First Met

1.3K 94 9
                                    


SMA Tunas Garuda

Gugup, gelisah, campur aduk. Ya, itulah yang dirasakan Alisha saat ini.

Ia menggigit gigit telunjuknya sedari tadi. Hari ini adalah pengumuman nilai ujian akhir semester 1, dan tentunya hari yang paling ditunggu tunggu semua siswa SMA Tunas Garuda terutama seorang Alisha Belvannia.

Para siswa menunggu seorang guru yang tengah menempelkan hasil ulangan dengan hati yang dongkol. Mereka benar-benar tak sabar untuk melihat hasil akhir jerih payah mereka di satu semester ini.

"Pak buruan dong, kita dah gasabar nih!" Pekik seorang siswa di belakang sana.

"Iya nih,, lama deh" Hampir semua murid menyetujui kalimat seorang siswa tadi.

"Kalian bisa sabar tidak? Saya daritadi kesulitan untuk menempelkan kertas ini ya gara gara kalian! Coba mundur sedikit," Semua siswa mematuhi perkataan guru itu dengan perasaan yang semakin kesal.

"Huuu" Sorak para siswa.

Alisha hanya menatap mereka semua dengan tatapan 'bodo amat' nya. Ia benar-benar tak peduli apa yang mereka lakukan, yang terpenting kini adalah nilai penyelamat nyawa nya dari serangan 'nenek lampir' itu.

Tak lama kemudian kertas sudah tertempel, para siswa segera menyerbu papan pengumuman itu.

Terkecuali Alisha yang mengalah, menunggu para siswa puas melihat hasil nilai mereka terlebih dahulu. Walaupun ia sangat penasaran setengah mati dengan hasil ujiannya, ia terlalu malas jika keadaannya terlalu berdesakan seperti itu.

"Yes, fisika gue naik 8 asek!" Girang wanita yang tiba tiba berdiri di samping Alisha.

"Lah, emang kemaren berapa?" Tanya Alisha penasaran.

"Ujian kemaren kan Enam puluh. Nah, Sekarang jadi enam puluh delapan!" Wanita itu mengangkat kedua tangannya berisyaratkan 6 dan 8.

"Astaga Ella, 68 aja dibanggain" Alisha melipat tangannya ke depan dada.

"Eh anjir, gue mati matian belajar dari malem ampe subuh tau ga! Setidaknya nilai gue kan naik gitu, huh" Omel Ella tak terima.

"Hem ye" Jawab Alisha singkat.

Tampaknya para murid sudah mulai menjauhi papan pengumuman itu, sekarang giliran ia melihat nilai nya. Namun sebelum itu, ia berdoa agar supaya diberi keajaiban dengan nilainya.

"Ya allah, berikan hambamu ini hasil yang memuaskan. Jangan sampai ga--"

'Ganteng'

Kini Alisha tengah menatap sepasang mata cokelat yang sangat indah itu. Napas orang itu pun seakan menerpa wajahnya.

Entah mimpi apa ia semalam, sehingga bisa menatap wajah lelaki tampan sedekat ini.

"Udah, nyembah papan pengumumannya?"
Pria itu menatap wajah Alisha yang masih menengadahkan tangannya.

"Minggir, gue juga mau liat kali" Pria itu sedikit mendorong tubuh Alisha.

"Dasar, ganteng ganteng kok songong!" Alisha segera menarik tangan Ella mengajaknya menjauhi pria berbadan jangkung itu.

Terpaksa ia mengurungkan niatnya untuk melihat hasil ujiannya, mungkin nanti saja ketika sepulang sekolah. Karena ia sudah terlanjur emosi dengan pria aneh itu.

"Gue ganteng? Dari zigot" Pria itu mengeluarkan smirk andalan nya.

---

"Eh, ca. Lo ngapain si geret geret gue, sakit tau!" Ella mengelus lengannya yang memerah

"Abis tuh,, dasar cowo ga jelas!" Alisha memanyunkan bibirnya.

"Gajelas gajelas gitu kapten basket njir" Ella melipat kedua tangannya ke depan dada.

"Hah? Kapten basket? Oh, itu toh yang namanya Savian yang katanya ganteng dan karismatik. Gak tuh, b aja gantengan juga Oppa Korea" Cibir Alisha yang sedikit melantangkan suaranya.

"Eh,ca..yang sopan dong. Panggilnya pake kak kek. Dia kelas 12" Ella memperingatkan.

"Males banget" Alisha memutar bola matanya malas.

"Baru tau gue, ada adek kelas yang ga mau panggil seniornya secara sopan" Entah dari mana, Savian telah datang menghampiri mereka berdua.

Mampus lu Alisha!

"Y.. Yaemang kenapa? Suka suka gue dong!" Angkuh Alisha.

"Oh,, suka suka lo?? Oke, suka suka gue juga kan ya nyebarin nilai matematika lo yang cuma 3. te iti ga aga. Empat!"

Krik krik..!

Sumpah ya, ni cowok ganteng-ganteng lumayan bego juga

"M-maksud gue tiga. Yang tadi ngelucu. Ehem!! Lanjut!"

"Nilai Lo tiga loh Alisha. Tiga!" Savian menekankan nada bicaranya.

Alisha menganga, bagaimana Savian bisa tau? Padahal ia sendiri saja belum sempat melihatnya.

"Bener Lo gak mau panggil gue 'Kak'?" Tanya Savian mengancam.

"L.. Lo tau darimana!? Eh jangan sembarangan ya, Sotoy banget sih jadi orang!" Alisha menunjuk Savian, emosi nya mulai naik.

"Alisha Belvania Shannon, kelas 11 IPA 2 yang meraih nilai tig--"

"Eh, diem napa!! Iya iya gue bakal panggil lo kak! Bawel amat si!" Alisha menjinjit berusaha menutupi mulut Savian yang terlalu berkoar koar.

"Nah, gitu dong," Savian lagi lagi mengeluarkan senyuman angkuhnya.

"Oke, maafin gue KAK SAVIAN! Puas!?" Alisha memajukan wajahnya ke hadapan wajah Savian.

"Nah,, kalo kayak gini kan gue maafin adek Alishayang? Idih jijik" Savian juga tak ingin kalah, ia juga memajukan wajahnya.

Kemudian pria itu segera berbalik meninggalkan Ella dan Alisha yang masih heran dengan tingkah aneh seniornya itu.

"Dasar Savian sialan!" Gerutu Alisha

"APA ALISHA!!? GUE MASIH DENGER LOH!" Suara Savian terdengar memenuhi koridor.

"A en je a ye" Ella yang sedari tadi menonton pertengkaran Alisha dan Savian terheran melihat tingkah aneh mereka.

Gimana gaes, lanjut ga??
Maap pendek :(
Jangan lupa vote ya,, hehe :)

IF YOU [LOUIS PARTRIDGE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang