Betting

484 66 15
                                    

Irene masih menatap pria itu. Bahkan di bawah redupnya cahya lampu parkiran di depan Paradise Hotel, pria itu masih terlihat tampan. Tubuh tegap dan tinggi itu masih sama seperti terakhir kali Irene melihatnya. David Choi, salah satu teman kuliah Irene ketika di New York. Pria yang usianya terpaut dua tahun lebih muda dari Irene itu memang sering menghubungi Irene, memburunya untuk hal yang membuat Irene ingin membantai pria itu hidup-hidup.

" Long time no see" ucap David menyunggingkan senyum terbaiknya.

" Bukankah kau harusnya bersikap manis padaku karena kau butuh informasi dariku? Kau tahu benar jika aku bukan tipe manusia baik hati dan penyabar" ucap Irene.

" Karena aku tahu kau pasti sudah bosan dengan sikap manis para penjilat di perusahaanmu"

" Aku apresiasi kejujuranmu" balas Irene tersenyum seraya berjalan menuju mobilnya.

" Aku perlu tumpangan. Bisa kau antar aku ke Itaewon?"

" Apa kau pikir kita seakrab itu hingga kau yakin aku mau memberimu tumpangan?"

" Bangunlah dari mimpimu" lanjut Irene lalu masuk ke dalam mobilnya.

Irene duduk di ranjangnya, ia membuka beberapa e-mail dan membaca berita. Sekarang ia adalah Presiden Direktur Baesang Group tapi dia tidak sepenuhnya lepas tangan dari Pandora, perusahaan miliknya.

Sejak ia meninggalkan Pandora, Pandora memilih untuk menggunakan BA di setiap acara, bahkan CEO baru jarang menampakan dirinya dan hal itu jelas menjadi berita; terlebih di acara sebesar launching produk baru dan perayaan Anniversary perusahaan. Irene mengerti alasan Ah Ra, untuk tidak menampakkan diri di publik, karena dia tahu apa yang akan terjadi pada Ah Ra sekali ia menampakkan diri di publik. Selain bisa dipolitisasi, hidupnya juga tak akan tenang.

Ketika ia membaca berita tentang launching produk dan Anniversary perusahaan yang tidak dihadiri Lee Ah Ra. Irene ingat untuk menghubungi Rubah salju. Irene memerintahkan timnya untuk mencari informasi tentang CEO J-Bell yang baru.

Irene tengah duduk di cafe dekat perusahaan  tengah menunggu Sekertarisnya yang ia perintahkan untuk mengambil berkas di Kediaman utama, karena Sehun izin cuti beberapa hari.

" Joohyun-ie noona, sepertinya kita ditakdirkan untuk bertemu. Kita tidak sengaja bertemu di sini" ucap seorang pria yang akhir-akhir ini suaranya terdengar familiar di telinga Irene.

Irene menghembuskan nafas kasar.

" Aku tidak akan memberitahumu, berhentilah mengejarku" ucap Irene.

" Aku hanya ingin mengembalikan persahabatan kita seperti dulu" balas David.

" Yang harusnya kau perbaiki adalah pola pikirmu"

" Karena pola pikirku sudah berubah itulah aku menghubungimu"

" Aku mengatakan ini karena aku tahu hampir keseluruhan masa lalu kalian. Kau tidak perlu hadir untuk mengganggu ketenangan yang ia cari"

"Sekali kau tahu keberadaannya, aku yakin seluruh keluargamu akan tahu dan Presiden Lee Seok Min pun tidak akan tinggal diam, ia masih harus menduduki tahun terakhir jabatannya dan kemungkinan untuk maju di periode berikutnya. Ini bukan hanya persoalan kalian berdua. Dan aku juga masih belum yakin kau bisa menjaganya"

David menatap Irene, masih berusaha memohon pengertian perempuan yang duduk di hadapannya.

" Kau sungguh tidak ingin membantu temanmu ini?" ucap David.

" Aku punya alasan untuk itu"

" Alasan akan selalu ada. Jangan kau pikir aku akan menyerah begitu saja, satu-satunya orang yang bisa membantuku adalah kau. Jika kau tetap tidak ingin mengatakannya, aku bisa melakukan apa saja untuk membuatmu membuka mulut"

Gangnam Avenue 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang