Terus Berulang

706 78 21
                                    


"Nah,, kalo kayak gini kan gue maafin adek Alishayang? Idih jijik"

Pikiran Alisha masih berkeliling pada pria yang ia temui tadi di koridor sekolah. 

Bagaimana bisa ia seenaknya ingin menyebarkan privasi orang? sangat tidak sopan untuk seseorang yang tak pernah bertemu dengan Alisha sebelumnya.

"Ca" Ella melambaikan tangannya di depan wajah Alisha berusaha untuk menyadarkannya dari lamunan. Namun tak kunjung berhasil.

"ICA!"

"E--eh, udah pesen makannya?" Tanya Alisha yang baru saja sadar dari lamuannya.

"Dari tadi" Jawab Ella kesal.

"Ih ya maap lah gue kan manusia, boleh ngelamun dong" Alisha meyakinkan Ella.

"Emangnya lo mikirin apaan si, sampe segitunya" Ella menatap Alisha heran.

"Gue cuma takut aja, ntar kalo nilai gue disebarin sama si Savian brengsek itu gimana?? Mampus kan gue" Alisha mengacak acak rambutnya seperti orang gila.

"Udah, tenang aja deh. Lagian lo kan udah panggil dia 'Kak' sesuai permintaannya, dia ngancem kalo lo ga ngelakuin itu pasti dia nyebarin nilai lo. Tapi kan lo udah ngelakuin permintaannya, jadi lo gaakan bahaya. Santai deh" Ella memegang pundak Alisha menenangkan.

"Santai gimana si" Alisha menundukkan kepalanya.

"Permisi..,"

"Lama banget si mas pesenan gue. Cape ni nunggunya" Alisha segera mengangkat kepalanya dan langsung menyambar es teh yang berada di atas nampan yang dipegang petugas kantin itu. Ia segera meneguk segelas es teh itu.

"Ca, i-itu bukan--" Ella melambaikan kedua tangannya,, namun Alisha tetap tak paham apa yang dimaksud Ella.

"Apasi, ini kan pesenan gue. Es teh ter enak di kantin sekolah" Ia masih asik menyedot segelas es teh itu.

"Itu..," Ella menunjuk seorang yang membawa nampan tadi. Yang masih setia berdiri di dekat mereka. Alisha mengikuti arah jari telunjuk Ella menunjuk.

Mampus, itu bukan petugas kantin Sha. Itu Pak Rey goblog!

"Eng, anu p-pak, gue eh saya m-minta maaf. S-saya gatau. Biar saya pesenin lagi ya" Alisha terlihat malu dan salah tingkah mengetahui es teh siapa yang ia minum tadi, ia segera beranjak dari kursinya untuk memesan segelas es teh, namun tangannya di tahan Reynand.

"Gak usah, gapapa. Biar nanti saya pesan sendiri" Reynand segera duduk di tempat mereka akan makan.

"Ta-tapi pak.., "

" Udah, kamu duduk aja. Ditunggu dulu pesanan kamu datang" Rey tersenyum tipis dan Alisha masih tertunduk malu.

"Saya di sini awalnya mau santai. Tapi., ah lupakan. Saya mau memberi tahu, setelah bel pulang sekolah berbunyi, Alisha langsung datang ke ruangan privat saya ya. Ada bimbingan dari saya, Alisha sudah tahu kan nilai matematika kamu?" Rey menatap Alisha menunggu jawaban.

"I-iya pak, saya sudah tahu" Alisha masih menundukkan kepalanya.

"Dan kebetulan.., hanya kamu yang tergolong rendah. Jadi, nanti hanya kamu yang mendapatkan bimbingan" Jelas Rey.

"B-baik pak"

Setelah itu Reynand berjalan menjauhi kantin, yang tentu saja kaum hawa yang melihat Pak Rey yang baru saja duduk di kursi Ella dan Alisha merasa iri. Mereka mulai berbicara yang tidak tidak kepada Alisha dan Ella.

"Ica!! Gila lo,, ntar lo cuma berdua sama Pak Rey. Ahhh gue iri sama lo!! Gue aja ya, yang kesana? " Ella mulai merengek tak jelas.

"Matematika lo 95 goblog. Eh pinter, ga kayak gue" Alisha memanyunkan bibirnya.

IF YOU [LOUIS PARTRIDGE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang