~~~Chapter 9~~~

264 43 1
                                    

"Rasa sakit yg kamu rasakan adalah rasa yg juga menyakitiku,cinta itu hubungan yg tersalurkan dg sendirinya,walau orang itu tak membalas perasaan itu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Jihyo dan rombongan telah sampai dikediaman keluarga kim,yaitu keluarga seokjin,ia langsung menemui seokjin dan sana istri seokjin,keluarga seokjin dianugrahi satu orang putri cantik bernama,Kim Jisa,gadis berumur 8 tahun yg cerdas dan tangkas,ia sgt menyukai olahraga bela diri,dan berburu,ia juga menyukai buku. Jihyo adalah teman yg sgt jisa sayangi.

"jisa-ah? Apakah kau sudah ijin kepada appa-mu ingin ikut berburu denganku?"-tanya jihyo yg berjalan beriringan menuju halaman belakang untuk bersiap berburu dihutan.

"keroum! Jihyo imo..jisa ingin naik kuda sendiri,bolehkah?"-tanya jisa dg eogyo demi merayu imo-nya tersebut.

Dg cepat jihyo menggeleng,tanda ia tak memperbolehkan jisa dg kuda sendiri,"Sirro! Dihutan berbahaya,jika kau tak menurut,maka imo tak memperbolehkanmu ikut berburu!"-

"Imo! Arra-arra..jisa ikut kemauan imo" wajah jiwa tampak tak bersabat,jihyo terkekeh kecil melihat pipi gembul gadis itu menggembung. "iagoo! Keponakan imo,ya sudah kajja-yo!".

Mereka bergegas menuju halaman belakang kediaman keluar kim seokjin. Rumah yang terbilang lumayan luas dan sedikit jauh dari kota,sangat nyaman dan asri. Jihyo dan jisa menghampiri kuda coklat yg sudah disiapkan oleh penjaga.

Jisa naik terlebih dahulu,sedangkan jihyo menerima busur dan anak panah untuk berburu,tak lupa jihyo menyelipkan belathi dipinggangnya untuk berjaga,ia juga memberikan anak panah dan busur yg lebih kecil untuk jisa,gadis kecil itu tersenyum bahagia srmbari menerimanya dg mata berbinar,"gumawo,imo!" seru gadis kecil itu,jihyo mengangguk dan naik keatas kuda tersebut,"apa kau siap!" tanya jihyo bersemangat,"kajja imo!!!" jawab jisa tak kalah semangat.

Kuda itu berlari dg cepat melesat berlalu meninggalkan rumah seokjin,dan masuk kedalam hutan rimbun.

"imo,lihat!" seru jisa saat melihat seekor tupai diatas pohon,"cobalah takap dia" tantang jihyo,membuat jisa tersenyum devil. Jisa mengambil satu anak panah,menarik busur panah itu perlahan,sembari memastikan ia mengenai tupai itu.

Jeprett!

"jisaaa bisaa!!! Lihat omi! Jisa bisa!" jisa turun dari atas kuda,dan berlari mencari tupai yg sudah ia panah sendiri,jihyo ikut turun dan mengikat kudanya disebuah pohon besar,lalu mrngejar jisa,"jisaa! Jangan terlalu jauh!".

Sreakk!

"jisaaa!/imoo!!" teriak jihyo saat jisa dan dirinya terpeleset ,terjatuh kejurang.

Bruk!

Kepala Jihyo menghantam pohon besar,jisa menangis dalam dekapan jihyo,"hiks..i-imo..hiks" jisa menatap jihyo yg tak sadarkan diri,air matanya mengalir deras,"imoo!!! Hiks. Hiks..!" jisa memeluk jihyo erat,sembari menangis histeris dalam drkapan jihyo.

'siapapun tolong..'

.....................................

"oppa? Dimana jihyo dan jisa? Aku tak melihatnya seharian ini?" tanya sana,menghampiri seokjin yg tengah membaca buku.

"ia dan jisa pergi berburu" jwb seokjin dg santai,tanpa menatap istrinya.

"Mwo?!tanpa pengawalan!" suara tinggi sana membuat seokjin terlonjak kaget,"memangnya kenapa? Kau tak percaya dengan jihyo? Diseorang prajurit kuat,dan ratu yg bijak,dia dan jisa akan baik-baik saja!" tegas suami sana,namun hati sana berkata lain,hatinya tak tenang,hari mulai sore dan mereka belum kembali. "aniya oppa..kita harus mencarinya! Hari sudah mulai malam,dan mereka belum kembali sejak pagi tadi! Kita harus mencarinya! Atau takan ku biarkan kau tidur dikamar!" ancaman yg mampu membuat seokjin beranjak dari tempatnya,"ne!apa kau ikut?",tanya seokjin berhenti berbalik menunggu jawaban sana,namun sana hanya menggeleng tanda ia tak mau,"apa ku ingin membahayakanku,dan anakmu yg ada didalam sini?" pernyataan sana membuat seokjin membulatkan mata,ia berjalan lalu menangkup wajah sana,dg kedua tangannya,sembari menatap istrinya intens,"jjinja chagi-yaa?!" sana mengangguk tanda membenarkan ucapan seokjin,membuat suaminya tersenyum bahagia,"wahhh..pada baru beberapa hari aku membuat sudah jadi saja!" candanya,mengundang tatapan tajam sana,"palli!! Hari mulai malam! Aku tak mau tau jihyo dan jisa harus ketemu!!!" tegas sana, dg meninggikan suaranya,"ba-baiklah! Aku berangkat" seokjin mengecup dahi sana lalu perut datar sana,"jangan nakal saya,jaga ibumu,ne? Appa pergi dulu" seokjin dan sana tertawa senang,lalu seokjin berlalu meninggalakan ruang kerjanya.

Sword&Flower[End S1;REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang