How it ends

15K 2.6K 187
                                    

Ting Nong!

"Masuk aja Fik,"

Ini sudah hari kedua Taufik tiap pagi berkunjung dengan mata pandanya ke apartemen Jose dan Gita, maklum ada kompetisi lagi yang harus dilakoninya dalam waktu dekat ini, ia banyak berlatih di depan komputernya.

"Nih gue bikin toast, sarapan dulu baru lo pulang."

Taufik duduk pasrah sembari terus mengirimkan spam ke kolom chatnya dengan Jose, matanya nanar menatap pintu kamar yang tertutup rapat itu.

"Belum pulang dia Git?"

Gita menghentikan kegiatannya dan mengangguk. Jose tidak pernah pulang sejak ia mengakhiri liburannya, bahkan mungkin sebelum Gita pulang Jose sudah tidak di apartemen.

Kesimpulan Gita, Jose pergi menengkan dirinya, atau mungkin lari dari masalahnya.

Entahlah, Gita merasa tidak jadi sahabat yang baik bagi Jose. Jose yang sedang struggling dengan kelainan yang bahkan Gita tidak akan tahu jika tidak diceritakan oleh Taufik.

"Gue harus chat apa ya biar dia pulang?"

"Say something nice, bilang sesuatu yang dia suka, yang bisa bikin moodnya balik." Jawaban Gita membuat Taufik berpikir sejenak sebelum mengetik sesuatu dari ponselnya.

Taufik Jos, menurut pengamatan gue, Levi gak mati.

Taufik perhatian baik-baik setelah Levi ditemukan oleh Hanji

Taufik Kalau Levi mati, Hanji pasti bakal biarin dia di situ. Tapi engga Jos, Hanji bawa tubuh Levi pergi, artinya... ada harapan dia hidup.

"Gue udah usaha semaksimal mungkin," Taufik memperlihatkan layar ponselnya ke Gita yang kemudian terkekeh.

"You know her so well Fik."

"Hari ini udah mau masuk kantor?"

"Yes, dan elo tahu gue harus ngurusin prewed siapa?" Mata Taufik membulat tidak percaya, ia menebaknya dalam hati namun Gita mengangguk meyakinkan kalau yang dipikirkannya benar.

"Iya, kak Januar. Gilakan gue? Emang gila gue Fik,"

"Pegawai lo mana?"

"Kantor hectic selama gue cuti dan Januar Maria ngambil paket wedding super ekslusif kita, gak mungkin gue mempertaruhkan reputasi gue sebagai pemilik WO demi perasaan pribadi guekan?" Gita ikut duduk di hadapan Taufik dan menyantap toastnya.

"Tapi gimana hati lo? Udah sembuh?" Pertanyaan Taufik hanya dijawab Gita dengan senyum tipis.

"Lo mau ikut ga? Biar gue gak cangggung banget dekat Januar entar. Lo kosongkan?" Tawaran Gita dipikirkan Taufik sejenak sebelum mengangguk mengiyakan.

"Boleh deh."

"Yes!" Girang Gita.

"Btw, toast lo enak. Januar pasti nyesel gak bisa nikmatin sarapan yang dibikin sama elo Git, dan seseorang dimasa depan akan beruntung bisa merasakannya tiap pagi."

Sial, Gita tersipu.

☘️☘️☘️

Dear Jose

Saya sudah baca email kamu dan menurut saya yang perlu diobati itu otak kamu sayang, I mean pola pikir kamu, doktrin yang ada di kepala kamu.

Dari awal kita ketemu, sebagai dokter kamu saya sudah pernah bilang saat kamu bertanya "Bisakah seorang aseksual berhubungan sex?"

Kamu masih ingat jawaban saya?

I DON'T WANNA GET MARRIED!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang