumor itu terlalu lucu atau ia menangisi hal lain. Perempuan itu masih duduk di meja kerjanya menunggu Sehun yang tak kunjung datang.

" apa yang sedang kakak tertawakan?"

" kau tidak perlu tahu. Ada perkembangan tentang rencana kita?"

" semalam bibi mengambil surat itu. bibi akan kembali ke Seoul sore nanti"

" Pastikan, semuanya berjalan sesuai rencana"

" tentu saja, kau sudah mengorbankan banyak hal untuk ini" balas Sehun.

.

.

.

.

.

Irene duduk di beranda rumah keluarganya, sesekali ia menyesap wine dari gelas yang ia pegang di tangan kanannya. Matanya menatap air mancur kecil di taman depan rumah. Pikirannya melayang jauh ke hal-hal rumit di hidupnya. Atensinya teralihkan oleh ketukan pintu kamarnya.

" masuk saja" teriak Irene tanpa bergerak sedikit pun.

" bibi Jung sudah dibawa ke kantor polisi"

" kita ke sana sekarang" ucap Irene beranjak dari tempat duduknya dan menarik mantel dari ranjangnya.

.

.

.

Bibi Jung bahkan telah dimasukan ke dalam sel ketika Irene dan Sehun sampai di sana. Sehun masih sibuk mengurus beberapa hal dengan seorang polisi dan Irene kini tengah duduk menghadap bibinya; hanya mereka berdua.

" Kau bahkan lebih licik dari pada aku. Lihat betapa manipulatifnya dirimu" ucap bibi Jung

" aku menganggapnya sebagai pujian" balas Irene

" kau menganggap dirimu lebih suci dari orang lain tapi kau nyatanya lebih kejam. Hypocrite"

" setidaknya aku tidak membunuh" balas Irene menatap bibinya.

" bukankah dengan membunuh ketua justru memuluskan rencanamu? Aku dengar kau akan diangkat menjadi anggota dewan komisaris" ucap bibi Jung.

Irene tersenyum, senyuman mematikan yang bisa mengoyak si lawan bicara.

" bibi bahkan lebih tahu dari pada aku"

" sejujurnya, aku tidak ingin mengatakan hal ini karena membuat diriku terlihat buruk dan menyedihkan. Dari semua cucunya, kakek pernah mengatakan jika akulah yang paling mirip dengan bibi. Dan menurutku; itu luar biasa menyedihkan" lanjut Irene

" kau menyebutku menyedihkan? Karena kau tidak pernah merasa dikucilkan oleh keluargamu sendiri. Kau tidak pernah diremehkan oleh ayahmu sendiri" ucap bibi Jung

Gangnam Avenue 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang