Gerakan kedua orang itu sama, saling melirik mencuri pandang namun saat ketahuan Taufik dan Jose akan memalingkan wajahnya, memandang ke arah lain.
Rasanya canggung, padahal saat mereka bertemu seperti biasa pembicaraan akan mengalir begitu saja. Dasar, kata 'kencan' sialan! Taufik meruntuki dirinya yang menyarankan kencan ini.
Sekarang ia harus apa untuk mencairkan suasanya?
"Lo mau popcorn salt atau caramel Jos?" Pertanyaan itu terdengar seperti basa-basi busuk di telinga Jose, pada akhirnya Jose mendengus dan mendongkak menatap Taufik yang sudah bangkit dari tempat duduknya siap untuk membeli popcorn.
"Fik, elo yang paling kenal gue selain diri gue sendiri. Please deh," Protes dari Jose membuat Taufik menggaruk tengkuknya.
"Oke, kalau gitu salt ya." Putus Taufik. Belum sempat Taufik melangkah Jose buru-buru menahannya.
"Kenapa Jos? Mau yang large?" Jose menggeleng, jemarinya masih memegang erat ujung kemeja Taufik, pandangan Jose mengarah ke tempat lain namun jelas rona merah terlukis di wajahnya.
"Lokan suka yang caramel Fik, pesen itu aja yang large buat kita berdua. Lagian gue lagi pengen makan yang manis hari ini."
Taufik tidak tahan menyunggingkan senyumannya melihat Jose. Perempuan itu tidak pernah terlihat semenggemaskan sekarang.
"Ya udah. Minumnya cola ya, selera kita sama kalau soal minuman." Jose mengangguk setuju.
"Beliin air putih juga Fik, popcorn caramel kemanisan buat gue."
"Siap!" Taufik pun beranjak untuk membeli camilan, meninggalkan Jose yang sudah asik dengan ponselnya.
Sembari menggeleng, Taufik bermolog dan berbalik menatap Jose ...
"Justru elo yang kemanisan buat gue Jos. Harus cek gula darah kayak gue pas pulang nanti."
💮💮💮
Masuk ke dalam bioskop, Jose melemparkan tatapan jengkelnya pada Taufik saat tahu lokasi tempat duduk mereka.
"Kenapa harus seat paling pojok dan paling belakang sih Fik? Biasanya kalau kita nonton seat bagian tengah dong yang mantep jiwa. Gimana sih?"
Taufik yang sudah menjatuhkan bokongnya ke kursi empuk berwarna merah itu hanya menanggapinya dengan tersenyum. Jarang sekali seorang Taufik menebar senyum sebanyak ini, semua karena Jose bibirnya jadi malfungsi.
"Sekali-kalilah Jos ganti suasana."
"Tapikan—"
"Biasanya orang pacaran ngambil seat ini soalnya,"
Jose memasang ekspresi cukup terkejut mendengar jawaba Taufik. Orang pacaran katanya? Nani?
Jose menatap layar begitu lampu bioskop dimatikan dan suara menggema tanda film sudah di mulai tanpa tahu pemuda yang berada di sampingnya tak melepas tatapan bahkan kini mendekat dan membisikkan sesuatu, bioskop kini memang bising namun Jose mendengar jelas yang dikatakan Taufik.
"Kita kencan loh Jos, gue takut elo lupa. Gue ingetin nih."
Senyuman brengsek Taufik kembali terukir, Jose merinding karena selanjutnya tangannya yang ada di dalam bucket popcorn sengaja di genggam Taufik singkat, dan dengan wajah tanpa dosa Taufik mengambil popcorn dari sana serta memakannya lahap.
Jose bertanya-tanya ada apa dengan jantungnya beserta dentumannya yang agak keras. Entah ini gara-gara bass speaker bioskop yang terlalu keras, atau pergerakan lembut Taufik. Jose ingin pulang dan mandi air dingin memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I DON'T WANNA GET MARRIED!
Ficción GeneralMarriage just like walk in the park. Yes, jurassic park! Gue gak mau nikah!!!!