Sadar woy!

25.7K 4.5K 373
                                    

Gita baru saja menutup telepon dari Rani yang curhat digangguin anak yang punya perusahaannya, bahkan sampai ke tempat gym dan latihan pole dancenya.

Kalau anak yang punya perusahaannya itu Jomblo yah Rani mungkin senang-senang saja, kapan lagi di deketin anak konglomerat? Brondong? Guanteng pula.

Masalahnya Luke itu mau menikah, makanya Rani menghindar.

"Git, samlekom!" Teriakan Jose membuyarkan lamunan Gita, gadis itu kembali mengaduk sup yang dibuatnya untuk makan malam.

"Oh udah pulang? Meeting gimana?"

"Penulisnya ganteng coy, berlesung pipi. Gue mau kenalin ke Taufik eh dianya suka gue. Gagal lagi deh mewujudkan couple impian gue,"

Jose meletakkan ranselnya di atas sofa dan mengeluarkan sepasang sepatu pria dari sana dan meletakkan di deretan sepatu di depan pintu.

"Beres!"

"Sepatu siapa lo colong? Kegedean itu," Protes Gita.

Jose bangkit dan berdecak sebal.
"Ini Teknik Git."

"Teknik apaan anjir? Ntar kalau ada orang dateng dikiranya kita nyembunyin cowok di dalem. Disangka kumpul kebo kita," Gita mulai menyiapkan makan malam di atas meja.

Jose sudah mengambil tempat sembari membaca kembali naskah yang dibawanya pulang.

"Singkirin gih sepatunya!" Perintah Gita.

"Enggak! Itu untuk mencegah kejahatan tau. Tahu gak kita sering pesan makanan, sering kedatengan paket juga. Gimana kalau kurirnya tahu dan hapal kita cuma tinggal berdua cewek semua? Itu bakal jadi penangkal orang yang berbuat jahat tau. Seenggaknya mereka mikir dua kali kalau jahatin kita berdua kalau tahu ada cowok juga di rumah,"

Gita berpikir sejenak, agaknya benar juga yang dikatakan Jose, tidak bisa disangkal kalau wanita itu objek yang sangat empuk untuk berbuat jahat.

"Ya udah deh. Terus itu sepatu siapa?"

"Taufik. Hehe, gue colong tadi di tempatnya,"

Gita menghela nafas dan ikut duduk menikmati makan malamnya bersama Jose yang sudah terlihat lahap. Mungkin gadis itu belum makan sejak siang.

"Tapi Rani nelpon, curhat-"

"Soal cowok baru yang deketin dia." Potong Jose.

"Kok tau?"

"Udah ketebak. Sekarang apalagi profesinya? Pegawai biasa? Manajer? Pilot? Enggenering? Atau Atc?"

"Anak yang punya perusahaan," Jawaban Gita membuat Jose tersendak. "Uhuk-uhuk. Serius?"

"Gila drakor banget gak sih hidup tuh anak? Gue juga pengen!" Keluh Gita.

"Anaknya yang punya perusahaan beneran?" Jose masih tidak percaya.

Jose tahu Rani cantik, tapi maksimal kecantikan itu hanya bisa menggaet pilot. Lah ini sampai yang punya perusahaan? Besok Jose harus tanya apa skincare Rani pokoknya!

"Iya. Iri gue,"

"Loh kok iri? Bukannya elo habis makan siang kemarin sama kak Januar? Gue liat kali instastorynya. Kenapa gak jadian aja sih kalian? Sering jalan bareng gitu. Gue yang gemes."

Entah berapa kali Gita harus mendengar pertanyaan ini.

Ia memang dekat dengan Januar, sangat dekat malah. Tapi Gita hanya menganggap Januar itu mantan pegawai dan teman saja tidak lebih meskipun pria itu cukup nyambung dengannya.

I DON'T WANNA GET MARRIED!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang