~~~ Chapter 26 ~~~

284 54 28
                                    








"Andwee!!! Hoshh..hoshh"

Astaga, mimpi barusan kenapa terasa begitu nyata? Aigoo, sampai-sampai kepalaku pening dan berkeringat dingin. Aku turun dari tempat tidur, mengambil air atas meja, dan meneguknya habis. Ku netralkan nafasku. Malam yang sudah sangat larut aku terbangun karena mimpi buruk itu, apakah ini karena aku terlalu mengkhawatirkannya? Atau  apa karena kau mengkhawatirkan appamu, nak?.

Aku usap parutku, lalu menghela nafas panjag. Mungkin berjalan-jalan sebentar tak apa? Ku ambil mantelku, dan keluar kamar. Jennie dan Tzyuyu sudah berada dikamarnya.

Istana sangat sepi, hanya ada beberapa penjaga yang lewat patroli seperti biasa. Kulangkahkan kakiku menuju taman istana, lebih tepatnya menuju sungai. Semuanya masih sama, aku duduk bersila dirumput sambil memandangi langit yang cerah, dengan dihiasi taburan bintang.

Dimana jungkook saat ini? Apakah ia baik-baik saja? Bagaimana keadaanya?, entahlah rasanya sepi saja, biasanya pria itu akan memaksaku untuk menemaninya disaat malam tiba, namun sekarang, tak ada yang lagi memaksaku, tak ada lagi yang menggodaku, tak ada lagi yang merengek seperti bayi dan manja, tak ada lagi yang bisa kupeluk hangat saat tidur. Dadaku terasa perih, mengingat mimpi menakutkan itu, bagaimana jika itu terjadi? Tidak, aku tidak bisa membayangkanya! Bagaimana dengan nasib jeon kecil didalam perutku? Ya Dewa dimanapun Jungkook berada aku mohon padamu lindungi dia, walau aku masih belum yakin aku sudah kembali mencintainya apa belum, tapi kutitipkan dia padamu.

Seandaikan adik-adiku yang menyebalkan itu tak melarangku mungkin sudah dari beberapa hari yang lalu aku mencari Jungkook. Tapi jika aku boleh jujur, saat ini aku benar-benar merindukanya, merindukan Jungkookku.

                                      

Jihyo masih setia duduk di tepi sungai, walau udara malam semakin dingin. Tatapanya sayup, sepertinya ia benar mengkhawatirkan Jungkook. Ia memeluk dirinya sendiri, sampai akhirnya terdengar isak tangis kecil.

Ia mengakat wajahnya yang sudah berlinang air mata, "B-bagaimana jika sampai terjadi sesuatu kepadanya?! Hiks.. Ani, aku belum siap hiks, Arghh!!!", Jihyo mengambil batu yang ada disampingnya dan melemparnya ke sungai, sebagai pelampiasanya.  "Wae?! Aku hanya ingin bahagia! Tapi kenapa selalu saja ada hal yang menghancurkanya! Hiks, aku membenci semua ini! Aku membenci takdir ini hiks, namun... apa yang bisa kuperbuat untuk menghentikan penderitaan ini? Hiks". Seketika tangisanya terhenti, dan berganti senyuman iblis.

"tunggu dulu, ada yang aneh dengan mimpi itu, kenapa mimpi menakutkan itu sangat detail dan terperinci? lalu siapa itu Zeern", nama yang sangat familiar ditelinga Jihyo.

"ahh..arra-arra sepertinya mimpi itu adalah petunjuk yang Dewa berikan kepadaku, Arrasheo Zeern-ssi, kita lihat siapa yang akan sujud dibawah kaki siapa? Ouh, sepertinya kau mencari musuh yang kurang tepat, ck.. Sepertinya ada rahasia yang disembunyikan disini, menarik...", senyuman penuh arti terlihat jelas diwajah ayu Jihyo. Tanpa babibu, Jihyo beranjak dari tempatnya, dan kebali kekamarnya.

                                       

Pagi ini Yoongi dan Namjoon melanjutkan tugas mereka selayaknya, seperti tak terjadi apapun, di sisi lain Jihyo sudah merasakan kejanggalan dikeluarga ini, seperti ada hal besar yang ditutupi dari dunia luar. Ia bertekad mencari tahu tentang rahasia itu, ia merasa aneh saja, Raja mereka hilang namun kenapa mereka terlihat biasa saja seakan semua baik-baik saja.

"Pelayan!" panggil Jihyo kepada pelayan istana. "Ne, Yang Mulia ada perlu apa, anda memanggil saya?".

"Panggilkan Perdana mentri Namjoon, Jendral Yoongi, dan Kepala dapur Seokjin".

Sword&Flower[End S1;REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang