Happy Reading^^
Andai saja gadis itu tahu
---
Hah, akhirnya seluruh berkas-berkas yang bertumpuk kini telah musnah. Kusandarkan bahu ke kursi putar menghilangkan penatku sejenak. Aku memejamkan mata sambil membuskan nafas panjang.Seketika mataku terbuka setelah merasakan kesunyian di ruangan ini. Aku memandang sekeliling ruangan. Ternyata benar, hanya aku yang berada di sini, semua staff dan para guru sudah kembali ke rumah nya masing-masing.
Aku menatap jam digital yang terpasang di tangan kiriku. Rupanya aku memang sudah terlalu lama di sini.
Tiba-tiba mataku tertuju pada note book hitam ku yang tengah terbuka. Terlihat sebuah sticky note berwarna merah muda tertempel di sisi kertas itu. Kucabut dan kemudian kupandangi sticky note itu sambil tersenyum.
Gadis itu memang benar- benar benar unik
Pikiranku kini menjadi tertuju padanya. Segera ku ambil handphoneku yang tergeletak di atas meja dan ku cari kontak gadis itu.Aku mulai mengetik pesan, namun aku ragu-ragu untuk mengirimnya. Dan akhirnya kutemukan kalimat yang tepat.
YOU
Alisha, kamu sudah di apartemen kan?
Sent.
Ku tunggu pesanku dibalas, namun ternyata tak dibalas sama sekali. Mungkin dia tengah tertidur. Pikirku, berusaha menenangkan diri.
Kemudian aku keluar dari ruangan dan berjalan menuju toilet. Aku harus menyegarkan wajahku sebelum menyetir.
Tidak lucu bukan jika aku mati begitu saja hanya karena tumpukan kertas yang sangat berat, seberat beban hidupku?
Aku berjalan melewati koridor sambil mendengarkan music melalui AirPods yang tersumpal di telingaku . Kepalaku bergoyang-goyang kecil menyesuaikan tempo dari lagu yang melantun di telingaku.
Namun langkahku tiba-tiba terhenti di depan toilet wanita. Aku merasa mendengar sesuatu yang mengarah di dalam tempat itu.
Ku lepas sebelah AirPods dan mencoba mendengarkan suara itu. Akhirnya kulepas kedua AirPods ku karena suaranya tak terlalu jelas terdengar.
'Tolong!! Siapapun kalian,,tolong bukain pintu ini!!'
Aku menaikkan sebelah alis.
Alisha?
Ya, aku yakin itu adalah suara Alisha. Tanpa pikir panjang, segera kulangkahkan kaki ku menuju sumber suara itu, namun langkahku kembali terhenti saat aku melihat seorang pria yang tengah berlari menuju tempat yang akan ku tuju juga.
Aku segera bersembunyi di balik tembok sambil memperhatikan pria itu memasuki toilet wanita.
Suara pintu yang terdobrak terdengar dari dalam sana. Tak lama kemudian pria itu keluar menggendong Alisha yang sudah pucat tak berdaya. Bajunya basah dan wajahnya sangat pucat. Mengapa gadis itu malang sekali?
Aku melihat pria itu, aku seperti mengenalnya. Ya, aku memang mengenalnya. Bukankah dia kapten basket yang terkenal itu? Savian?
Kupandangi punggung pria itu yang mulai menjauh. Aku menyadarkan bahu ke tembok, dan tertunduk.
Aku tersenyum tipis.
Sadarlah Rey, kau bukan siapa-siapa
Kemudian kusumpal kembali AirPods di telingaku yang sempat terlepas tadi. Kusakukan tanganku dan berbalik berjalan menuju ruang guru dan membatalkan tujuan awalku kemari.
Karena sepertinya rasa kantukku sudah hilang, yang kini berganti menjadi sebuah rasa yang entah aku tak tahu apa namanya.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU [LOUIS PARTRIDGE] ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] Jika itu adalah kamu, tolong lindungi aku dari apapun. . . . "Alisha! Lo harus ikut gue, Lo masih ada urusan sama gue!!" "Alisha, jangan dengerin dia. Yang penting sekarang nilai kamu, kamu harus belajar sama saya. Demi nilai kamu!" "Ali...