Red Rose

656 83 41
                                    

Entah karena efek dopamin semalam yang masih terasa hingga pagi ini atau karena Irene sudah gatal ingin membersihkan hama di perusahaan. Suasana hati perempuan usia tiga puluh lima tahun itu lebih baik, tapi berakibat buruk bagi bawahannya.

Senin pagi yang dibenci oleh pekerja dan pelajar atau bisa disebut, semua orang membencinya. Sekertaris barunya yang bernama Kim Donghyuk itu pasti mengumpat keras dalam hatinya. Ini hari pertamanya dan ia sudah disibukan dengan beragam urusan. Hari pertama Irene resmi bekerja di Baesang, tapi jangan panggil dia Irene jika ia tidak membuat kegaduhan. Sebagai Presiden Direktur yang baru, harusnya ia menunjukan sopan santun dan contoh yang baik tapi Irene sama sekali tidak peduli dengan sistem ciptaan pendahulunya itu, ia melakukan dengan caranya sendiri.

Pagi ini ia sudah duduk manis berhadapan dengan lima akuntan publik yang sudah teruji kredibilitasnya. Ia melakukan rapat di salah satu rumah yang disediakan oleh Komisaris Cho, tentu saja karena Irene memintanya. Kim Donghyuk selaku sekertaris Irene mengangkat box berisi laporan keuangan selama lima tahun belakangan. Jelas sangat melelahkan karena pemuda itu sudah mengangkat delapan box lebih.

" Periksalah keuangan Eros Resort terlebih dahulu"

" Kalian sangat dipercaya oleh publik sebagai akuntan publik yang kredibel. Aku mempercayakan ini pada kalian. Bekerja keraslah" ucap Irene sembari memberikan dua kotak kopi pada mereka.

" Aku dan sekertarisku harus ke perusahaan sekarang. Aku mengandalkan kalian. Fighting" ucap Irene menyemangati mereka lalu berjalan keluar apartement diikuti oleh sekertaris Kim.

Irene dan Sekertaris Kim sampai di perusahaan sekitar pukul setengah sepuluh pagi. Pandangan kagum dari para staff terlihat sangat jelas. Irene yang berwajah cantik tapi dingin itu sama sekali tak menunjukan senyuman. Para staff mulai membicarakan Presdir baru mereka yang terlihat untouchable dan angkuh. But well, people judging.

Irene duduk di kursi kantornya, menatap gedung tinggi dan Namsan Tower yang terlihat cukup jauh.

" Hubungi perwakilan pekerja; buat janji makan malam dengan mereka" perintah Irene pada Donghyuk yang baru saja meletakan kopi milik Irene di meja. Ia bahkan belum sempat bernafas dengan benar.

" Sekertaris Kim, kau bisa tarik kursi itu kemari" ucap Irene sembari menunjuk tempat di samping kursinya yang menghadap keluar gedung.

Kim Donghyuk menjalankan perintah atasannya.

"Duduklah"

" Mulai sekarang jika kau menulis memo untukku, gunakan pulpen invisible" ucap Irene memberikan sebuah pulpen pada Sekertarisnya.

" Kau bisa membaca hasil tulisannya menggunakan flashlight ponselmu. Tempeli tape bening dibagian flashlight lalu nyalakan" lanjut Irene dijawab anggukan oleh pemuda itu.

" Setiap pagi, periksa semua sudut ruangan ini. Pastikan tidak ada kamera pengawas atau alat rekam lain"

" Aku sudah memasukanmu ke dalam group chat. Simpan semua nomor anggota, mereka  bisa membantumu bekerja" ucap Irene sambil memberi sebuah ponsel pada Donghyuk.

" Ponsel ini?" tanya Donghyuk bahkan ia belum selesai bertanya.

" Gunakan ponsel itu. Ponsel itu sudah di-set anti peretasan, pelacakan dan lainnya" balas Irene yang membuat Donghyuk begidig ngeri betapa telitinya Irene.

" Besok pagi akan ada sekertaris lain yang akan membantumu bekerja. Kau akan terus berada di belakangku, sementara gadis itu akan stay di kantor mengurus administrasi" lanjut Irene.

" ada hal yang kau ingin tanyakan?"

" Belum ada" jawab Donghyuk.

" Kau bisa kembali ke tempatmu, atau pergilah ke cafetaria jika kau belum sarapan"

Gangnam Avenue 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang