~~~ Chapter 19~~~

301 50 10
                                    























Angin malam berhembus cukup kencang. Bulan mulai tertutup awan, suara gemuruh petir menandakan hujan akan seger Turun.

Seorang gadis tak berdaya dan sangat mengenaskan. Terbaring lemah, dengan keadaan yang sangat menyedihkan. Hanbok yang sudah kotor dan banyak bercak darah dimana-mana. Luka-luka diwajahnya mulai mengering.

Sampai suara kuda terdengar mendekat, aku berharap siapapun datang menolongku, gadis itu dalam diam memohon dihatinya.

Buk!

Suara seorang turun dari kuda. Gafis ini tak bisa melihat siapa yang datang. Karena keadaanya memunggungi orang yang kini berjalan kearahnya. Seseorang itu berjongkok dan menyingkirkan anak rambut gadis itu, "aku akan menolongmu gadis malang", Gadis itu tak mengenal suara seseorang yang sepertinya pria ini, ia belum pernah mendengar suara berat ini.

Pria ini mengangkat tubuh rapuh gadis dengan mudahnya dan membawanya  keatas kudanya diikuti dirinya. "Aku akan membawamu, dan mengobatimu, tenanglah", suara yang cukup mampu menenangkan hati sang gadis. Kuda itu berlari atas printah sang pria dengan cepat.

                                                                                      

"Sepertinya hujan akan turun", Jihyo menatap keluar jendela. "Biarkan sudah lama tidak hujan juga, kasian para petani", Boemgyu yang sibuk membaca buku sambil tiduran di atas tempat tidur Jihyo.

Sejak kejadian siang tadi, Boemgyu jafi lebih dekat dengan Jihyo, bahkan ia kini semakin manja kepada Jihyo. "Kembalilah kekamarmu, aku ingin istirahat", bukan berniat mengusir, Jihyo hanya ingin istirahat. Sudah cukup lama Boemgyu di kamarnya, entahlah kenapa ia jadi betah dikamar Noonanya ini.

Tzuyu memasuki kamat Jihyo, "Yang Mulia, Yang Mulia Raja Jungkook menuju kemari", Ujar Tzuyu, membuat Jihyo menghela nafas. Boemgyu melihat perubahan raut wajah Jihyo, "Ada apa dengan wajah Noona? Kenapa lesu begitu saat Jungkook Hyung kemari?", Jihyo membisu, sebisa mungkin ia mencari jawaban yang masuk akal. "Dia itu merepotkan dan sangat menyebalkan seperti kamu contohnya".

"Mwo?!", Boemgyu langsung melempar bantal kepada Jihyo. "Heyy, Aku Noona-mu!", ungkap Jihyo sedikit kesal dengan kelakuan Boemgyu. "Apa peduliku?".

Bugh!

"Akhh.. Appo Noona!", Boemgyu mendapatkan lemparan bantal cukup keras dari Jihyo.

"Ada apa dengan kalian?", suara bass seseorang menghentikan pertengkaran kecil Boemgyu dan Jihyo. "a-aku pergi dulu, selamat menikmati waktu berdua!", Boemgyu  berlari meninggalkan kamar, dan tersisalah Jihyo dan Jungkook.

Tak ada yang memulai pembicaraan. Jihyo memberanikan diri, "Kenapa kau kemari?", dengan suara dan wajah sedatar mungkin. Tzuyu mengerti, mungkin sepasang suami-istri ini butuh waktu, jadi ia memilih meninggalkan kamar.

"berkunjung kekamar istriku", Jihyo membulatkan matanya, entahlah ia belum terbiasa dengan panggil tersebut. "Untuk Apa?!", Jungkook bukanya menjawab  malah berjalan mendekati Jihyo, membuat Jihyo berjalan mundur. "Mau apa kau!", tiba-tiba Jihyo diserang rasa gugup.

Jungkook menghentikan langkahnya. Kink jarak diantara mereka hanya berjarak mungkin satu jengkal saja. Dengan leluasan Jungkook memandangi wajah ayu Jihyo, "Aku ingin kau menemaniku".

"eodi?!"

                                    

"Naik!", Jihyo mengangkat sebalah alisnya, memandangi Jungkook yang sudah duduk diatas kuda dan kini mengulurkan tangan kepadanya. "Kau ini bodoh atau bagaimana? Aku tak bisa naik keatas kuda jihyo kau sudah duduk diatas kuda, kau tak lihat hanbok ini sangat merepotkan?!", kesal itulah yang tergambar dari raut wajah Jihyo. "Ya sudah lepas saja!"

Sword&Flower[End S1;REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang