Dua bulan kemudian,
Graduation day.
Hari tak terasa telah berlalu begitu saja. Kehidupan Alisha pun tak ada yang berubah sama sekali. Tetap menjadi pacar palsu Savian, yang harus ber akting di depan seluruh siswa SMA Garuda.
Tak ada yang istimewa, dan juga tak ada yang menyedihkan. Mungkin cerita hidup nya yang menyedihkan, selain itu ia tak merasakan kesedihan lagi semenjak ia jauh dari Bunda Intan.
Alisha pun selama itu belum bertemu dengan Bunda Intan, entah mengapa jika ia bertemu dengan wanita itu artinya ia akan membukan luka nya yang sudah di tutup rapat-rapat.
Semenjak ia dekat bersama Savian, ia merasa sangat nyaman. Rasanya masalah sudah hilang begitu saja tanpa bekas. Ia telah melupakan masalah-masalah yang ada.
Ia bersyukur memiliki 'teman' seperti Savian. Meskipun ketika di sekolah, ia harus berganti profesi menjadi seorang 'pacar palsu'.
Sejujurnya Alisha tak suka keputusan Savian yang aneh ini, namun ini demi ucapan yang Savian ucapkan 2 bulan yang lalu. Tak mungkin bukan tiba-tiba Savian dan Alisha menjauh, tak sesuai dengan yang di katakan Savian bahwa mereka berpacaran.
Hari ini bertepatan dengan hari kelulusan angkatan kelas 12. Artinya, Savian akan meninggalkan sekolah dan melanjutkan ke jenjang universitas.
Dengan rambut sebahu dan berponi tipis, ia siap untuk menuju ke sekolah. Namun sebelumnya ia memutuskan akan mampir ke toko bunga terlebih dahulu. Jangan berpikir jika Alisha yang berinisiatif untuk melakukannya, ini adalah perintah dari Savian. Ya, untuk formalitas katanya.
Ia keluar menuju ruang makan. Ternyata Rey sudah menyiapkan makanan di atas meja, entah mengapa akhir-akhir ini Rey tidak mengijinkan Alisha bekerja. Alisha selalu khawatir jika jangan-jangan Ia membuat sebuah kesalahan hingga Reynand bersikap seperti itu.
Namun ada hal yang membuat hatinya menghangat, Alisha sudah menganggap Reynand sebagai Kakaknya dan begitu juga Reynand.
"Kak Rey masak apa?" Alisha menghampiri meja makan.
"Kayak biasanya, kok. Sayur-sayuran," Reynand tersenyum.
"Wah, kayaknya enak nih," Alisha segera duduk.
"Kamu dijemput sama Savian, kan?" Reynand menyendokkan nasi untuk Alisha.
"I-iya," Sejujurnya Alisha merasa bersalah, karena tak hanya siswa dan siswi SMA Garuda namun juga Reynand telah tertipu dengan hubungan palsu ini.
"Yaudah, kamu hati-hati ya. Kalau Savian ngapa ngapain kamu bilang sama Kakak," Reynand dan Alisha tertawa.
"Selamat pagi!" Savian tiba-tiba merusak keadaan.
"Eh, Lo. Kok gak telpon sih kalo cepet-cepet kesini?"
"Ngapain bilang-bilang. Kan surprise," Savian tiba-tiba duduk di kursi makan.
"Siapa yang mengijinkan kamu duduk di situ?"
"Loh, tamu adalah raja. Jadi gue berhak menentukan pilihan duduk dimana, dong," Savian menyambar roti tawar yang tersaji di piring dan segera melahapnya.
"Tapi ini rumah siapa?"
"Ah, bawel. Yaudah ya, Sayang. Aku tunggu di depan," Savian menatap Reynand sengaja agar ia semakin memanas.
Alisha sudah selesai makan, dan ia kemudian mengenakan ransel nya.
"Kak, aku duluan ya. Assalamualaikum," Alisha sudah menghilang.
Reynand menatap kosong semua makanan di atas meja.
Apakah aku harus kalah untuk mengalah?
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU [LOUIS PARTRIDGE] ✔️
Fiksi Remaja[COMPLETED] Jika itu adalah kamu, tolong lindungi aku dari apapun. . . . "Alisha! Lo harus ikut gue, Lo masih ada urusan sama gue!!" "Alisha, jangan dengerin dia. Yang penting sekarang nilai kamu, kamu harus belajar sama saya. Demi nilai kamu!" "Ali...