Suppose

391 61 8
                                    

Happy reading!!

“S-siapa itu?”

-----

Aku melihat dari bawah pintu kamar mandi, terlihat sepasang kaki telah berpijak di depan pintu. Aku yakin seseorang itu adalah seorang pria, terlihat dari ukuran sepatunya yang terlalu besar jika untuk ukuran wanita.

Klekk!

Aku tersenyum melihat pintu yang perlahan terbuka.

Namun tubuhku tiba tiba menjadi lemas. Aku sempat melihat wajah seorang pria yang tampak tak begitu jelas, sebelum semuanya berubah menjadi gelap.

Terimakasih Tuhan, kau telah mengirimkan seseorang untukku.

----

Cahaya lampu terang merasuk ke penglihatan Alisha, perlahan ia membuka matanya. Tubuhnya telah tertutup selimut. Ia menatap ke plafon, terdapat lampu hias besar yang cukup mewah. Kemudian tatapannya beralih melihat ke arah seisi ruangan. Nuansa abu-abu dan putih terasa di sini. Aroma maskulin pria pun tercium jelas di ruangan yang cukup luas ini.

 Aroma maskulin pria pun tercium jelas di ruangan yang cukup luas ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku di mana?

Perlahan Alisha duduk menyandar di sandaran kasur ber size king itu sambil mengusap usap matanya. Tiba-tiba seorang pria keluar dari pintu di sudut ruangan. Pria itu kemudian mengusap usap rambutnya dengan dengan handuk putih yang ia pegang, percikan percikan air masih tertempel di tubuh atletisnya.

“HUWAAAAA!!.” Alisha langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Ya, pria itu bertelanjang dada.

“E-eh!?? Kenapa lo jerit jerit?” Pria itu masih menatap Alisha kebingungan.

“L-lo mending cepet ganti deh!!” Alisha menunjuk nunjuk pria itu dengan mata yang masih tertutup.

Beberapa menit kemudian pria itu telah mengganti bajunya dengan kaos putih yang sedikit kebesaran dan celana pendeknya.

“Buka mata lo, gue udah ganti.” Pria itu duduk di pinggir kasur di samping Alisha.

Alisha perlahan membuka matanya. Ia melihat wajah pria itu dengan seksama.

“S-savian!!?” Mata Alisha membesar ketika melihat wajah Savian.

“Hem. Kenapa? Gue makin ganteng ya?” Savian tersenyum jahil sambil terkekeh.

"B-berarti tadi—"

“Iya gue yang gotong lo tadi sore, trus lo keburu pingsan duluan.” Ucap Savian dengan nada santainya.

“Kok bisa?” Alisha menaikkan alisnya tak percaya.

“Ya bisa lah. Abisnya lo kelamaan dateng ke café. Pake drama kekunci segala.”

Oh ya, gue lupa kalo sempet punya janji sama ni cowo

“Ya maaf. Gue emang kekunci beneran tau!!” Alisha melipat kedua tangannya di depan dada.

IF YOU [LOUIS PARTRIDGE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang