Taufik gagal mendapatkan Jose semalam, padahal Taufik sudah menanyai satpam apartemen dan jawaban mereka sama, Jose tidak pernah keluar Gedung.
Taufik menunggu namun, nihil Jose memang tidak ada, atau sudah lewat? Taufik menelpon Gita untuk memastikan tapi gadis itu meyakinkan bahwa Rani benar-benar melihat Jose datang, mengambil beberapa pakaian, dan menyimpan pakaian kotornya lalu pergi.
"Lo kemana sih Jos?"
Taufik menatap ponselnya yang menunjukkan kontak Jose yang sudah tidak aktif beberapa hari.
"Kenapa kesannya lo kayak menghindar?" Helaan nafas berat jadi penutup Taufik yang bingung.
Apa yang terjadi dengan hari dan hati Josenya?
🍉🍉🍉
Tidak terasa pagi sudah menjelang saja, Taufik melenguh pelan sembari menyapa sinar matahari yang menembus jendela kamar.
Tangan Taufik terjulur meraih ponsel di nakas, meski pada akhirnya matanya menyipit karena layar ponsel yang terlalu terang. Taufik saksama membaca pesan dan catata panggilan yang ada, namun nama Jose tak kunjung di sana.
Hanya pesan Gita mencuat paling atas.
Gita Fik, gue berangkat agak pagi. Lo kalau mau sarapan ke tempat gue aja, ada Rani kok. Sarapan dulu sebelum ke kantor Jose, sekalian bawain buat dia. Gue bikin avocado ham sandwich kesukaannya. Udah dimasukin kotak bekal, lo tinggal bawa aja.
Gita Sekalian suruh dia pulang.
Taufik Iya.
Gita Hehehe
Taufik Kenapa ketawa?
Gita Itu baru Taufik yang gue kenal.
Read
Taufik menggaruk kepalanya membaca pesan Gita, memang sudah terlalu banyak orang yang salah paham karena terlalu hematnya ia mengeluarkan kata. Sungguh saat bekerja di perusahaan nanti, Taufik ingin mengubah kebiasaan itu.
Ia ingin berbicara lebih banyak.
"Hei ada Taufik, haha Gita udah bilang sih lo bakal mampir, ayo masuk. Sarapan buat elo ada di meja, kota bekal Jose yang warna hijau, yang sebelah punya gue soalnya gue juga belum sarapan huhuhu. Jam Sembilan jemputan gue udah dateng... dan Fik gue belum—" Ocehan panjang perempuan di hadapannya yang tanpa spasi, tanpa tarikan nafas bagaikan rapper, membuat Taufik mengedip bingung.
"Anda siapa?" Pertanyaan Taufik membuat urat leher Rani tegang seketika.
Sialan pemuda itu selalu mempermainkannya jika tidak memakai make up!
"Rani! Gue Rani! Otak lo memorinya berapa sih? Masa lo ga tau gue—"
Taufik hanya terkekeh puas dan merangsek masuk ke dalam apartemen.
"Fik, I don't like that's jokes anymore." Omel Rani.
Taufik kembali memandang Rani datar, roti isi di tangannya belum sempat digigit karena Rani menatapnya galak. Namun dengan segala selera humornya Taufik berkata...
"Kamu kenal saya?"
"Ah, nyerah gue sama lo. Kok bisa Jose tahan sama lo?" Rani beracting hampir menangis sambil menghentakkan kakinya ke lantai, namun Taufik menikmati sarapannya khidmad.
Sungguh Taufik punya sifat jahil, hanya objek kejahilannya saja tidak ada, malangnya Rani yang jadi korban hari ini.
Taufik hampir berangkat sembari menenteng bekal untuk Jose saat Rani juga bersiap pergi dengan make up yang sudah terlukis sempurna di wajahnya yang memang cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I DON'T WANNA GET MARRIED!
General FictionMarriage just like walk in the park. Yes, jurassic park! Gue gak mau nikah!!!!