~~~Chapter 8~~~

292 48 3
                                    

apa kau masih ingin menikahi jungkook?

Pagi ini berkabut tebal.Jihyo yang sedang duduk dipinggir sungai istana menatap lurus kedepan, dengan tangannya yang setia dengan secangkir teh hijau kegemarannya. Tatapannya sedingin es, dan sejatam pedang. Satu kalimat itu mampu membuatnya tidak tidur semalaman.

"haa.. "

Jihyo menghela nafas panjang, lalu meminta pelayan mengambilkan kertas dan pena. Tak butuh waktu lama pelayan itu sudah datang dengan segulung kertas dan pena.

Jihyo terlihat menulis sesuatu, selesai dengan itu, jihyo menggulung kertas yang sudah terdapat pesan disana,lalu ia berikan kepada pelayan itu.

"antarkan surat ini kekerajaan park,namun jangan sampai Ibunda ratu jisoo mengetahui nya, ini surat rahasia, jangan sampai ada orang lain tau selain kim jennie, park jimin dan kang soobin! "-tegas jihyo kepada pelayan tersebut.

"baik, yang mulia ratu park! "-pelayan itu bergegas meninggalkan jihyo, yang menatap kepergian pelayan tersebut.

Ia beranjak dari tempatnya berada dan kembali keistana.

-----------------------------------

"jihyo aomma! "

"youngsoon! Kemarilah! "-jihyo berjongkok sembari merentangkan tangannya,dengan senang hati youngsoon melompat memeluk jihyo. Jihyo berjalan sembari menggendong youngsoon.

"panggil imo saja ya? "-pinta jihyo,jihyo hanya tak suka dipanggil aomma, entah kenapa?

"ahh.. Wae-yo? "-youngsoon dengan wajah sedihnya. Jihyo yang gemaspun mencubit pipi gembul youngsoon.

"nurut aja.. Aku bukan ibumu"-ujar jihyo.

"tapi.. "

"tidak ada bantahan!"-tegas jihyo namun sembari terkekeh agar youngsoon tidak takut padanya.

"arrasheo, imo.. "-youngsoon tersenyum manis. Jihyo hanya tersenyum palsu.

"imo, bolehkah soonie bermain bersama imo, nanti? "-tanya youngsoon yang setia memeluk jihyo.

Sedangkan jihyo hanya mengngangguk,tanda ia mau.

"Yee!!! Nanti setelah makan siang soonie, akan kekamar imo! Janji, ya?"-youngsoon menunjukan jari kelingking,meminta agar jihyo tidak mengikari.

"keroum! "-dengan senang hati jihyo mengaitkan jari kelingkingnya dengn jari kelingking milik youngsoon.

"sebaiknya kamu kembalilah kekamarmu, beristirahat, karna soonie membutuhkan tenaga lebih bermain dengan imo"-canda jihyo.

"benar! Ya sudah youngsoon kembali dulu, sampai jumpa, imo! "

Jihyo menurunkan youngsoon, sedangkan youngsoon langsung lari kembali kekamarnya, sedetik kemudian wajah jihyo yang tadinya berseri-seri bahagia kini hanya ada wajah dingin dan tatapan tajam. Ia berjalan menuju kamar rose aomma.

Tok! Tok!

Ceklek!

"jihyo!!!"-rose aomma langsung memeluk jihyo erat, tapi jihyo melaha berusaha melepaskan pelukannya itu.

"wae? Apa aomma memiliki salah padamu? "-tanya rose aomma bingung dengan sifat dingin jihyo.

'bukan aomma, hanya saja aku sedikit membenci hal yang ada sangkut pautnya dengan pembunuh itu!'-batin jihyo tersenyum kecut.

"ani.. Aomma memelukku terlalu erat"-bohong jihyo.

"ahh.. Mian ne, jihyo-ya! Nomu-nomu mian ne? Aomma tidak bermaksud"-rose aomma terlihat khawatir.

Sword&Flower[End S1;REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang